Page 39 - Majalah Berita Indonesia Edisi 48
P. 39


                                    BERITAINDONESIA, 25 Oktober 2007 39LENTERAini erat kaitannya dengan cita-citauntuk menjadikan Al-Zaytun sebagaipusat kajian tinggi.Pada tahap satu pertama (1999-2007), platform pembangunankomunitas Al-Zaytun difokuskanpada pembangunan pendidikan,diikuti pembangunan ekonomi.Selama satu windu pertama itu basisbasis ekonomi mandiri sudah mulaitampak. Kemudian, satu windu kedua(2007- 2015), pembangunan ekonomiakan mendapat porsi yang lebih besardari pada periode satu windupertama. Tentu saja sektorpendidikan tetap sebagai wahana danmotor utama penggeraknya.“Satu windu ke depan kita sudahharus berbicara basis yang punyakeuntungan, baik direct maupunindirect. Sudah waktunya bagi kitauntuk mengembangkan suatukegiatan ekonomi yang hakiki,” kataSyaykh AS Panji Gumilang.Artinya, meskipun tetap berbasispada strategi pendidikan-ekonomidan ekonomi-pendidikan, sudahwaktunya untuk berorientasi padaperhitungan ekonomi. Kegiatanekonomi hakiki, yang kemudiandisesuaikan dengan ekonomi postmodernisme yang menyatakan,“modal sebesar mungkin untukmencapai keuntungan sebesarbesarnya.” Pertanyaannya, modaldasar untuk pengembangan ekonomipada fase sewindu kedua ini darimana?Atas dasar itu, maka programpengembangan pendidikan dasar danpendidikan tinggi harus sudahsaatnya tidak lagi sepenuhnya masihberupa subsidi kepada siswa.Jika pada periode satu windupertama seluruh kekuatan dana yangdimiliki dikerahkan untuk memforsirpembangunan fisik - dengan hasilyang sudah bisa dilihat hari ini -maka dengan pencapaian fasilitasfisik yang ada dirasa sudah cukupuntuk mendukung programpendidikan Al-Zaytun. “Bermaknapersiapan yang mendasar sudahdianggap selesai,” ujar Syaykh.Sementara itu, untuk dapat melihatkeberhasilan pendidikan secarakeseluruhan, diperlukan waktu yangpanjang. Barometer untuk mengukur(mengevaluasi) suatu keberhasilan itupun beraneka ragam. Salah satuadalah alat ukur kenyataan darioutput yang dihasilkan dalamkiprahnya di masyarakat. Namun,yang jelas, demi mengantisipasikeberhasilan yang harus dicapaisesuai target, mutlak dilakukanevaluasi yang terprogram secaraberkala.Al-Zaytun melakukan langkahlangkah evaluasi, bukan hanyaevaluasi akademik yang diharuskankurikulum tapi lebih dari itu, setiappekan. Pada setiap Jumat pagi,seluruh civitas Al-Zaytun khususnyapara pelaku didik berkumpulmengikuti program yang disebut“Qobliyah Jum’at”.Qobliyah Jumat bukanlah bentukshalat ritual yang kebanyakan oranglakukan sebelum shalat jum’at,melainkan aktivitas evaluasi pekanantentang pendidikan yangdilaksanakan selama satu pekan.Dalam forum ini, Syaykh Al-Zaytunmemberikan petunjuk, solusi,evaluasi, informasi, motivasi, danberbagai hal tentang apa saja yangbersinggungan dengan pendidikan.Bersama Dewan Guru dan instansiinstansi terkait tidak ada soal-soalKampus Al-Zaytun dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi berbagai program dan kinerjanya selalu berorientasi kepada kepentinganbangsa dan negara republik Indonesia.
                                
   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43