Page 49 - Majalah Berita Indonesia Edisi 29
P. 49


                                    BERITAINDONESIA, 18 Januari 2007 49BERITA DAERAHBerkahdi Balik BencanaNGO Jual Kemiskinan NTTuluhan truk terlihatdi lokasi bekas lahardingin yang dipenuhi pasir. Dengansigap sejumlah penduduk warga Sleman dan sekitarnya menaikkan pasir itu ke dalamtruk. Setelah penuh, truk tersebut meluncur meninggalkanlokasi. Membawanya ke berbagai pangkalan yang memesannya untuk kemudiandijual kepada yang membutuhkan sebagai bahan bangunan.Pemandangan serupa terlihat di beberapa sungai yangberhulu di Gunung Merapi.Belakangan ini aktivitas penambangan pasir memangkembali marak. Seperti di KaliGendol misalnya, aktivitaspenambangan telah mencapaikawasan Kepuharjo, Glagaharjo dan Argomulyo. Wargasekitar sungai itu mulai menambang pasir hasil erupsipada Juni lalu. Sejak pagiaktivitas penambangan sudahberlangsung di sana. Tak hanya orang dewasa, anak-anakpun terlibat dalam aktivitasitu.Naryo, warga Kepuharjo,mengungkapkan bahwa lahardingin itu membawa berkahtersendiri bagi warga. “Sejakerupsi beberapa waktu lalu,mata pencaharian kami mati.Sebab kami tidak boleh melakukan aktivitas penambangan,” paparnya seperti ditulisIndo Pos (24/12).Dalam sehari, Naryo bersama delapan warga lainnyabisa menambang 7 – 8 ritpasir. Kemudian dijualnya kepengusaha dengan harga Rp70 ribu per rit. Dia pun mengaku harus tetap waspadajika cuaca mendung di lerengMerapi. Karena bisa dipastikan akan turun hujan lebatyang berpotensi terjadi banjirlahar dingin.Buat PerdaBupati Magelang SinggihSanyoto bahkan berencanamembuat Perda yang mengatur agar kegiatan penambangan pasir dikelola bersamamasyarakat. “Dengan demikian pada akhirnya, GunungMerapi tidak lagi sekadar dipandang sebagai sumber bencana, namun sebaliknya, dapatmenjadi sumber daya alamyang menguntungkan bagilingkungan sekitarnya,” ujarSinggih (Kompas, 26/12).Pembuatan peraturan tentang penambangan ini dilakukan berdasarkan aspirasimasyarakat yang mendesakdiizinkannya kegiatan penambangan karena adanya luberanmaterial dari lahar dinginMerapi. Hal ini sekaligus merevisi Surat Keputusan BupatiMagelang No.19 Tahun 2004yang melarang penambanganpasir di kawasan Kali Bebengdan sekitarnya. „ SPKeterlaluan dan memalukan. Itu barangkalikata-kata yang pantas dilontarkan sehubunganbanyaknya lembaga nonpemerintah atau NGOyang memanfaatkan kemiskinan di NusaTenggara Timur (NTT) untuk keuntungan dankepentingan pribadi atau kelompok.Banyaknya NGO yang menjual keterbelakangan dan kemiskinan di NTT ini diungkapkanGubernur NTT Piet A Tallo di Kupang, Minggu(24/12) lalu.Seperti diberitakan Kompas (26/12), totalalokasi dana yang masuk ke NTT selama tahun2006 mencapai Rp 119,81 miliar. Tapi dampaklangsung dari dana itu yang dirasakan masyarakat sangat sedikit.Menurut Tallo, di daerahnya ada sekitar 12NGO yang beroperasi di sejumlah kecamatandan desa di NTT. NGO ini sebagian besarmemiliki kantor pusat di Jakarta.“Mereka cukup membantu kita.Ada banyak hal yang mereka kerjakan, tapi dilihatdari pengelolaan dana dengan hasil konkritdi masyarakat belum seimbang. Karena itusaya sering katakan orang menjual kemiskinana NTT untuk kepentingan tertentu,”ujarnya.Hingga saat ini kondisi masyarakat di NTTtidak banyak berubah. Wabah diare, busunglapar, kekurangan air bersih, malaria, dan kasuslain masih terus terjadi. „ AM,SPDi balik bencana alam Gunung Merapiternyata ada berkah yang dinikmatipenduduk. Jutaan meter kubik pasirmenghidupi warga setempat.PPuluhan truk mengangkut pasir hasil muntahan Gunung Merapifoto: repro indopos
                                
   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53