Page 31 - Majalah Berita Indonesia Edisi 47
P. 31
BERITAINDONESIA, 04 Oktober 2007 31BERITA POLITIKmimpin Bangsaprioritaskan mengawal pasangan SBY-JK sampai selesaimasa baktinya.Presiden SBY, seperti dikatakan jurubicara PresidenAndi Malarangeng, belum berpikir soal Pilpres 2009 danmemilih untuk fokus menjalankan tugas dan amanatrakyat. “Pemerintahan masihdua tahun dan pemilihan presiden masih lama,” kata Andi.Sementara itu, Ketua UmumPartai Persatuan Pembangunan(PPP) Suryadharma Ali menegaskan, penjaringan capresdi PPP akan dimulai Februari2008. Saat ini partai berlambang kabah itu berkonsentrasipada konsolidasi partai yangdiharapkan selesai pada akhir2007. Soal ada kader partaiyang mencetuskan keinginanmencalonkan dirinya, Suryadharma mengaku tidak dapatmencegah keinginan orang lainuntuk menjadikan seseorangsebagai pemimpin bangsa.Ketua MPR Hidayat NurWahid yang mantan PresidenPartai Keadilan Sejahtera(PKS) menyatakan, sekalipunbelum ada pernyataan resmi,para kandidat pada Pemilu2009 nanti pastilah tokohnasional yang sudah dikenal.PKS sendiri, menurut Hidayat, masih menunggu hasilPemilu anggota legislatif 2009.Rapimnas PKS akhir Agustus lalu menghasilkan pokokpikiran bahwa PKS berpeluangmencalonkan kader terbaiknyadalam Pilpres 2009 apabilaperolehan suaranya signifikan.Yakni 20 persen suara. NamunPKS juga tetap membuka peluang berkoalisi dengan pihakmana pun yang sejalan visimisinya dengan PKS.Presiden PKS Tifatul Sembiring menambahkan, capresyang diusung PKS ditentukanoleh Majelis Syuro. Namunpilihan itu baru akan dilakukan jika PKS mendapat dukungan 20 persen dalam pemilu mendatang.Mekanisme internal PKS memang tidak memungkinkanDPP PKS menentukan pilihankandidat presiden. Meski begitu, sampai saat ini PKS sudahmemunculkan sejumlah namayang berusia di atas 50 tahundan di bawah 60 tahun untukmenjadi capres. Di antaranya,Din Syamsuddin, Jimly Assiddiqie dan Yusril Ihza Mahendra.Partai Amanat Nasional(PAN) dikabarkan mencobacoba mengusung nama ketuaumumnya, Soetrisno Bachir,kendati Amien Rais nampakjuga masih berambisi. Amienmengaku terkendala denganbesarnya biaya untuk maju jadicapres. Mulai dari biaya iklan diberbagai media, membayarsaksi-saksi dari Sabang sampaiMerauke dan sebagainya.Jadi UjianPernyataan Mega siap dicalonkan pada Pilpres 2009mengundang tanggapan berbagai kalangan. Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari menilai pencalonan Megaakan menjadi ujian yang lebihterjal ketimbang 1999 dan2004. Dia mengibaratkan dukungan kepada Mega masih dilereng bukit sementara jalanmenuju puncak masih jauh.Tanpa konsolidasi yang mantap, ada kekhawatiran kekalahan tahun 2004 akan terulang.Sedangkan pengamat politikArbi Sanit berpendapat, kendatiMega memiliki modal berupakharisma Bung Karno, tapikharisma itu harus diimbangidengan kinerja partai. PDIPharus kritis dalam berbagai isudan pendekatan kepada masyarakat harus digiatkan.Di mata pengamat politikEep Saifullah Fatah, Mega danpartainya sebagai pihak oposisi harus mempunyai gagasanbesar yang disertai strategialternatif yang terinci untukmengurangi kemiskinan. Megajuga harus bisa mengkonsolidasikan orang di luar partainyadan mampu menawarkan calon wapres serta susunan kabinetnya yang merupakandream team.Soal sosok yang paling tepatmendampingi Mega, Arbi Sanit menyebut nama AkbarTanjung. Alasannya, karenaAkbar punya banyak pengalaman organisasi dan birokrasiyang telah teruji dan punyajaringan yang baik.Bila tidak, tambah Eep, kritikan yang dilontarkan Megakepada pemerintahan SBYbisa menjadi pukulan balik.Sebab sebelumnya Mega pernah menjadi presiden dan melakukan hal yang sama. Yaknibelum memperhatikan kehidupan rakyat kecil padahalpernah berjanji akan memperhatikan ‘wong cilik’.Kondisi serupa juga akandihadapi SBY jika akan majuke Pilpres 2009. “Tantanganyang dihadapi SBY lebih beratdari tahun 2004. SBY harusmereproduksi harapan-harapan orang,” kata Eep sepertiditulis Kompas (11/9).Eep melihat peluang 2009justru bisa diambil JK, Wirantoatau Sutiyoso. Alasannya ketigaorang itu bisa menampilkankarakter yang tidak dimilikikepemimpinan sekarang ini.Masyarakat apabila kecewaumumnya mencari negasi. “Karakter yang ditampilkan Kalla,misalnya, berani mengambilrisiko, tidak banyak berpuisi.Kalau SBY pidato dengan teks,Kalla berpidato tanpa teks,”tambah Eep.Pengamat dan peneliti politik CSIS Indra J Piliang melihat peluang Megawati lebihbesar dari pada ketua umumpartai lainnya untuk dicalonkan sebagai presiden. Sampaisaat ini Mega dinilai merupakan saingan terberat SBY.Sekjen DPP PAN melihat kesediaan Mega menjadi Capres,hendaknya menjadi tantanganbagi politikus muda untuk bisaikut dalam persaingan.Apalagi, seperti dikatakanDirektur Eksekutif Lead Institut, Bima Arya Sugiarto, sebagian besar rakyat Indonesiamenginginkan muncul figuratau alternatif baru. Keinginanitu muncul karena rakyat sudah mengetahui kapasitas sejumlah calon ‘lama’ yang sekarang mulai muncul.“Jika tak ada muka barupada Pilpres 2009, kemungkinan besar rakyat masih memilih Presiden SBY. Sedangkan pencapaian Mega tidakakan lebih baik dari Pilpres2004,” kata Bima.Maswardi Rauf berharap, pada awal 2008 masing-masingparpol sebaiknya sudah menetapkan capres yang akan diusungnya. Ini penting agar masyarakat bisa punya banyak waktu untuk memberi penilaian. SPilustrasi: dendy