Page 57 - Majalah Berita Indonesia Edisi 11
P. 57
(BERITA MANCANEGARA)BERITAINDONESIA, 20 April 2006 57the Liberation of Timor-Leste,’Tahun 1974 terjadi RevolusiBunga di Portugal, dimanaseluruh daerah jajahan Portugal di Afrika dan Asia, termasuk Timor Leste, yang dibebaskan untuk menentukannasibnya sendiriSituasi tersebut dimanfaatkan para pejuang Timor Lestedengan mendirikan sebuahwadah politik yang dikenalsebagai the ‘Associacao SocialDemocrata Timorense’ (ASDT)atau Timorese Social Democratic Association (TSDA).Mari diangkat sebagai wakilsekretaris jenderal. ASDT kemudian berubah menjadi Fretilin pada tanggal 11 September 1974. Mari Alkatiri duduksebagai central committee dengan tanggung jawab utama dibidang hubungan internasional. Kemudian pada bulan Oktober 1975, ia terpilihsebagai National PoliticalCommissioner.Masuknya Indonesia padatahun 1975 berakibat semakinberkembangnya situasi politikTimor Leste. Muncul gerakan‘the National Liberation ArmedForces of Timor-Leste’ atau Falintil, tanggal 20 August1975. Mari Alkatiri menjadisalah satu pemimpinnya.Mari ditugaskan melakukankampanye ke luar negeri dan mendapatkan dukungan. Ia melakukan kunjunganke delapan negara Afrika. Sekembalinyadari perjalanan ke luar negeri Maridiangkat oleh Dewan Nasional untukmenyusun persiapan konstitusi sementara Timor Leste merdeka.Fretilin kemudian melakukan proklamasi kemerdekaan Timor Leste padatanggal 28 Nopember 1975, dengan namaDemocratic Republic of Timor Leste. MariAlkatiri diangkat sebagai Menteri NegaraUrusan Politik.Masih dalam kaitan dengan kampanyeitu, Wakil Presiden dan Perdana MenteriTimor Leste Nicolao Lobato kemudianmengutus sejumlah tokoh muda TimorLeste ke luar negeri, termasuk MariAlkatiri. Delegasi itu meninggalkan tanahairnya pada tanggal 4 Desember 1975.Mari adalah salah satu dari tiga orangpimpinan Timor Leste yang meninggalkan Dili terakhir kali. Ia berada diMozambique sampai tahun 1999, menjelang jajak pendapat dilaksanakandengan pengawasan International.Pengalaman bersejarah yang dialamioleh Mari saat berada di pengasinganadalah partisipasinya di Dewan Keamanan PBB pada bulan Desember 1975yang menghasilkan resolusi PBB.Pada tahun 1977, Mari Alkatiri diangkatsebagai Menteri Luar Negeri Timor Lestedalam pengasingan. Jabatan ini diembannya sampai dengan tahun 1982.Selama ini, Mari selalu aktif ikut sertadalam setiap sesi Komisi IV PerserikatanBangsa Bangsa sebagai wakil dari TimorLeste.Menjunjung Amanah Pada bulan April 1998, para pejuangTimor Leste mendirikan wadah mutakhirmenjelang kemerdekaannya yaitu CNRT,untuk pencepatan proses kemerdekaan.Di dalamnya tersusun Magna Carta yangberisi konsep kedepan Negara TimorLeste merdeka. Dr Mari Alkatiri adalahpencetus Magna Carta dalam posisinyasebagai National Political ComisssionCNRT.Pada bulan Agustus 1999, Dr.Mari Alkatiri diangkat olehPresiden CNRT Xanana Gusmao untuk bertanggung jawabpenuh atas nama CNRT terhadap urusan Timor Sea yangkemudian dengan piawai diperoleh hasil pembagian 90:10untuk Timor Leste dari Australia. Timor Leste kemudianberhasil melakukan kerja samabesar dengan Conoco Phillipsdalam mengembangkan proyek Bayu-Undan di Timor Seadengan perkiraan penghasilanuntuk Timor Leste 17-20 tahunmendatang sekitar 3 miliardolar AS. Dr Mari Alkatiri memegangamanah yang amat berat, yaknimembangun Timor Leste. Dibawah kepemimpinannya, duatahun terakhir ini Timor Lestetelah menjadi anggota dariIMF, World Bank, ADB, ACPEU dan CPLP (persatuannegara-negara berbahasaPortugis – walau sebenarnyasangat sulit untuk menerapkannya di tengah masyarakatyang terbiasa berbahasa Indonesia dan Tetun). Timor Lestejuga menjadi peninjau dari PIF(organisasi negara Pasifik) danASEAN. Diharapkan dalamwaktu dekat, ASEAN akanmemasukkan negeri ini menjadi anggota penuhnya sehingga semakin mengakrabkan hubungan antarasesama anggota, khususnya TimorLeste-Indonesia.Untuk jerih payahnya memperjuangkan dan memimpin Timor Leste, MariAlkatiri banyak mendapatkan penghargaan international. Salah satu yangamat prestisius adalah “Lifting Up theWorld with a Oneness” yang diterimanya pada ulang tahun ke-58 PBB di NewYork tahun 2003. Penghargaan yangsama diberikan kepada tokoh dunialainnya yaitu ; Nelson Mandela, PausJohn Paul II, Mother Theresa danMohammad Ali.Ia menikah dengan seorang wanitaasli Timor Leste, Marina Mari Alkatiri,yang kini membantu negaranya sebagaiKuasa Usaha Timor Leste di Mozambique. Pasangan ini dikaruniai tigaorang anak, yakni Nurima, Lukeno danSolok.* Penulis adalah wartawan majalah BeritaIndonesia/ RHPenulis bersama PM Al-Katiri