Page 18 - Majalah Berita Indonesia Edisi 36
P. 18
18 BERITAINDONESIA, 26 April 2007BERITA UTAMAJangan Buang Air keCuplikan lirik lagukeroncong BengawanSolo ciptaan Gesang:“Air mengalir sampaijauh, akhirnya ke laut”menjadi tidak relevanlagi, karena air yangdikelola dan dimanfaatkan dengan baik menjadi sangat berguna bagikehidupan manusia.usat Pendidikan Al-Zaytuntengah membangun WadukWindu Kencana menjadi pusatpertanian terpadu (integratedfarming), terintegrasi dengan sistempengelolaan air (manajemen air) sungaiCibanoang sepanjang 6,5 km. Air ini akandimanfaatkan untuk pengairan, perikanan air tawar dan kebutuhan air baku.Agaknya apa yang dilakukan Al-Zaytunbisa menjadi model bagi proyekpengelolaan air yang lebih holistik.Pucuk pimpinan Al-Zaytun, Syaykh ASPanji Gumilang, punya mimpi spektakulerbagi pengelolaan dan pemanfaatan air liardi Ibukota Negara Jakarta dan di kawasanbelakangnya (hinterland). Apa yangdisebutnya: Mimpi untuk Jakarta,Syaykh mengidamkan terwujudnya sebuah proyek monumental, seperti Terusan Suez dan Dam Aswan di Mesir, yaituproyek Tirta Sangga Jaya (TSJ) atau Sungai Penyangga Jakarta.Proyek ini, meskipun akan menelanbiaya yang cukup besar, bisa memberimulti-manfaat bagi tiga provinsi—DKIJakarta, Banten, Jawa Barat. Misalnya,TSJ bisa menjadi sarana pengairan danpengendalian banjir, pertanian, transportasi air dan darat, rekreasi dan pariwisata (baca juga, Mimpi untuk Jakarta)“Menyampaikan misi Ilahiah itu harussabar. Sebab, tidak semua strata, yang kitaanggap sudah harus mampu, itu mampu.Mereka membatasi diri dengan simbolsimbol, bukan dengan ilmu,” kata Syaykhdalam sebuah dialog dengan Tim Wartawan Berita Indonesia yang berkunjungke Al-Zaytun, dua pekan lalu.Syaykh tidak sekadar bermimpi tetapijuga berbuat. Meskipun dalam skala yanglebih kecil,Al-Zaytun sedang membangunwaduk Windu Kencana dengan temaketahanan terpadu. Maksudnya ketahanan yang menyangkut air, tanah sertaapa yang dibudidayakan di dalamnya dandi atasnya. Berbicara tentang pangan,ternak, dan tanaman industri hutan,sekaligus berbicara air. Air bukan sajauntuk menciptakan pangan, tetapi jugaketahanan, supaya air menjadi manfaat,bukan bencana.Menurut Syaykh, air dan tanamanpangan menjadi manfaat, kalau dikeloladengan baik, bagaimana agar air tetap adadi musim kemarau dan tidak menjadibencana di musim hujan. Kedua hal inimenjadi terpadu.Waduk itu terletak 6,5 kilometer dariKampus Al-Zaytun. Kampus ini, kalaumusim kering mengalami kekurangan air.Meskipun ada air tanah, tidak dieksploitasi, sebab lebih mengutamakanpemanfaatan air permukaan. Selamamasih ada hujan, air permukaan tanahpasti banyak. Air permukaan di musimhujan disimpan di Windu Kencana,manfaatnya bagi kampus serta ke kirikanan sungai, jelas. Artinya, air memberikehidupan. Air juga membawa bencanajika tidak dikelola. Air seperti api, ketikakecil menjadi kawan, tetapi begitu membesar menjadi lawan yang kadang-kadangtak bisa dilawan oleh manusia.Kata Syaykh: “Supaya itu tidak terjadi,harus kita kelola. Karena manusia diberihak oleh Sang Pencipta untuk mengeloladan menatanya. Kalau mengalir jangansampai melimpah, kalau musim hujantidak datang jangan sampai kering.”Di dalam dialog panjang tersebut muncullah mimpi Syaykh untuk Jakarta.Ibukota Negara itu dikepung dan dialirioleh belasan sungai, baik besar maupunkecil. Sesungguhnya sungai tidak adabesar, tidak ada kecil, semuanya pasti dilalui air. Ketika tidak tertata jadi melimpah dan membawa bencana, bukan rezeki.Dengan titik sentral di kawasan Cibinong, kemudian ditarik garis ke barat,di luar kota Tangerang, sampai di Cikupasampai Mauk (Tanjung Kait). Di jalurtersebut dibangun kanal, katakan lebarnyaPWaduk Windu Kencana dalam tahap pembangunan.