Page 27 - Majalah Berita Indonesia Edisi 47
P. 27
BERITAINDONESIA, 10 Agustus 2006 27BERITA KHASBERITAINDONESIA, 04 Oktober 2007 27ang-Undangsaja dalam perhitungan inflasi, tapi yangperlu kita pahami, kalau jalan tol naik,tarif angkutan langsung naik. Angkutannaik, ongkos barang jasa bakal terdorongnaik,” kata Rusman. Berdasarkan simulasiyang dilakukan BPS di delapan daerahyang memiliki jalan tol, hasilnya menunjukkan dampak langsung dari kenaikantarif tol sekitar 0,013 persen pada perhitungan baku inflasi nasional.Sikap berbeda justru ditampilkan oleh Komisi V DPR, wakil rakyat yang membidangipengawasan masalah infrastruktur dimanasebagian besar anggotanya memiliki keistimewaan sebagai pemegang tiket tol gratis.Menyikapi kenaikan tarif tol, Ketua Komisi V DPR RI Akhmad Muqowam hanyamengatakan akan memanggil pemerintahdan operator. Pemanggilan pun dimaksudkan hanya agar hak-hak masyarakatpengguna tol tetap terpenuhi. Sebab, menurutnya, peraturan tol yang berlaku saatini sudah akomodatif dan memberikankepastian kepada calon investor.Karena itu, Rapat Dengar Pendapat dengan operator bukan untuk mengotak-atiktarif. “Kami hanya ingin mengetahui sejauhmana operator tol melaksanakan kewajibannya, terutama soal pemenuhan SPM (Standar Pelayanan Minimum),” kata Muqowam,politisi senior asal Fraksi PPP. “DPR, sebagaiwakil masyarakat harus mengetahui bagaimana pelayanan diberikan. Sedangkan tarifdiserahkan sepenuhnya kepada pemerintahsesuai UU,” kata Muqowam.Sejumlah fraksi di DPR, selain FraksiPDI Perjuangan, terpecah menghadapikenaikan tarif tol. Ada yang menolak adapula yang menyetujui.Menyimpan Berbagai MasalahUndang Undang No 38/2004 tentangJalan memberikan mandat kepada BadanPengatur Jalan Tol (BPJT) untuk menjadiregulator jalan. BPJT kemudian “dipersenjatai” dengan Peraturan Pemerintah (PP) No 15/2005 tentang Jalan Tol,untuk bertugas melakukan pengawasanpeningkatan layanan sebagai konsekuensikebijakan penyesuaian tarif setiap duatahun sekali.Memang, per Juli 2005 sudah pula diterbitkan Kepmen No. 392/2005 tentangPersyaratan Standar Pelayanan Minimal(SPM) dimana operator harus menyesuaikan jalan tol yang dikelolanya agarsesuai parameter SPM. Untuk memenuhiSPM, banyak infrastruktur yang harusdiperbaiki operator, diantaranya pagar toldan indeks kerataan jalan.Tetapi Kepala BPJT Hisnu Pawenang mengakui operator sangat sulit memenuhi SPMdalam waktu dekat semenjak Kepmen 392diterbitkan. BPJT kemudian menelurkansejumlah kebijakan. Untuk pagar misalnya,pemenuhannya harus dapat dicapai dalamtiga tahun terhitung sejak Agustus 2005.Lalu untuk kerataan jalan, yang sesuaidengan syarat International Roughness Index (IRI) minimal tingkat empat, pemenuhannya ditoleransi hingga lima tahun.Hisnu menyimpulkan, sejumlah operator masih belum memenuhi SPM. Hal inimembuktikan lembaga yang dipimpinnyalebih banyak bergerak maju pada unsurtugas menaikkan tarif jalan tol, bukanpada unsur perbaikan pelayanan jalan tol.Jalan tol bermaknakan jalan bebashambatan hingga harus dibatasi lajukecepatan minimalnya 60 km perjam.Tetapi, khusus jalan tol dalam kota diJakarta tidak demikian halnya. Kemacetan acapkali terlihat. Problemnya karenapanjang jalan yang memang tidak panjang. Solusi untuk ini sebenarnya tersedia.Misalnya, dengan membuat jalan tol dalam kota menjadi sekian tingkat tertentu,sebagaimana di China, atau membuatjalan tol baru yang membelah kota Jakartasebagaimana pernah digagas oleh Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso.Kemacetan jalan tol dalam kota jugabisa terjadi karena jumlah kendaraanyang jauh lebih banyak dari kapasitas jalan. Atau, karena fungsi jalan arteri sebagai penunjang tidak bisa maksimal berperan sebagai alternatif. Maklum, terdapat banyak sekali persimpangan sebidang yang membuat pengendara enggan melewati jalan arteri. Kebijakanmembiarkan adanya persimpangan sebidang di jalan-jalan arteri sangat terkesandimaksudkan untuk menggiring pengguna kendaraan untuk masuk jalan tolkendati harus bermacet ria.Revisi UUYayasan Lembaga Konsumen Indonesia(YLKI) dan Indonesia Corruption Watch(ICW) dalam penjelasan bersama membeberkan fakta, selama tahun 2004 PT JasaMarga mendapat keuntungan sebesar Rp1,6 trilliun, tahun 2005 untung menjadi Rp1,7 trilliun, dan tahun 2006 menjadi untungRp 2,2 trilliun. Karenanya kedua lembagasepakat tidak logis kalau kenaikan tarif tolberlangsung sangat drastis.Keduanya juga menyimpulkan UndangUndang No. 38/2004 tentang Jalan, danPP 15/2005 tentang Jalan Tol, yang selaludijadikan alasan pemerintah untuk menaikkan tarif tol, sudah saatnya direvisi.Tarif adalah sumber pemasukan tunggaljalan tol. Karena itu konsesi jalan toldiberikan berjangka waktu panjang. Tetapijalan tol Jagorawi memberikan contoh yangberbeda, kendati sudah puluhan tahunberoperasi tetap saja belum bisa berubahstatus menjadi jalan tol bebas bayar. Contohburuk itu memunculkan pemikiran lain,memberikan konsesi baru jalan tol berjangka pendek tetapi bertarif mahal. Solusiinipun jelas-jelas tak populer sebab bagaimanapun soal tarif masih merupakansasaran empuk untuk ditolak masyarakat.Jalan tol sesungguhnya masih merupakan investasi yang sangat menguntungkanmeski berjangka panjang. Meski pendapatannya lambat (slow yield), acapkaliterkesan tidak bersifat komersial hinggaseolah menjadi pelayanan publik, bagiBank Mandiri jalan tol tetaplah sektorbisnis yang menguntungkan.Hingga tahun 2007 bank pelat merahtersebut akan mencairkan dana Rp 1triliun untuk investasi jalan tol, dari totalRp 10,3 triliun yang sudah disepakatidibenamkan di jalan tol.Pilihan Bank Mandiri sangat pas dengan program pembangunan jalan toldalam lima tahun ke depan sepanjang1.696 km, dengan menghabiskan danasekitar Rp 182 triliun. Padahal rencanalima tahun ke depan tersebut tergolongsangatlah lamban apabila dilihat kepesatan Malaysia membangun jalan tol.Negara Jiran yang sebelumnya belajarmembangun jalan tol dari Indonesia, tiaptahunnya membangun ribuan kilometerjalan tol. Bahkan Negri Panda Chinamendirikan jalan layang tol hingga sembilan tingkat dalam satu kota.Tetapi di Indonesia yang pembangunanjalan tolnya seolah jalan di tempat,menaikkan tarif telah dipaksakan menjadisatu-satunya alasan menggairahkaninvestasi jalan tol. HTfoto: berindo wilson