Page 40 - Majalah Berita Indonesia Edisi 37
P. 40
40 BERITAINDONESIA, 10 Mei 2007BERITA EKONOMIPertumbuhan Ekonomi 2007Harapan Semakin TipisPemerintah berencana mengalokasikandana sebesar Rp 300 triliun dari Rp 989triliun investasi yang dibutuhkan untukmencapai target pertumbuhan ekonomi6,3%. Namun, pemerintah diperkirakantidak dapat menyediakan dana tersebutkarena membengkaknya sisi pengeluaranAPBN.emasuki Triwulan ke-II Tahun 2007, perekonomian nasional akan mulai memperlihatkan signal-signal keberhasilan atau kegagalan perekonomian, khususnya dalammencapai target pertumbuhanekonomi sebesar 6,3% tahun2007. Bagi banyak pengamat,sejak awal sudah menyatakanpandangannya bahwa targetitu terlalu optimis. Merekamemperkirakan pertumbuhanekonomi tahun ini hanya akanmendekati 6%.Pemerintah sendiri masihtetap optimis akan dapat mencapai target yang ditetapkannya. Sementara Bank Pembangunan Asia (ADB) memprediksi hanya 6%. Bank Duniayang memberi perkiraan paling akurat untuk pertumbuhanekonomi tahun lalu, belummemberikan perkiraannyauntuk tahun 2007.Memanfaatkan StabilitasEkonomi MakroDari sisi kelemahan, perekonomian 2007 harus diakuitidak mendapat doronganyang kuat dari perekonomiantahun sebelumnya. Sebagaiproses berkelanjutan, kinerjaperekonomian tahun berjalansangat dipengaruhi kinerjaperekonomian tahun sebelumnya. Dengan pertumbuhanekonomi 5,5% pada tahun2006, terasa tidak memilikidaya dorong apa-apa untukmenciptakan lompatan pertumbuhan ekonomi sebesar6,3% pada tahun 2007.Untuk itulah Menteri Keuangan Sri Mulyani sebelumnya sudah mengungkapkanbahwa dalam mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar6,3%, dibutuhkan investasi sebesar Rp 989 triliun. Pertanyaannya, mampukah pemerintahdan para pelaku ekonomi menyediakan investasi sebesar itu?Seandainya, perekonomian2006 mampu menyumbangpertumbuhan ekonomi sebesar 5,9%, maka tidaklah terlalusulit untuk mencapai pertumbuhan ekonomi tahun 2007sebesar 6,3%. Melorotnya pertumbuhan ekonomi 2006, daritarget semula sebesar 6,2%hingga terjun bebas hingga5,5%, harus dipahami sebagaipertanda dari gagalnya perekonomian membentuk akumulasi investasi, baik untukjangka pendek maupun jangka panjang melalui pembentukan modal tetap.Inefisiensi Kinerja APBNDalam mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar6,3%, pemerintah diharapkanmampu menyediakan investasi sebesar Rp 300 triliun dariRp 988 triliun yang dibutuhkan. Dana ini diharapkan menjadi sebagai Optimisme-optimisme yang dirancang pemerintah pada RAPBN tahun2007 dengan pertumbuhanekonomi 6,3%, tampaknyajuga akan sirna.Jika dibandingkan dengantahun 2006, persoalan yangdihadapi perekonomian tahun2007 semakin berat. Perlemahan kinerja investasi pemerintah dapat dilihat dari kinerja APBN, baik dari sisipenerimaan maupun pengeluaran yang belum jauh beranjak dari tahun 2006 maupun 2005. Dari sisi penerimaan, perolehan pajak akan tetapterkoreksi sebagai akibat langsung dari melemahnya aktivitas dunia usaha sepanjangtahun 2006. Dalam hal ini harus dimaklumi, perolehan pajak selalu berbanding lurusdengan pertumbuhan ekonomi, baik tahun-tahun sebelumnya maupun tahun berjalan.Dengan berkuranganya perolehan pajak akan berakibatlangsung pada kapasitas pemerintah dalam berinvestasi.Hal ini akan memperkecil dayadorong terhadap pertumbuhan ekonomi, baik untuk tahunberjalan maupun tahun-tahunanggaran berikutnya. Satusatunya yang menolong keuangan pemerintah tahun iniadalah tabungan pemerintahdari berkurangnya nilai subsidi migas. Penerimaan pemerintah mengalami kenaikanakibat penurunan harga minyak mentah dunia, sementaraharga jual BBM dalam negeritidak mengalami penurunan.Dari sisi pengeluaran, penyerapan anggaran tahun2007 masih menjadi momok,sebagaimana yang terjadi padatahun 2005 dan tahun 2006.Pengeluaran pemerintah yangsecara umum dibelanjakan untuk infrastruktur, menjaditidak dapat diharapkan sebagai insentif dalam merangsanginvestasi, baik dari dalamnegeri maupun luar negeri.Keadaan ini semakin diperparah dengan rencana MenteriKeuangan Sri Mulyani Indrawati memotong Dana AlokasiUmum (DAU) nongaji PNS kedaerah-daerah yang belummenyampaikan APBD 2007.Menurut Sri Mulyani, hinggaRabu, (11/4), dari 483 kabupaten dan kota di Indonesia, baru242 kabupaten dan kota atau50% yang menyerahkan APBD2007.Berdasarkan perhitungan,sekitar 90% dari total DAUdaerah 2007 yang berjumlahRp 164,787 triliun, digunakanuntuk pembayaran gaji PNS.Dengan demikian, 10% atauRp 16,4 triliun berpotensisebagai investasi. Jika ancaman ini benar-benar dilaksanakan Departemen Keuangankepada 242 daerah kabupatendan kota yang belum menyerahkan APBD-nya, maka sekitar Rp 8 triliun dana yangberpotensi sebagai investasi didaerah akan hilang.Tekanan lain yang akan memperbesar sisi pengeluaran pemerintah tanpa memberi feedback ekonomi adalah pembayaran bunga dan pokok utangyang membesar ke Jepang, yangdipicu penguatan nilai tukar yenterhadap dolar AS belakanganini. Demikian juga rencana pengeluaran pemerintah sebesarRp 900 miliar untuk perbaikaninfrastruktur di Jawa Timurakibat lumpur panas PT. Lapindo Brantas di Sidoarjo. MHMBerkurangnya nilai subsidi migas tahun ini, satu-satunya yang menolongtabungan keuangan pemerintah.foto: berindo wilson