Page 14 - Majalah Berita Indonesia Edisi 43
P. 14
14 BERITAINDONESIA, 02 Agustus 2007BERITA UTAMA14 BERITAINDONESIA, 02 Agustus 2007BIBIT LAMA SEPARATISMEKEMBALI ANCAMKEUTUHAN NKRITiga rentetan peristiwa politik terbaru yangterjadi di Ambon, Papua, dan Aceh, sangatmustahil untuk tidak dimaknai sebagai upayapemunculan kembali bibit-bibit lamaseparatisme. Bila tak ditangani secara baik,bisa-bisa hal ini akan mengancam keutuhanNegara Kesatuan Republik Indonesia.uasana kondusif yang terciptadi Maluku pascakonflik, masaindah di Bumi Cendrawasihyang sedang menikmati penggelontoran anggaran Rp 17 triliun danaOtonomi Khusus (Otsus) dan Rp 11 triliunDana Alokasi Umum (DAU), serta masabulan madu antara Indonesia denganBumi Serambi Mekkah usai perjanjiandamai Helsinki 15 Agustus 2005, ternodaoleh sesuatu yang terkesan insiden.Namun sesungguhnya ketiga peristiwatersebut merupakan aktualisasi terbarudari bibit-bibit lama gerakan separatisme,yang sepanjang sejarah terbukti selalumencederai perjalanan Republik Indonesia meraih cita-citanya.Pertama, aksi yang dilakukan oleh 29orang penari Cakalele di hadapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, di Ambon pada pagi hari Jumat 29 Juni 2007lalu. Di tengah-tengah acara puncak Peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) XIV, yang dipusatkan di Lapangan Merdeka, Ambon, para penariitu sudah sangat siap untuk membentangkan bendera “Benang Raja”milik organisasi separatis RepublikMaluku Selatan (RMS).Kedua, peristiwa pengibaran benderaBintang Kejora milik separatis OrganisasiPapua Merdeka (OPM) oleh sejumlah aktivisnya yang sedang dipenjara di Lembaga Pemasyarakatan Abepura, Papua,dalam rangka HUT OPM (1 Juli 1969-2007), Senin 2 Juli 2007.Ketiga adalah deklarasi pendirianpartai politik lokal di Aceh, diberi namaPartai GAM, yang atributnya mengacukepada simbol-simbol Gerakan AcehMerdeka (GAM), berlangsung Sabtu 7 Juli2007.Borneo Bisa LepasMantan Kepala Badan Intelijen Negara(BIN), Letnan Jenderal TNI (Purn) AMHendropriyono, mengakui, selama limatahun ke depan isu separatisme masihakan marak di Indonesia. Berbicara disebuah acara diskusi bertajuk “Mengungkap Eksistensi Separatisme,” Sabtu (7/7),mantan Pangdam Jaya ini mengidentifikasi Papua saat ini sudah sangat siap untuk lepas dari Indonesia.Hendro menyebutkan, sudah sejakpertengahan 1980-an lima daerah di Indonesia intens memperlihatkan bibitseparatisme. Yaitu, Timtim, Papua, Maluku, Kalimantan, dan Aceh. Para tokohnya yang tidak puas dengan pemerintahpusat mulai mencari sponsor di luarnegeri. Timtim akhirnya lepas dari NKRItahun 1999, usai jajak pendapat yangdisponsori oleh Perserikatan BangsaBangsa (PBB).Hendro mengakui hingga saat ini isuyang dibawa gerakan separatisme masihberupa isu separatisme pheriperal. Artinya, masih seputar isu pemerataan ekonomi dan pembangunan.Padahal, kata Hendro, Indonesia saatini justru sedang menghadapi banyak masalah dalam hal ekonomi dan pemerataanpembangunan. Jika hal tersebut tidakdiwaspadai, mantan Danrem GarudaHitam Lampung yang berhasil mengS