Page 58 - Majalah Berita Indonesia Edisi 15
P. 58
58 BERITAINDONESIA, 22 Juni 2006Bangkit dari kebisuandi puncak gejolakperlawanan bersenjata para tentara yangdipecat pemerintah,Presiden XananaGusmao, pekan lalu, memecatMenteri Pertahanan RoqueRodriguez dan Menteri DalamNegeri Rogerio Lobato.Seperti yang diungkap olehjuru bicaranya Agio Pereira,Presiden Xanana membebankan kerusuhan bersenjata yangberkepanjangan beberapa hariterakhir pada pundak keduamenteri tersebut. Mereka dianggap tidak berhasil meredampemberontakan eks tentarayang merasa sakit hati ataspemecatan mereka, sehingganegara kecil bekas provinsi ke27 Indonesia itu mendatangkan balabantuan tentara internasional.Xanana mengambil keputusan untuk memecat kedua menteri tersebut setelah mengadakan konsultasi dengan PMMari Alkatiri dan sejumlahmenteri kabinetnya dalam pertemuan Senin (29/5) di IstanaKepresidenan. “Kebijakan darurat berlaku 30 hari, tetapidapat diperpanjang jika masihdiperlukan,” kata Xanana usaisidang kabinet.Para mantan tentara dan masyarakat yang melakukan perlawanan bersenjata dimintasegera menyerahkan senjatasenjata kepada 2.000 tentaraasing dari Australia, SelandiaBaru, Portugal dan Malaysiayang bertugas mengamankannegeri tersebut. Tentara asingdikerahkan atas permintaanpemerintah Timor Leste. Xanana memberlakukan jam malam sampai pukul 20.00 untukmengembalikan ketertiban dinegeri yang berpenduduk kurang dari sejuta jiwa itu.Sejauh ini kerusuhan tersebut telah menelan 27 jiwa.Pengumuman jam malam tersebut menyusul pembahasankhusus tentang konflik bersenjata tersebut. SebelumnyaMenlu Ramos Horta mengakuibahwa pemerintah telah gagaluntuk mencegah pecahnya aksiketidakpuasan tersebut. Diamenyalahkan PM Alkatiri atasberlarut-larutnya kerusuhantersebut. Sebagaimana yangdikutip Nine Network, Australia, Horta menilai pemerintahgagal mendekati berbagai kelompok yang bertikai untukmengakhiri pembangkanganmereka.Bentrokan kembali terjadihanya lebih kurang 100 meterdari Istana Kepresidenan Dili(30/5). Letusan sporadis bergema di seluruh kota, keduakelompok barat dan timurberhadap-hadapan di dekatjalan raya utama yang menghubungkan kota dengan bandar udara. Sekelompok pemuda yang memakai topengbersenjatakan pedang tradisional Timor Leste, parang dantongkat besi membakar danmerampas bangunan pemerintah, termasuk kantor menteri kehakiman. Asap hitam tebalterlihat di seluruh kota akibatpembakaran yang dilakukanoleh kedua kelompok yangbertikai.“Ke mana Australia? Mengapa mereka tidak ada disini?” kata seorang pria ketikamelihat rumahnya di pinggirkota, terbakar.Pemerintah mengizinkantentara asing untuk melucutidan menahan para pelaku kerusuhan. Menteri KehakimanDomingos Sarmento mengatakan 120 polisi paramiliter Portugal akan membantu tentaraasing tersebut. Kedatanganpasukan Portugal tersebut dipercepat setelah melihat situasiterakhir.Kendati situasi terus memburuk, lebih dari 100 warga Indonesia di Dili yang berprofesisebagai pedagang belum bersedia dipulangkan. Merekabelum bersedia meninggalkanbarang dagangan mereka yangbernilai ratusan juta rupiah.■AFP-MI-SHTimor LesteMasih BergolakKetidakpuasan meluas di negeri bekas provinsi Indonesiaini. Perlawanan tidak hanya dilakukan para tentara yangdipecat, tetapi juga kelompok masyarakat.Sebanyak 114 negara anggotaGerakan Non Blok mendukung hakIran untuk memiliki teknologi nuklir,dan mengutuk Israel yang menduduki wilayah-wilayah Palestina secarabrutal. Pernyataan tersebut dikeluarkanpada akhir pertemuan dua hari di Malaysia, Ketua GNB saat ini.GNB menegaskan semua negara berhak“tanpa diskriminasi” memiliki teknologinuklir untuk penelitian dan sumber energi.Karena itu mereka mengecam setiap serangan terhadap fasilitas-fasilitas nuklir tujuan damai.“Setiap serangan atau ancaman terhadap fasilitas-fasilitas nuklir untuk tujuan damai—baikyang sudah beroperasi maupun dalam tahap pembangunan—merupakan ancaman besar bagiumat manusia dan lingkungan serta pelanggaran hukum internasional,” demikian sebagianisi komunike yang dikeluarkan pada akhir pertemuan para Menteri Luar Negeri GNB. ■ MI-SHBERITA MANCANEGARAPresiden Iran Mahmoud AhmadinejadGNB DukungNuklir Iran

