Page 41 - Majalah Berita Indonesia Edisi 47
P. 41
BERITAINDONESIA, 04 Oktober 2007 41LENTERAl-Qur’anpembelajaran Al-Zaytun. Di kelas I-B-03misalnya, kami mengamati empat orangsantri rizal Teguh Ramdhani (NomorInduk 020070026), Rahmat WahiddinQ (020070014), Salvia Ihsani(020070141), dan Pramita Difa A(020070207) sedang belajar menulishuruf hijaiyah terdiri 26 huruf. Tak jauhdari sana di kelas I-C-02 terlihat pulapara siswa sedang menulis iqro. Dibawah bimbingan Ibu Guru Suprapti dikelas II-B-08 para siswa sedang tahfidzwa qira’ah. Mereka belajar huruf alif, ba,sa, ho, zim, ha dan bacaan Indonesianya.Sebuah buku iqro buku peganganberjudul “Cara Cepat Belajar MembacaAl-Qur’an”, terlihat tergeletak di mejasalah seorang siswa.Memasuki ruang kelas III-C-09pembinaan qiraat Al-Qur’an juga sedangberlangsung. Mereka belajar hurufhijaiyah yang lebih rumit. Di sini caramembaca huruf hijaiyah diajarkanterbagi menjadi tiga bagian. Yaitu,pertama, huruf-huruf halai yangdibacanya melalui tenggorokan. Kedua,huruf-huruf lisan yang dibacanyamelalui lidah. Dan ketiga, huruf-hurufsyafatain yang dibacanya melalui lidah.Ketika memasuki ruangan lain, yaknikelas III-B-01 diketahuilah kelas initernyata secara khusus berisikan siswasiswa yang memiliki kepandaian lebihdibanding kelas lainnya, dengan ratarata poin sembilan ke atas. Salah satu diantara siswa itu ternyata adalah NabilBarack, cucu Syaykh AS Panji Gumilang,atau anak kedua dari Imam Prawoto,anak sulung Syaykh.Pelajaran Mad Thobii atau kata yangdibaca panjang menjadi bahasansebanyak 20 siswa di kelas IV-D-03.Seorang siswa menunjukkan bukupegangan “Terjemahan Juz ‘Amma”bahasa Indonesia yang bacaannyadisertai pedoman membaca Al-Qur’anserta disesuaikan dengan perubahantransliterasi Arab-Indonesia. Buku edisiterbaru itu karya Drs. H. MohammadZuhri. Kelas IV-C-05 terlihat jugasedang belajar bacaan panjang MadThobii.Di kelas V-B-01 seorang siswa nisabernama Fildzah Akyani Shabrinaterlihat belajar huruf-huruf halei/tenggorokan kho/aho bersama nisalainnya. Di kelas VI-B-03 lagi-lagipelajaran Mad Thobii sedang diajarkan,ditambah pelajaran Mad Jaiz Muhazhil,dan huruf Halei (tenggorokan).Kelas VII-BB-01 seluruh nisa belajarlafal Al-Qur’an qiraat. Para siswa diruangan ini dilengkapi dengan formulirFormat Setoran Bacaan Al-Qur’anRamadhan 1428H, berisikan identitassiswa dan uraian kegiatan selamamengikuti program tarkiyah qira’ah.Kelas VII tediri 10 kelas yakni enamkelas rizal dan empat kelas nisa, jumlahsiswa 353 orang, dipimpin oleh Hartonosebagai Manajer Pendidikan didukung41 orang tenaga guru.Kelas nisa VIII-BB-02 belajarmembaca surat Al-Baqarah danterjemahannya. Demikian pula nisa dikelas VIII-BB-01 belajar baca Al-Qur’andisertai satu-satu siswa maju ke depanUstad memperdengarkan bacaannya.Kelas VIII dipimpin oleh Novi Astonoselaku Manajer Pendidikan Kelas VIII,untuk kelas I-II bertujuan supaya siswamenambah dan memperbaiki hafalanAl-Qur’an khususnya Juz ‘Amma.Kemudian, meningkatkan kemampuanmembaca Al-Qur’an khususnya dalambidang fashahah, tajwid ataumemperbagus bacaan, dan kelancaranmembaca. Tentu, juga untukmeningkatkan kemampuan menulishuruf Arab. Kegiatan yang berlangsungsekitar dua jam diisi siswa denganbersama-sama menghafal Juz ‘Ammaselama 15 menit pertama, sambil gurumengoreksi fashahah dan tajwid hafalansiswa. Guru kemudian mengenalkanhuruf hijaiyah/huruf sambung,diteruskan guru membimbing caramelafalkan huruf-huruf hijaiyah,diakhiri latihan selama 30 menit. Untukkelas yang lebih tinggi seperti Kelas X,Program Tarkiyah Qira’ah berlangsunglebih lama hingga pukul 10.00 WIB.Setelah lewat masa itu setiap siswakembali memasuki pelajaran biasa yangrutin diajarkan sehari-hari.Kegiatan pembinaan qira’at Al-Qur’anyang sudah rutin berlangsung sejak AlZaytun berdiri di Indramayu,dilaksanakan hanya 15 hari pertamapuasa saja. Sebab setelahnya, pada 15hari terakhir puasa, para siswa sudahharus bersiap-siap mengemas koperpakaian untuk berangkat kembali kekampung halaman masing-masing.Mereka akan belajar langsung di tengahtengah masyarakat. Di daerah asalnyaitu siswa dengan kepandaian yangdimiliki bisa didaulat menjadi imamsholat berjamaah, atau khotib di masjid.Di tengah-tengah masyarakat ini parasiswa mempraktekkan apa yang sudahdiperoleh selama nyantri di Al-Zaytun.“Ciptakan kehidupan damai. Kan,lumayan kedatangan satu orang bisamemberikan nuansa damai dilingkungannya. Lumayan sebab damaiitu tidak bisa serta-merta tercipta kalautidak diusahakan bersama-sama,” kataSyaykh Panji Gumilang.Siswa masih akan berada di tengahmasyarakat hingga 15 hari setelahmerayakan Hari Raya Idul Fitri, untukmenggenapi kalender akademik liburpanjang sekolah selama sebulan penuh.Jadwal Tersusun RapiBerita Indonesia berkesempatanmemasuki ruang demi ruang Santri rizal sedang serius mendengar ustadz pembimbing qiraat Al-Qur’an.