Page 52 - Majalah Berita Indonesia Edisi 49
P. 52
52 BERITAINDONESIA, 08 November 2007BERITA HUMANIORABangkit dan Suarakan!Di antara negara-negara Asia dan Pasifik,Indonesia masih dikategorikan sebagainegara yang lamban dan kemungkinantertinggal jauh dalam pencapaian TujuanPembangunan Milenium.agi itu cuaca agakmendung di bilangan Kuningan, Jakarta. Sejumlah perempuan muda melangkah cepatbegitu turun dari Mikrolet 44.Saya juga turun mengikutilangkah mereka menyeberangijalan lalu memasuki sebuahmal yang kian hari bertambahramai saja. Belum banyak tokoyang buka namun di lobi malyang bernama Ambassador itusudah terlihat kesibukan. Disitu beberapa orang pria yangmengenakan kaus putih yangmemuat slogan ‘Bangkit Suarakan’ dengan antusias mengajak pengunjung menorehkantanda tangannya di atas kainputih yang terbentang tidakjauh dari mereka. Pemandangan itu boleh jadi samadengan pemandangan yangsedang terjadi di belahan dunia lainnya. Hari itu memanghari yang istimewa, sebab pada17 Oktober 2007 itu puluhanjuta warga dunia di 110 negaraberkampanye bersama-samademi komitmen melawan kemiskinan dan menyuarakandukungan bagi pencapaianTujuan Pembangunan Milenium (Millennium Development Goals/MDGs).Warga kota-kota besar diIndonesia juga turut memperingati Pemberantasan Kemiskinan Sedunia (International Day of Poverty Eradication). Di Jakarta, kampanye‘Bangkit dan Suarakan’ digelardi berbagai tempat seperti diAncol, Menteng, Monas, danRagunan. Di Ancol TamanImpian misalnya, puluhanribu pengunjung menyebar diRamashinta Hall, PanggungMaxima, dan Pantai Karnaval.Sejumlah band dan artis-artisternama, seperti Titiek Puspa,Cyntia Lamusu “AB Three”,dan Slank turut berkampanye.Turut pula Erna Witoelar,Duta Besar PBB Khusus untukMDGs di Kawasan Asia-Pasifik. Presiden Susilo BambangYudhoyono dan Ibu Ani yangmelakukan kunjungan ke Ancol juga menyempatkan diriuntuk bergabung dengan masyarakat di Panggung Maxima.Kampanye yang digelar di Indonesia ini merupakan yangkedua kalinya sejak tahun lalu.Kampanye global ini diluncurkan Oktober 2002, duatahun setelah 189 kepala pemerintahan pada pertemuanMilenium bulan September2000 menyetujui pembentukan delapan tujuan yangapabila tercapai akan mengurangi kemiskinan di dunia.Delapan Tujuan Pembangunan Milenium tersebut adalahmemberantas kemiskinan dankelaparan, pendidikan dasaruntuk semua, kesetaraan jender, menurunkan angka kematian anak, meningkatkankesehatan ibu, memerangi penyakit menular, meningkatkankelestarian lingkungan hidup,dan mengembangkan kemitraan global.Kampanye global memerangi kemiskinan ini jelassangat relevan dilakukan diIndonesia. Berdasarkan dataBadan Pusat Statistik per Juli2007, masyarakat miskin Indonesia berjumlah 37,17 jutaorang. Bila mengacu standarBank Dunia, yang mengategorikan orang miskin jika berpenghasilan di bawah dua dollar per hari, masyarakat miskin di Indonesia akan lebihbanyak lagi. Sayangnya, dalampidato-pidato kenegaraan parapetinggi republik ini, merekamengklaim telah berhasil mengurangi angka kemiskinandengan menunjukkan angkaangka statistik. Namun, setiaphari pula kasus-kasus giziburuk, kelangkaan air bersih,dan kematian ibu melahirkanakibat keterlambatan pelayanan kesehatan terus bermunculan. Kematian akibat penyakit menular juga masih terusterjadi. Fakta lain yang menunjukkan realitas kemiskinandi Indonesia adalah makinderasnya laju migrasi tenagakerja ke luar negeri. Ini memperlihatkan bahwa lapangankerja tak tersedia di Indonesia.Ironisnya lagi, hingga kinimasih ada provinsi di Indonesia yang dicap sebagai daerahtermiskin oleh dunia internasional, yaitu Nusa TenggaraBarat (NTB), Nusa TenggaraTimur (NTT), Sulawesi Tenggara (Sultra), Papua dan Maluku.Mengatasi kemiskinan memang tidak seperti membalikkan telapak tangan. Apalagitidak sedikit di antara kitayang meragukan keberhasilanIndonesia mencapai penghentian kemiskinan pada tahun 2015. Persoalan bangsayang kompleks ditambah sikappemimpin yang dinilai tidakprorakyat membuat masyarakat skeptis bahwa masyarakatmiskin di Indonesia akan berkurang. Namun komitmenuntuk sungguh-sungguh berpihak kepada masyarakat miskin setidaknya bisa dijadikanawal untuk mengentaskan kemiskinan. Cara-cara penanganan masyarakat miskin yangtidak tepat dan tidak manusiawi harus dihentikan. Masyarakat harus menuntut pemenuhan janji pemerintah untukmengatasi kemiskinan danpencapaian MDGs. Mengutippernyataan Nelson Mandela,sosok yang kerap mewakilibangsa-bangsa Afrika yangmasih didera kemiskinan, “Kemiskinan adalah buatan manusia. Untuk itu, kita sebagaiumat manusia harus bisa melawan dan mengikisnya lewataksi kemanusiaan melawankemiskinan.” MLPPDi Jakarta, peringatan pemberantasan kemiskinan dipusatkan di TamanImpian Jaya Ancol.Tidak hanya di Jakarta, di hampir seluruh ibu kota provinsi peringatanpemberantasan kemiskinan sedunia juga diperingati.foto-foto: flickr.com