Page 66 - Majalah Berita Indonesia Edisi 23
P. 66
66 BERITAINDONESIA, 19 Oktober 2006Bettini Wujudkan Obsesinya Doping Jadi MomokKasus doping atau penggunaanobat perangsang masih menjadimomok tersendiri dalam dunia olahraga. Berbagai sanksi yang dijatuhkan kepada para atlet yang melakukan doping seakan tak mampumembersihkan olah raga dari ancaman doping.Kali ini kasus tersebut melibatkansejumlah atlet di cabang olahragaatletik. Sprinter asal Ghana, AzizZakari, dijatuhi hukuman dua tahuntak boleh berlaga oleh IAAF (International Association of Atletics Federation – Federasi Atletik Internasional). Sanksi hukuman itu diumumkan di kantor IAAF di Paris,Perancis, Selasa (25/9) lalu.Menurut pengumuman itu – seperti diberitakan Indo Pos – Zakariterbukti bersalah menggunakandoping jenis anabolic steroid yangdiharamkan dalam kompetisi olahraga dunia. Pelari berusi 30 th ituterbukti menggunakan obat perangsang saat berlaga di KejuaraaanDunia 2005. Dalam tes doping yangdilakukan di Dakar, Senegal, diaterbukti positif menggunakan zattersebut.Dari Sri Lanka dilaporkan, pelariwanita negara tersebut, Chaturangide Silva juga terindikasi positifmenggunakan doping. Menurut timinvestigasi, Chaturangi memakaianabolic steroid di Pekan Olah RagaNegara-negara Asia Selatan di Colombo, Sri Lanka. Namun Chaturangi membantah dan mengaku hanyamengkonsumsi obat untuk menyembuhkan cedera di kakinya. Bila nantiterbukti bersalah, Chaturangi dannegaranya terancam kehilangan duamedali di even tersebut. Dia turutandil meraih medali emas nomorestafet 4 X 100 m wanita dan medaliperak untuk sprint 100 m. SPPaolo Bettini berhasil mewujudkan obsesinya.Menyandingkan gelar juara dunia balap sepeda denganmedali emas yang direbutnya di Olimpiade Athena 2004.embalap Italia Paolo Bettinimelaju sambil mengangkat kedua tangannya ketika melewatigaris finish pada KejuaraaanDunia Balap Sepeda di Salzburg, Austria,Senin (25/9) lalu. Wajahnya ceria. Diaberhasil menjadi orang pertama yangmemasuki garis finish. Prestasinya sebagai juara dunia kali ini sekaligus memenuhi ambisinya. Menyandingkan denganmedali emas yang diraihnya dalam Olimpiade Athena 2004 lalu.Seperti diberitakan Indo Pos (26/9),Bettini yang memperkuat tim Quick Step,menunjukkan keperkasaannya untukmenggenggam gelar juara dunia. Beberapa saat menjelang finish dia harus beradu kecepatan (sprint) dengan rivalnya,pembalap kawakan asal Jerman Erik Zabel dan Alejandro Valverde dari Spanyol.Atas kemenangannya ini, Bettini berhakmengenakan jersey pelangi, tanda pimpinan lomba. Dia meneruskan sukses yangditorehkan pembalap Italia sebelumnya,Mario Cipollini, yang meraih gelar juaradunia tahun 2002 lalu.“Berhak memakai jersey ini merupakansebuah pengalaman hebat setelah berbagaiusaha selama lomba menemui kegagalan.Ini hampir menjadi sebuah obsesi besar bagikehidupan saya,” ujar Bettini bersemangat.Beberapa saat menjelang finish, terjadipersaingan ketat di antara para pembalap.Battini mendahului Zabel dalam sprintsejauh 200 meter. Di belakang merekaValverde berusaha keras untuk menyusul.Namun upayanya terlambat dan hanyamenduduki posisi ketiga.Kepada wartawan Bettini mengungkapkan, tim yang dibelanya sangat solid.Mereka berusaha lebih dari seratus kilometer untuk mengeliminasi sebagianbesar rivalnya. Seluruh pembalap punsaling adu cepat sampai finish denganberbagai strategi yang ditunjukkan. Kesempatan untuk memenangkan balapanbagi Bettini muncul selepas tikungan terakhir. “Hal itu menunjukan betapa sulitnya sebuah balapan sepeda,” paparnya.Dia mengungkapkan rekan setimnya,Tom Boonen (Belgia), mempunyai andil sangat besar atas kemenangannya. Boonenyang memegang gelar juara dunia tahunlalu, masuk finish di urutan ke sembilan.Sementara pembalap Belanda MareianneVos menyabet gelar terbaik di kelompokwanita. Vos yang baru berusia 19 tahunmendapat julukan Dutch-phenomenon atasberbagai prestasinya di berbagai kejuaraanbalap sepeda di Eropa. Sebelum merebutgelar juara dunia kali ini Vos telah mengoleksi gelar juara Eropa. SPPBERITA OLAHRAGAAziz ZakariLisa Raih Perak di Kejuaraan DuniaLifter putri Indonesia, Lisa Rumbewas (53 kg)meraih medali perak pada Kejuaraan DuniaAngkat Besi 2006 di Santo Domingo. Lisamengangkat beban total 210 kilogram denganrincian 95 kg untuk angkatan snatch dan 115kg clean and jerk (CJ). Juara pada kelas 53 kgputri diraih Qiu Hongxia dari China denganangkatan total 226 kg (98 kg snatch dan 128kg CJ). Di Posisi ketiga atlet Thailand Chaleephay Suda dengan angkatan 207 kg (92 kgsnatch dan 113 kg CJ). Rekan Lisa sesamapenghuni pelatnas Asian Games 2006, OktaDwi Pramita berada di posisi kedelapan denganangkatan total 191 kg. Pengamat angkat besiHadi Wihardja, Selasa (3/10) mengungkapkan,posisi Lisa di Asian Games Qatar, Desembermendatang masih belum aman. Mengingat dibawahnya bercokol atlet Thailand, Chaleephayyang hanya berselisih tiga kilogram. “Kalau sajaLisa mampu mengulang angkat terbaiknyasewaktu di SEA Games Filipina 2005 lalu denganangkatan total 216 kg, perak Asian Games aman.Pada Kejuaraan Nasional di Sekayu, SumateraSelatan, bulan Agustus Lisa sudah berhasilmengangkat beban 118 kg untuk CJ, jadi tinggalmeningkatkan,” kata Hadi. Paolo Bettini