Page 28 - Majalah Berita Indonesia Edisi 47
P. 28
28 BERITAINDONESIA, 04 Oktober 2007WAWANCARAProf. Dr. H. Arief Rachman, M.PdTerjadi Sebuah Penghianatan Ter “Kalau saya ditanya apayang terjadi sekarang, yangterjadi adalah sebuahpenghianatan terhadapundang-undang,” kata AriefRachman, pakar pendidikanyang sehari-hari menjabatKetua Harian KomisiNasional (Komnas) Indonesia Untuk UNESCO.engebirian anggaran pendidikansebab realisasinya masih jauhdari amanat konstitusi yangmenetapkan minimal sebesar20 persen dari APBN dan dari APBD,disimpulkan oleh pakar pendidikan Prof.Dr. H. Arief Rachman, M.Pd sebagaisebuah penghianatan terhadap undangundang.Tetapi sebelum anggaran 20 persendirealisasikan pun, guru besar yangmengajar di Universitas Negeri Jakarta(UNJ) ini menyebutkan setiap pemakaianggaran pendidikan harus mempunyaisisi 5M. Yaitu, memiliki moral yang harusbagus, mandat yang harus jelas, manajemen yang harus canggih, manusia-nyayang harus profesional, dan modal-nyaharus terus ada.Berikut petikan wawancara Arief Rachman dengan Haposan Tampubolon danAmron Ritonga dari Berita Indonesia, berlangsung Kamis (30/8) di Gedung Depdiknas Lantai 17, Jakarta Selatan, kantorKomnas Indonesia Untuk UNESCO.Untuk menentukan anggaranpendidikan yang ideal, menurutAnda berapa unit cost pendidikanper siswa dan seberapa besar kontribusi pemerintah di situ?Menurut saya kalau sudah disebutkandalam undang-undang sebesar 20 persenanggaran untuk pendidikan maka harusdilaksanakan yang 20 persen itu. Kita tidakboleh membuat lalu menawar-nawar.Kemudian pertanggungjawaban mereka yang memakai uang yang 20 persenharus mempunyai sisi 5M.Pertama, moral. Para pemangku jumlah uang 20 persen mempunyai pertanggungjawaban kepada negara, bangsa dankepada Tuhan secara jujur dan penuh dengan cita-cita. Kedua, mandat, itu diberikan oleh Tuhan, bangsa dan negara.Ketiga, manajemen. Dia harus punyaketerampilan dan kecerdasan me-manageuang yang 20 persen. Kita sering mendengar banyak uang yang tidak terserapkarena programnya tidak ada. Itu sebabpada waktu menentukan 20 persen harusdiikuti dengan apa saja program yang bisamenyerap uang dari RAPBN.Keempat, manpower. Manusia haruscerdas, mempunyai keterampilan keuangan yang tinggi dan akuntabilitas terhadapkeuangan, teliti dan bisa mengukur.Kelima, modal. Di beberapa tempat yangmempunyai cita-cita membuat sekolahinternasional alokasi biaya pendidikannyabisa sampai 35-40 persen. Di Jakarta, adabeberapa sekolah satu kepala per bulansampai Rp 2 juta bayarannya untuk mendapatkan pendidikan yang tinggi.Kalau saya ditanya apa yang terjadisekarang, yang terjadi adalah sebuahpenghianatan terhadap undang-undang.Apapun kata orang mungkin orang mengatakan dalam kenyataanya....Mana ada yang tidak mungkin. Uang adadan harus tegas 20 persen untuk pendidikan. 80 persen sisanya dibagi-bagi kirakira mana yang lebih penting. Saya tahukesehatan juga penting tapi yang 20 persensudah ditetapkan oleh UU Sisdiknas untukpendidikan bukan untuk yang lain-lain.Anggaran yang 20 persen mengingatkanseluruh rakyat bahwa pendidikan adalahjaminan untuk kemajuan bangsa. Sudahkelihatan dan terbukti negara-negara majunomor satu yang terlebih dahulu digenjotpendidikannya, pendidikan yang menetapkan masalah watak, baru otak.Lalu fenomena apa yang terjadidalam penetapan anggaran pendidikan saat ini, sehingga belumdipenuhi 20 persen?Kita semua bekerja segala sesuatu awalmulanya konstitusi. Program dibuat berdasarkan UU. UU yang menetapkan adalahbangsa dan negara, MPR dan eksekutifyang harus melaksanakan. Tetapi yangterjadi sekarang antara eksekutif danlegislatif terjadi tawar-menawar.Inilah yang sangat saya sesalkan meskipun tidak semua anggota DPR. Beberapaanggota DPR seperti Heri Akhmadi (Anggota Komisi X DPR RI, dari Fraksi PDIPerjuangan) dengan kuat mengatakan 20persen harus dipenuhi.Menurut Anda selaku pakar penPBERITA PENDIDIKAN