Page 35 - Majalah Berita Indonesia Edisi 39
P. 35
BERITAINDONESIA, 07 Juni 2007 35LENTERAbersama. Dan ini harus dimulai daripendidikan dan ekonomi, atau ekonomidan pendidikan.Dapatkah Anda sampaikankepada kami, kapan Anda mulaimemiliki cita-cita meneruskancita-cita besar tersebut?Cita-cita seperti ini sudah tumbuhdari sejak saya masih kecil. Tatkalamasih belajar di sekolah dasar. Sayamelihat guru saya selalu memberikanpelajaran, dan saya ingin seperti gurusaya. Karena saya anggap guru ituadalah pelanjut dari kebudayaankemanusiaan. Dan kami tengokkehidupan bangsa dari sejarah dan dariperjalanan kehidupan bangsa ini. Jugakehidupan bangsa–bangsa lain, bangsabangsa di dunia. Dari situlah kamilanjutkan sampai hari ini, bekerjabersama-sama dengan para sahabat,baik sahabat itu dari Indonesia maupundari luar Indonesia. Sebab kami selalumenekankan persahabatan tanpamembedakan siapa dia dan apa yang diapeluk dalam keagamaan maupun lainlainnya. Dari situlah maka kamimelanjutkan perjalanan pendidikan danmenggerakkan perekonomian bagilingkungan kami di sini. Itu apa yangkami cita-citakan bersama sahabatsahabat.Sangat menarik sekalipenjelasan Anda. Yang ingin sayatanyakan dari mana dana itu?Pergerakan ekonomi dan pergerakanpendidikan selalu mendatangkan dana,sekalipun pada mulanya kita harusmendanai. Oleh sebab itu, kami selalumendatangkan dana dan jugamemprsiapkan dana. Adapun persiapandana kami adalah dari seluruh yang ikutbersama-sama menjalankan pendidikandi sini. Dan harap dimaklumi bahwa AlZaytun ini dibangun dari titik yangsangat kecil sekali. Modal kami tidaksatu dolar tapi seperseratus dolar, ituawalnuya. Namun kami kumpulkanseluruh sahabat, maka menjadibeberapa dolar, mungkin hari ini adajuta dolar. Yang Anda semua saksikanseakan-akan besar, padahal awalnyaadalah kecil. Dan kami selalu berpuasa.Kami tidak mau makan nasi banyaksebelum punya nasi sendiri.Siapa yang mengumpulkannya?Yang mengumpulkannya adalah yangWC-ASa Islam, Sikapi dengan DamaiSyaykh Al-Zaytun saat diwawancarai tim jurnalis East West Center (EWC)-AS di Kampus Al-Zaytun, Indramayu. foto: dok. Al-Zaytun

