Page 35 - Majalah Berita Indonesia Edisi 47
P. 35


                                    BERITAINDONESIA, 04 Oktober 2007 35LENTERAnakan Sapi Berskala Duniasatu unit pematang sawah mendatar,minimal seluas 10 hektar, dikeloladengan sistem mekanisasi pertanian.Lahan diolah dengan mengandalkanalat-alat berat mulai dari pencangkulan,penggemburan, penyemaian bibit,penanaman padi, pemupukan hinggapemanenan dikerjakan oleh alat-alatberat mekanisasi pertanian denganmeminimalkan sentuhan tanganmanusia, sebagaimana biasa dilakukanoleh para petani kaya di AmerikaSerikat.Limbah sapi berbentuk padat maupuncair akan menjadi pupuk utama untukmenghasilkan bulir-bulir padi dalamjumlah masif dan berkualitas. Varietaspadi yang ditanam bukan sembarangan.Paling tidak, varietas Basmati Al-Zaytunyang berasal dari India, yang kini masihterus dikembangkan dan diperbaikikualitas dan kuantitas bibitnya. RasaBasmati gurih dan harganya luar biasatinggi di pasaran tetapi peminatnyasangat banyak sebab beras jenis ini biasadihidangkan dalam jamuan-jamuanmakan para bangsawan.Al-Zaytun sudah memiliki petaperjalanan (road map) dalammemposisikan diri sebagai pusatpeternakan sapi berskala dunia.Pentahapannya dihitung per lima tahunsekali, atau meminjam istilah OrdeBaru, Repelita, Rencana PembangunanLima Tahun. Dalam satu gelombangperjalanan pertama direncanakanberlangsung 25 tahun. Setiap lima tahunsekali atau satu Repelita, jumlah sapi AlZaytun akan bertumbuh 400 persen.Karena itu dengan memulai 1.000kepala sapi di tahun 2008 Al-Zaytunmematok pada tahun 2013 sudah harusmemiliki 5.000 kepala sapi, pada tahun2018 sebanyak 20.000 kepala sapi,tahun 2023 menjadi 80.000 kepala sapidan seterusnya.Sejak berdiri tahun 1999 Al-Zaytunmemang sudah memiliki visi di sektorpeternakan khususnya memelihara sapi.Sebuah program, disebut ProgramPertanian dan Peternakan Terpadu(P3T) dibentuk agar sejak dini AlZaytun mempersiapkan tenaga-tenagamahir di bidang peternakan danpertanian. Ratusan orang yang dididikdan dilatih itu belajar sambilberpraktek. Skalanya memang masihskala pembelajaran dan penelitian.Tetapi saat ini mereka siap memasukiskala komersial. Secara khusus lagi, sapiyang mereka kembangkan spesifikuntuk memenuhi kebutuhan bibitnasional untuk dataran rendah.Selama ini sapi di Indonesia dikenalsebagai sapi dataran tinggi. “Al-Zaytunmau pelihara di dataran rendah dandisebarkan supaya semua bisa beternaksapi,” ucap Syaykh. “Dimulai dari sini.Di abad 21 nanti akan ada sapi perahyang adaptif terhadap iklim yang panas,kemudian dataran rendah. Sebab duluBelanda mendatangkan sapi ke sinihanya untuk minuman orang Belanda.Sehingga orang Jawa, orang Sumatera,yang mau minum susu tidak ada.Sekarang kita mau jadi Belanda, bikinsusu di sini,” kata Syaykh.Minum Susu Sepanjang HayatAl-Zaytun saat ini sudah memilikimodal kekuatan sekitar 880 kepala sapiskala penelitian. Setelah mengimpor1.000 kepala sapi yang akan tiba Maret2008, Al-Zaytun akan mulai memasukifase baru beternak sapi skala komersial.Landasannya adalah sumber dayamanusia yang selama delapan tahunterakhir sangat aktif menekunipeternakan sapi, ditambah ketersediaanlahan pertanian dan kandang sapi, sertakeberanian Al-Zaytun berinovasi dalampeternakan sapi.“Nah, itu yang kita miliki hari ini.Kalau modal uang, gampang itu. Nggakada yang susah,” kata Syaykh Al-ZaytunAS Panji Gumilang, dalam sebuahperbincangan hangat dengan Beritafoto: berindo wilson
                                
   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39