Page 12 - Majalah Berita Indonesia Edisi 17
P. 12


                                    BERITA TERDEPAN12 BERITAINDONESIA, 27 Juli 2006Sungguh tragis. Empat siswa dariseko-lah menengah atas yangberbeda mencoba bunuh dirilantaran tidak lulus ujian nasional tingkat sekolah menengah umum.Sebenarnya, mereka anak-anak yangpintar, tetapi dinyatakan tidak luluslantaran terseret mata pelajaran yangkurang dikuasainya.Sebenarnya yang membuat merekaputus asa bukan lantaran tidak lulus, tetapikeputusan pemerintah membatalkan ujianulangan seperti yang telah menjadi ketentuan sebelumnya. Mereka berharapmendapat kesempatan kedua untuk mendapatkan tiket ke perguruan tinggi. Harapan itu pun buyar. Menurut guru merekamasing-masing, mereka tergolong siswayang cerdas.Tadinya Departemen Pendidikan Nasional mengumumkan untuk membuka kesempatan ujian susulan, tetapi terhambatoleh hujan protes yang dipicu WakilPresiden Jusuf Kalla. Wapres menganggapujian ulangan sebagai pemborosan keuangan negara, padahal hajat itu diserahkan kepada sekolah masing-masing, tidaklagi dilakukan secara nasional. Apa bolehbuat palu sudah diketok, tidak ada lagipeluang kedua bagi mereka yang tidaklulus.Agaknya masalah tersebut sudah memasuki kawasan politik. Muncul spekulasibahwa PAN, partainya Menteri Sudibyo,dan Golkar, partainya Wapres Kalla,memanfaatkan kasus tersebut sebagaiwacana untuk kepentingan partai. Mungkin agak berlebihan, tetapi inilah asumsiyang muncul di publik.Namun yang jelas Sudibyo berada padaposisi, “maju kena, mundur kena.” Soalnya, DPR dan berbagai kalangan mendesak Mendiknas agar menggelar ujiannasional susulan. Suara yang muncul dirapat kerja Mendiknas dan Komisi X DPR(20/6) lebih banyak mendesak menteriagar membuka kesempatan ujian susulan.Alasannya, pemerintah tidak semestinyamengorbankan hak azasi anak didik danmengingkari prinsip multi-kecerdasan.Namun Subdibyo tetap tidak mau bergeserdari kebijakan ralat yang telah diambilnya.Rupanya, sebelum rapat tersebut, KomisiX menerima sejumlah aktivis LSM danorang tua murid yang tidak lulus. Sedianyamereka ingin langsung menyampaikanprotes kepada Sudibyo, tetapi sang menteri menyelinap keluar dari pintu rahasia.Rapat kerja yang semula diagendakanmembahas anggaran pendidikan tergeseroleh polemik ujian susulan. Kecuali fraksiPAN, semua anggota komisi yang hadirpada raker tersebut lebih bersemangatmembicarakan masalah kontroversialtersebut. Apa boleh buat niat Sudibyomengangkat pembahasan anggaran pendidikan 2007, tak kesampaian. Sudibyopulang dengan tangan kosong dengansetumpuk pekerjaan rumah yang menyesakkan.Para anggota komisi juga meragukankesimpulan Badan Standar NasionalPendidikan (BSNP), bila dibandingkanhasil ujian nasional yang lalu, hasil UN2006 menunjukkan peningkatan mutupendidikan. Tiga anggota parlemen darifraksi PDIP, PKB dan PDS—Wayan Koster, Hafidz Ma’some dan Ruth NinaKedang—menilai terlalu dini memberikesimpulan seperti itu. Alasan mereka,banyaknya temuan kecurangan di sejumlah daerah, juga adanya praktikpendongkrakan nilai. Sedangkan soalPalu Sudah DiketokMendiknas Bambang Sudibyo “maju kena mundurkena.” Vonisnya yangmeniadakan ujian susulanmengundang polemik.kecurangan diakui sendiri oleh Sudibyo.Penilaian serupa muncul dalam diskusiyang diselenggarakan oleh Forum Bersama. Peserta diskusi, kebanyakan orangtua murid yang tidak lulus, mempertanyakan peningkatan angka kelulusan yang luarbiasa. Mereka mengeritik klaim BSNPbahwa peningkatan kelulusan cerminpeningkatan mutu pendidikan menengahsecara nasional.“Peningkatan mutu pendidikan tidakbisa dilihat dari nilai kelulusan sematamata,” kata Suparman, Ketua UmumFederasi Guru Independen Indonesia.Di dalam diskusi tersebut, para orang tuamurid menyesalkan kebijakan UN yangmereka nilai tidak adil.Seorang praktisi pendidikan mengatakan kepada Berita Indonesia, seorangsiswa yang nilainya jatuh pada matapelajaran tertentu, tidak berarti dia bodoh.Tidak semua siswa bisa menguasai matapelajaran; misalnya, matematika. Karenaitu, dia berpendapat seharusnya penentuan lulus atau tidaknya seorang siswatidak ditentukan oleh satu atau dua matapelajaran. Praktisi pendidikan yang menolak disebut namanya itu, mengatakan,kenyataan sehari-hari menunjukkan,banyak siswa cerdas yang punya nilai minus pada mata pelajaran tertentu. “Mestinya ini menjadi pedoman untuk menentukan minat anak didik di jenjangberikutnya, tidak memilih asal jurusanfavorit,” katanya.■ SH
                                
   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16