Page 66 - Majalah Berita Indonesia Edisi 22
P. 66
66 BERITAINDONESIA, 5 Oktober 2006BERITA HUMANIORASang KanibalMenanti BebasKepulangannya setelah masa hukumanhabis ditolak keluarga dan penduduk desa.SUMANTO: Kebebasannya mencemaskan tetangganya.ari-hari belakangan ini, penduduk Desa Plumutan, KecamatanKemangkon, Kabupaten Purbalingga, berdebar-debar cemas. Masalahnya, salah satuwarga mereka yang kini tengahmendekam di Lembaga Pemasyarakatan Purwokerto akansegera bebas, sehari setelahLebaran.Bukan tanpa alasan merekamerasa cemas. Narapidanayang segera bebas itu adalahSumanto, yang beberapa tahun lalu dikenal sebagai kanibal pemakan mayat.Seperti dilaporkan Republika, 9 September 2006, sejumlah warga Plumutan menemui kepala desanya, CiptoYuwono. Mereka mendesakagar Kades menolak kepulangan Sumanto ke desa itu.Nama Sumanto menjadimomok, bukan hanya di desatempat tinggalnya maupundesa-desa sekitar. Kasusnyamenjadi berita nasional yangmembuat orang jijik dan merinding.Pada Januari 2003, ayahberanak satu ini membongkarmakam Mbok Rinah, tetangganya yang dimakamkan beberapa jam sebelumnya. Jenasahperempuan tua itu dibawanyake rumah. Ia menguliti jenasahitu dan memakan daging mentahnya. Potongan daging lainnya dimasak. Menurutnya kaladiperiksa polisi, perbuatan itusebagai bentuk penyatuan arwah Mbok Rina dengan dirinya.Atas perbuatannya itu, Sumanto diseret ke pengadilan,Juni 2003. Pengadilan NegeriPurbalingga memvonisnyalima tahun penjara potongmasa tahanan.Karena perbuatannya yangmengerikan itu, di Lapas Purwokerto yang dihuninya selama ini, ia nyaris dijauhi paranarapidana dan tahanan yangmerasa ngeri padanya. Tak adaseorang pun yang mau menempati sel yang sama dengannya, sehingga sel yangberkapasitas tiga orang hanyadia huni sendirian.Menurut sesama penghuniLapas, Sumanto masih tetapberperilaku aneh. Ia suka makan tikus, kecoa dan cicakmentah-mentah. Bahkan, kucing peliharaan Lapas pundibunuh dan dimakannya.Meski demikian, menurutKalapas Purwokerto Kristiadi,saat ini perilaku Sumantosudah membaik. Ia mulai rajinshalat, membaca Al Quran danmembaca buku-buku lainnya.Kristiadi juga didatangi warga desa asal Sumanto yangmeminta agar tidak membebaskan Sumanto. MenurutKristiadi, demi kemanusiaanbisa saja setelah bebas nanti,Sumanto dipekerjakan di Lapas.Tetap ingin pulangMenurut Kristiadi, dari hukuman penjara lima tahunyang harus dijalaninya, Sumanto hanya menjalani sekitarempat tahun saja karena iamendapat remisi.Menjelang pembebasan Sumanto, selain orang-orangyang menolak dia kembali kedesanya, ada juga orang-orangyang datang untuk menjanjikan pekerjaan bagi Sumanto.Beberapa orang dari Jakarta,ada juga yang dari Purwokerto.Kristiadi meminta Sumantountuk hati-hati dan tidak langsung menerima tawaran itu.Orang-orang yang inginmempekerjakan Sumanto jugadatang kepada Kades Plumutan. Menurut sang kades, Cipto, ada yang hendak mempekerjakan untuk keperluan dagang, entertainment dan tukang tagih hutang.Selain itu, ada juga pemilikpanti rehabilitasi di Karanganyar, Purbalingga yang menawarkan untuk menyembuhkan mental Sumanto sampaibisa bekerja.Sumanto, yang kasusnyapernah diangkat ke layar kaca,tampaknya tak menghiraukankontroversi yang muncul menjelang pembebasannya. Diatetap ingin pulang. Selama ini,dia juga tenang-tenang sajameski tak ada yang mau satusel dengannya. Ia menganggapsemua napi takut padanya.Tabloid Nova edisi 4-10 September memuat pengakuanSamen, ibunda Sumanto. Jikadi beberapa media, diceritakanbahwa Sanem juga menolakanaknya kembali ke desa mereka setelah dibebaskan, namun kepada Nova, Sanem mengaku pasrah.Menurut Sanem, Sumantomemang sudah nakal sejakkecil. Namun keanehannyabaru muncul setelah ia seringbepergian ke luar daerah untuk berguru ilmu kesaktian.Terakhir, saat merantau keLampung, Sumanto menikahiTugiyem dan membuahkanseorang anak perempuan, Titis Wahyu Widiyastuti.“Bagaimana pun ia anaksaya,” ujarnya seperti dikutipNova. Harapan Sanem, Sumanto mau bekerja setelahbebas nanti. Sementara dirinya sudah renta, tak bisa dijadikan sandaran hidup. Itupun ia masih harus mencaripasir di sungai ntuk menghidupi dirinya dan ayah Sumanto yang lumpuh. RHHMBOK SAMEN: Ibu Sumanto.foto: repro nova