Page 12 - Majalah Berita Indonesia Edisi 39
P. 12


                                    12 BERITAINDONESIA, 07 Juni 2007BERITA TERDEPANHati-Hati Krismon KeduaEkonomi Indonesia berada pada posisi serba salah. Nilairupiah menguat salah. Apalagi kalau melemah, bisamemicu krisis moneter.aksana hentakan petir di siangbolong. Menteri Keuangan SriMulyani Indrawati menyampaikan isyarat yang sangat mencemaskan, yaitu kemungkinan munculnyakrisis moneter kedua. Bayangkan, ketikaterjadi krisis moneter pertama tahun1997, nilai rupiah—melawan dolar AS—pernah terjun bebas sampai ke titik nadir18.000.Lantas dasarnya apa Menkeu menyampaikan sinyal seperti itu? Sri Mulyani, didalam pertemuan Menteri Keuangan seAsia dan Asian Development Bank (ADB)di Jepang belum lama ini, sama-samamelihat bahwa derasnya arus masukmodal asing (capital inflow) di pasarmodal Asia, termasuk Indonesia, bisamemicu krisis moneter kedua.“Situasi sekarang agak mirip dengansituasi menjelang krisis ekonomi tahun1997. Ada capital inflow dan banyaknegara mengalami apresiasi mata uang,”kata Sri Mulyani. Aliran masuk modalasing melimpah dan mata uang terapresiasi. Sri Mulyani mengutip kecemasan Menkeu se Asia itu sebagai imbaskelebihan likuiditas di dunia. Juga dibahas tindak lanjut inisiatif Chiang Mai yangmenyepakati peningkatan ketahanan terhadap krisis. Selebihnya, mereka menandatangani Bilateral Swap Arrangement (BSA) yang berisi paket bantuanUS$ 80 miliar. Paket itu menolong paraanggota yang sedang menghadapi krisisneraca pembayaran yang tidak mampudiatasi dengan cadangan devisa masingmasing negara.“Kalau terjadi krisis neraca berjalan,BSA bisa dijadikan bemper. BSA menyediakan dana talangan untuk Indonesiasampai US$ 16 miliar, tapi bukan pinjaman,” kata Menkeu kepada pers (10/5).Tak mengapa bilamana modal yangmasuk dengan deras itu mengalir kesektor riil. Karena investasi di sektor riilbisa membuka lapangan kerja alias mengurangi pengangguran, menciptakandaya beli, menaikkan produksi nasionaldan ekspor non-migas. Selebihnya, modalyang sudah ditanam di sektor riil tidakgampang ditarik keluar.Sedangkan dana jangka pendek (hotmoney) asing yang diperdagangkan dilantai bursa saham, gampang ditarikkeluar, semudah membalikkan telapaktangan. Soalnya, pemerintah Indonesiajuga menganut lalulintas devisa bebas(free foreign exchange traffic). Bayangkan, dana jangka pendek luar negeri yangmasuk ke Indonesia mencapai Rp 127,5triliun setara US$ 14,2 miliar (kurs Rp9.000 per dolar). Memang jumlah tersebut masih jauh di bawah cadangan devisamencapai US$ 49,31 miliar setara Rp407,7 triliun.Dana-dana tersebut masuk ke berbagaiinstrumen keuangan—Sertikat Bank Indonesia (SBI) Rp 45 triliun setara US$ 5miliar, Surat Utang Negara (SUN) Rp 77triliun setara US$ 8,5 miliar lebih, dan saham Rp 5,67 triliun setara US$ 700 juta.Uang panas itu kemungkinan ditarikkeluar setelah kurs rupiah mendekati8.500 per US$. Direktur Currency Management Group Farial Anwar mengatakankepada Investor Daily (14/5) jika nilairupiah sudah mencapai level Rp 8.500perlu diwaspadai. Karena, katanya, padalevel itulah uang panas meraup lagikeuntungan di pasar uang (Valas), sebelum benar-benar hengkang. Kata Farial,dalam kondisi seperti itu, bisa saja rupiahterbanting sampai ke level Rp 9.300 perUS$ atau lebih rendah lagi.Arah Investasi PortofolioDalam pekan-pekan ini pergerakanindeks harga saham gabungan (IHSG)Bursa Efek Jakarta (BEJ), melakukankonsolidasi dan terkoreksi, setelah aksiambil untung (profit taking). Sementaraitu harga sejumlah saham bluechips masihmurah. Sebanyak 122 saham diperdagangkan di BEJ di mana 47 sahammengalami penurunan, dan 172 sahamlainnya stagnan. Sedangkan pergerakanSUN dan obligasi korporasi sangat dipengaruhi oleh minat investor global,karena harganya dinilai sudah terlalutinggi.Sehubungan dengan sinyal pesimisyang disampaikan Menkeu, Menko Perekonomian Boediono serta merta bereaksioptimis. Kata Boediono, saat ini pemerintah tak melihat adanya ancaman seriusyang dapat menekan perekonomian Indonesia. Alasannya, seluruh aspek fundamental masih kuat. Boediono memberiisyarat positif bahwa potensi krisis moneter yang diperkirakan bisa melandakawasan Asia, belum tentu mempengaruhi stabilitas perekonomian Indonesia.Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia (BI) Burhanuddin Abdullah menyampaikan fakta bahwa BI memperkirakanpertumbuhan ekonomi triwulan pertama2007 melampaui 5,4%, atau pada kisaran5,7-5,9%. Ekspor tumbuh 14,8% danimpor 11,4%. Aliran modal asing yangmasuk melalui pasar modal Rp 3,3 triliun.Guna mendiskusikan hal ini, Jum’at(11/5) Boediono menggelar breakfast discussion dengan Menkeu Sri Mulyani,Gubernur BI Burhanuddin Abdullah,Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestudan Meneg BUMN Sofyan Djalil. LantasPresiden Susilo Bambang Yudhoyonomemanggil mereka plus Menteri Perindustrian Fahmi Idris ke Puri Cikeas,Cibubur, sore harinya.Terlepas dari fakta yang diutarakanBoediono dan Burhanuddin, pemerintahdan BI perlu berjaga-jaga karena para investor portofolio menohok pasar sahamyang sedang tumbuh untuk meraup nilaitambah yang lebih besar. Karena hal initidak bisa mereka temukan pada pasaryang tumbuh melambat di negara-negaramaju. „ SHLilustrasi: dendy
                                
   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16