Page 65 - Majalah Berita Indonesia Edisi 31
P. 65


                                    BERITAINDONESIA, 15 Februari 2007 65Flu Burung dan Gejolak di PosoMerebaknya kembali flu burung,guncangan di Bursa Efek Jakarta, ribut soaldemo Cabut Mandat, serta kerusuhan diPoso, menjadi pusat kupasan beberapasuratkabar nasional di dalam tajuk rencanamereka.eliat virus flu burung menarik perhatian hampir semua suratkabarnasional, termasuk koran soreSinar Harapan. Dalam tajuknya, SH (17/1) menyarankanagar penanganan merebaknyapenyakit flu burung harusdilakukan melalui sebuah gerakan. Koran ini menilai keputusan pemerintah memusnahkan unggas peliharaan nonkomersial akan efektif bilamana dilaksanakan secarasungguh-sungguh.Namun SH meragukan langkah tersebut karena kebijakanserupa sudah pernah dicanangkan, pelaksanaannya tidak efektif. Sedangkan dalamtajuk (22/1), SH menganjurkan pemerintah agar terusmemberikan insentif kepadarakyat, termasuk di bidangpelayanan dan cara menangani flu burung, agar rakyatmempunyai harapan.Tajuk Investor Daily (18/1)menyoroti kasus flu burungdari segi dilema penanganannya. Tulis harian ini, upaya pemusnahan dan larangan pemeliharaan unggas nonkomersial bisa dimaklumi, tapi upayaitu juga membawa dampakbesar, sebab memelihara unggas merupakan pencahariansebagian warga. Karena itu koran ini menerima langkah pemusnahan unggas sebagai solusi sementara. “Pemerintahwajib merumuskan strategidan kebijakan komprehensifuntuk mengatasi kasus ini,”demikian tulis ID.Masih soal pemusnahanunggas, pendapat agak sinisdiutarakan oleh tajuk Indo Pos(22/1). Kebijakan itu, tulis IP,memperlihatkan sikap pemerintah yang tidak memilikiprogram yang terencana danmatang sejak awal. Memutusmata rantai penyebaran virusH5N1 dengan memusnahkanunggas mungkin benar, tapicara itu bersifat jalan pintas.Sifatnya hanya sementara,sebab sekalipun ratusan unggas dimusnahkan, kalau pemerintah gagal membina masyarakat agar terbiasa hidup dengan lingkungan sehat, virusflu burung dan virus-virus lainakan kembali menyerang kemudian hari.Perihal jatuhnya harga saham di BEJ pertengahan Januari ditanggapi harian Kompas dan Investor Daily (ID)pada hari yang berbeda, tapidengan judul yang sama “Belajar dari Kasus PGN”. Tajuk ID(16/1) menyoroti kasus itu darisegi dominasi pemodal asing diperusahaan-perusahaan swasta dan BUMN. Bapepam, bursa efek dan perusahaan sekuritas harus lebih serius lagimelakukan sosialisasi merangkul pemodal lokal.Sedangkan tajuk Kompas(18/1) menyoroti kasus itu darisudut penatakelolaan. Menurut harian sangat berpengaruh ini, semua pelaku pasar modal dunia kini sedangmencari tahu apa sesungguhnya yang terjadi pada PGN(Perusahaan Gas Nasional).Apabila kekeliruan itu merekanilai karena tata kelola PGN,maka semua manajemenBUMN akan dianggap buruk.Karena itu, kasus ini tidak bisadianggap kecil. Harus dilakukan koreksi besar, bahkan jikadiperlukan menjatuhkansanksi kepada mereka yangdianggap bertanggung jawab.Soal gonjang-ganjing tarikmandat yang diluncurkan olehHariman Siregar Cs, menurutSuara Pembaruan dalam tajuk (16/1), sikap seperti itu sangat disayangkan, apalagi jikabenar adanya indikasi keterlibatan orang-orang yang berkuasa pada masa Orde Baru,rezim yang dikeritik mahasiswa pada Malari 1974. Reaksipemerintah yang mengatakandemonstrasi itu inkonstitusional, dinilai SP juga berlebihan.Sebab, pencabutan mandatpresiden hasil pilihan langsunghanya bisa melalui impeachment. Padahal, jangankan impeachment, meminta keterangan pemerintah melalui penggunaan hak interpelasi saja, selama ini belum pernah berhasil.Peristiwa Poso menjadi perhatian tajuk Media Indonesia(23/1). Menurut MI, melihatkonflik Poso yang berkepanjangan, terdapat sejumlah indikasi yakni, kebencian yangbersumber pada primordialisme, pelaku kekerasan orangorang terlatih, ada kelompokmasyarakat yang melindungi,dan situasi yang memungkinkan menyimpan, memperoleh,dan mendistribusikan senjata.Tajuk Kompas (24/1) mengindikasikan bahwa apa yangterjadi di Poso menunjukkanbetapa kita tidak mengenalbenar Tanah Air kita sendiri.Bukan hanya daerah atau lingkungan, tetapi juga kehidupansosialnya. Saran Kompas, karena konflik di Poso sudahberlangsung lama, tidak salahbila negara menugaskan timkhusus untuk menanganinya.Tim khusus ini terdiri dariaparat penegak hukum dankeamanan, ahli sosiologi dankultur. Tim tidak hanya memperhatikan masalah keamanan, tetapi juga hubunganantar manusianya.Berbeda dengan harian-harian lainnya, harian Republika(22/1) menampilkan tajukberkaitan dengan Tahun Baru1428 H. Menurut harian ini,momen Tahun Baru Hijriah,sebaiknya digunakan sebagaibahan instrospeksi. Peristiwahijrah merupakan pelajaranyang sarat makna dan nilainilai yaitu secara total meninggalkan hal-hal yang burukdan bertentangan dengan agama menuju segala hal yangdiridhai Allah SWT.Tulis Republika, bila kitamenginginkan terciptanya baldatun thayyibatun wa rabbunghafur (negara yang sejahteradan penuh ampunan Tuhan),maka semangat dan nilai-nilaihijrah Rasulullah SAW, kitaterapkan dalam kehidupan sehari-hari, terutama oleh parapemimpin bangsa. „ MS, SHGLINTAS TAJUK
                                
   59   60   61   62   63   64   65   66   67