Page 59 - Majalah Berita Indonesia Edisi 15
P. 59


                                    (BERITA DAERAH)BERITAINDONESIA, 22 Juni 2006 59Ironis kedengarannya. Namun itulahrealitanya. Kalau dulu kota Bandungdikenal sebagai “Parijs vanJava” atau sebagai “KotaKembang”, kini julukan itubertambah lagi. Yakni sebagai “KotaSampah”. Pasalnya, seperti diberitakanmedia massa, kian hari sampah di kotaBandung ini semakin menggunung.Di sejumlah Tempat PembuanganSementara (TPS) sampah, seperti di Jl.Ambon dan Jl.Puter, selain menimbulkanbau menyengat, tumpukan sampah jugamenyita sebagian badan jalan. Demikianpula di TPS Jl.Taman Sari, onggokansampah terlihat meluber dan nyarismencapai median jalan. Beberapa wargasecara sinis meyebut “Bandung lautansampah”.Seperti diberitakan Kompas (21/5), bausampah yang menyengat itu dirasakanlangsung oleh Presiden Susilo BambangYudhoyono saat ia dan rombongan berangkat lewat jalan darat dari Jakartamenuju Bandung, Sabtu (20/5) lalu.Presiden ke Bandung untuk mengikutilomba lari 10 K yang diselenggarakanGema Nusa pimpinan AA Gym. Begitukeluar dari pintu Tol Padalarang, SBYmengaku mulai mencium bau sampahsaat di pinggir kota dan mulai berkurangsetelah Cihampelas. Masyarakat yangberada di pinggir jalan juga menyambutdengan meneriakkan ‘sampah…sampah’.Kondisi yang memprihatinkan inimenggugah mahasiswa ITB melancarkankritik. Dengan memakai masker, Jumat(19/5) mereka menggelar peragaan busana dan pemilihan “Miss Sampah 2006’dengan latar belakang TPS sampah diTamansari.Seorang warga di Jl.Taman Sari menyatakan, tumpukan sampah mulaiterlihat di beberapa tempat sejak duabulan terakhir ini. Alasannya, sampah itutidak terangkut karena tidak ada tempatpembuangan akhir (TPA) setelah TPACicabe ditutup. Pemerintah Kota Bandung mengaku mengalami kesulitanmencari lahan baru TPA sampah pascaditutupnya TPA Leuwigajah, April 2005lalu. TPA itu ditutup menyusul musibahlongsornya gunungan sampah yangmenyebabkan sejumlah rumah wargatertimbun dan lebih dari seratus orangmeninggal dunia.Banyaknya sampah di kota Bandungjuga membuat galau Menristek Kusmayanto Kadiman saat mendampingi Menteri Pendidikan, Budaya dan Sains Belanda, Maria van der Hoven meninjauObservatorium Bosscha di Lembang(Sinar Harapan, 8/5).Menristek yang mantan Rektor ITB danlama tinggal di Bandung sangat kecewadengan kondisi kebersihan kota ini.Menurutnya, Walikota Bandung DadaRosada harus memperhatikan masalahini secara serius. Kusmayanto juga menganggap tidak ada alasan jika PemkotBandung kesulitan mencari teknologiyang tepat untuk mengelola sampah.Karena teknologi itu telah banyak dibuatdi berbagai perguruan tinggi.M.Satori, seorang peneliti soal sampahdalam wawancara dengan Metro TVberpendapat langkah pemda Kota Bandung yang hanya mencari lahan tempatpembuangan sampah, bukan merupakanpemecahan yang tuntas. Sebab itu hanyamemindahkan masalah. Seharusnyasampah-sampah itu diproses di TPSsebagai bahan baku kompos. Selanjutnyadikirim ke plan-plan kompos yang adadan mereka siap menerimanya. Dengandemikian sampah itu benar-benar diolahdan dimanfaatkan menjadi bahan kompos yang punya nilai.Langkah penanganan sampah di Bandung dan juga beberapa kabupaten diJabar sepertinya tengah dirumuskan olehpihak-pihak terkait. Terlebih setelahGubernur Danny memanggil para bupatidan walikota ke Gedung Sate untukmemecahkan masalah yang berkepanjangan ini.Langkah ini mestinya menjadi agendaprioritas. Terutama setelah presiden‘mengultimatum’ dengan mengatakanapakah soal sampah ini harus ditanganipresiden.“Saya sudah bilang kepada Gubernurdan Walikota, tolong diatasi. Yang malubukan hanya Bandung, kita semua malu.Harus ada manajemen, karena ini menyangkut kesehatan masyarakat juga,”kata presiden seraya memberi waktu tigahari.Walikota Bandung mengaku sudahmenjajaki beberapa tempat untuk dijadikan TPA sampah. Misalnya di kawasan Pasir Impun, Cipatat dan Nagrek.Namun masyarakat setempat menolakkeras. Kini sedang diupayakan mencarilokasi lain, termasuk ke wilayah kabupaten Garut.Bupati Bandung Obar Subarna mengaku pihaknya telah menyiapkan TPAbaru sebagai pengganti TPA Leuwigajah.Namun dia belum bersedia menyebutkanlokasinya. “Nanti kalau dikatakan sekarang, masyarakat belum apa-apa menolak,” ujarnya sembari memberi contohpenolakan yang dilakukan masyarakat diCitatah.Menurutnya, lokasi yang disiapkan itutetap mengacu pada Rencana Tata Ruangdan Wilayah (RTRW) sehingga diharapkan tidak akan ada yang menolak. TPAini akan mampu menampung sampahdari kota Bandung, Kab Bandung danKota Cimahi. TPA ini akan dimanfaatkanuntuk jangka waktu 1-2 tahun.Selain menentukan lokasi TPA sampahyang sesuai, penerapan teknologi pengolahan sampah agaknya juga harusdilakukan. Kalau tidak, sampah akantetap menggunung di dalam kota. ■ SPBandung “Kota Sampah”Tumpukan sampah di mana-mana. Presiden SBY pun disambut bau sampah.Walikota tak mampu mengatasi?KOMPASMiss SampahBERITA DAERAH
                                
   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62   63