Page 60 - Majalah Berita Indonesia Edisi 47
P. 60


                                    60 BERITAINDONESIA, 04 Oktober 2007BERITA BUDAYARitualJelang RamadhanUmat Islam di berbagai daerah Indonesia memiliki tradisi tersendiri saatmenyambut datangnya bulan suciRamadhan. Berbagai macam ritual yangmereka laksanakan tersebut memilikimakna tersendiri dan selalu digelarturun-temurun.radisi nyekar atauberziarah ke makamsanak keluarga yangtelah meninggal dunia merupakan budaya yangtelah tumbuh dan berkembangsecara turun-temurun. Merekamenganggap kurang afdol rasanya bila tradisi ini tidakdilaksanakan. Tak terkecualibagi warga Tulungagung, JawaTimur, ritual nyekar menjelang datangnya bulan suciRamadhan adalah suatu keharusan.Di kota yang mempunyai sebutan Kota Marmer itu parawarga dari berbagai pelosokmendatangi tempat-tempatpemakaman umum untuk melakukan ziarah kubur kepadaleluhurnya yang sudah meninggal. Umumnya sambilmembawa bungkusan kembang, sebotol air dan bukusaku berisi kumpulan doa atausurat yasin. Mereka membersihkan makam, menaburkembang dan menyiramkanair dalam botol. Dilanjutkandengan membaca doa, suratyasin dan amalan tahlil didepan makam.Sedangkan masyarakat Klaten, Jawa Tengah, memilikitradisi pedusan. Tradisi inidimaksudkan untuk membersihkan jiwa dan raga menjelang bulan suci Ramadhan.Pemandian Cokro Tulung setiap menjelang Ramadhan,selalu diserbu ribuan pengunjung untuk melakukan prosesiPedusanMereka mengguyur kepaladengan satu gayung air berisikembang di dalam wadah tanah liat. Setelah itu, wadah dibanting hingga pecah, dilanjutkan dengan mandi di sumber mata air Pemandian CokroTulung.Di Pekan Baru, dikenal tradisi ritual mandi yang disebutdengan balimau. Diawali dengan sholat ashar berjemaahdi Masjid Raya Pekanbaru,dilanjutkan dengan berziarahke makam pendiri Kota Pekanbaru. Kemudian berjalan kakisejauh lebih kurang 1,6 kmdengan diiringi musik kompang menuju Sungai Siak,tepatnya di bawah JembatanSiak I. Masyarakat menyiramitubuh dengan air sungai Siakyang mempunyai tujuan sebagai penyucian tubuh.Sementara masyarakat Sumatera Selatan, menjelang Ramadhan menggelar tradisiruwahan. Ritual ini memberikan sedekah dengan mengundang orang banyak membacasurat Yasin bersama. Meskibukan ajaran Islam, tetapiritual ini bertujuan positif,yakni mengingatkan akanpuasa, mengenang para arwahyang sudah mendahului yanghidup, dan sekaligus mendoakan mereka. Ruwahansemacam ini boleh dilakukan,selama diniatkan untuk berdoa, baik untuk orang yangtelah meninggal dunia maupun bagi yang ditinggalkan.Masyarakat Betawi juga memiliki tradisi unik saat menjelang Ramadhan, yang disebut dengan istilah anteran,yakni mengantar penganan(makanan) kepada orang tua.Hal ini bukan saja berlakuuntuk anak dan cucu, tapi jugaseorang calon mantu padacalon mertuanya. Penganan iniumumnya berupa roti, siropdan korma. Bila hal ini dilakukan oleh calon mantu yangdatang membawa barang antaran ke rumah calon mertua,maka dia secara otomatis mendapat nilai lebih dan dipujisebagai calon menantu yangbaik karena membuat senanghati mertua.Sementara masyarakatCungking, Kelurahan Mojopanggung, Kecamatan Giri,Banyuwangi, Jawa Timurmempunyai ritual tradisi resiklawon. Ritual ini membersihkan kain kafan putih di dalammakam buyut Cungking atausesepuh yang dikeramatkanmasyarakat sekitar. Hal inidipercaya sebagai penolak baladan melindungi masyarakatsekitar dari berbagai macambencana dan penyakit.Sebelum melakukan ritualini, masyarakat dan para sesepuh Cungking terlebih dulumelakukan ritual resik kagungan. Pelaksanaan ritualresik lawon menggunakankalender Jawa, yakni setiaptanggal 15 Ruwah yang jatuhantara Kamis malam atauMinggu malam.Prosesinya dimulai denganmengambil lawon atau kainkafan di dalam makam, kelambu langit pesarean, tadong,paesan, kelambu luar, langitluar, dan bungkus soko. Lalu,warga tua-muda berjalan beriringan membawa kain yangpanjangnya sekitar 50 meter itumenuju sungai Krambangan,sebuah sumber air yang beradadi pinggir jalan menuju DesaKemiren, Kecamatan Glagah.Kain kafan tersebut dicucibersih. Air perasan kain itu dipercaya bisa mengobati berbagai macam penyakit. Tak heran,masyarakat yang percaya datang berbondong-bondongmengambil air tersebut. Setelahdicuci lalu dijemur hingga kering, sebelum akhirnya dikembalikan di tempat semula. „ZAHTRitual nyekar menjelang datangnya bulan suci Ramadhan.foto: acehkita.com
                                
   54   55   56   57   58   59   60   61   62   63   64