Page 55 - Majalah Berita Indonesia Edisi 52
P. 55
BERITAINDONESIA, 27 Desember 2007 55BERITA HIBURANtentang asal dunia ini tanpamelibatkan Tuhan, tetapi sayabukan maha tahu, dan mungkin saja ada Tuhan, sedangbersembunyi. Jika dia tidakmenampakkan diri-Nyamungkin dia malu akan pengikut-Nya yang melakukan kejahatan, kekejaman dalam mempromosikan nama-Nya. Jikasaya sebagai Tuhan, saya akanmenolak mereka.” Itulah sebabnya, Pullman memilihmenggunakan perbendaharaan kata seperti gereja ataupendeta sinonim dengan penjahat dan Allah sebagai polisiyang tirani.Dalam sebuah wawancaratahun 2003 tanpa ragu Pullman juga mengatakan bahwa“buku-buku saya adalah mengenai pembunuhan Allah”.Pulman juga mengatakan bahwa ia adalah “penulis yangsangat paling akan didoakanoleh para ateis apabila merekaberdoa”, “Saya mencobamenggoyahkan dasar agamaKristen”, dan ingin “membunuh Allah dalam pikirananak-anak”.Militanisme Pullman akanateisme tidak terlalu tampakdalam film Golden Compasskarena sudah disensor agarkelihatan lebih komersial dantidak menyinggung siapa pun.Contoh konten yang diedit olehsutradara Chris Weitz adalahorganisasi jahat yang di noveldisebut gereja. Di film, istilahitu diganti dengan Magisterium. Istilah ini juga menuaikritik karena istilah tersebutmerupakan istilah dalam agama Katolik. Magisterium inikerap menculik anak-anakyatim piatu di seluruh Inggrisdan mengirim mereka ke tanah tak bertuan di daerahutara. Di sana, anak-anak itudijadikan bahan eksperimenmengerikan.Keputusan penyensoran inimungkin bijaksana mengingatbuku-buku (novel) yang dikarang Pullman memang saratdengan analogi yang mengundang kontroversi agama.Dalam buku pertama dari trilogi itu, seorang gadis bernamaLyra Belacqua, yang disebutsebagai Hawa jaman baru(new age Eve) terjerumus masuk ke dalam perjuangan bersejarah yang akhirnya berhasilmengalahkan kekuatan Allahyang pikun. Tokoh lain adalahtumpangan Lyra, beruang polar dan malaikat homo. Sedangkan buku-buku jilid kedua dan ketiga karya Pullmanjustru lebih vulgar dalam menyatakan kritik sang pengarang terhadap agama. Dalambuku itu, salah satu karakternya, seorang mantan biarawati, mengatakan, “AgamaKristen merupakan sebuahkesalahan yang sangat kuatdan meyakinkan.”Sosok dan karya Pullman initentu mengundang protes.Pengarang Katolik, SandraMiesel bahkan punya pendapat unik soal trilogi karyaPullman ini. Ia menyebut novelPullman anti-Narnia. Mieselyang sedang membantu penulisan buku Pied Piper ofAtheism: Philip Pullman andChildren’s Fantasy yang akansegera dirilis, mempunyai sejumlah keluhan. Ia melihatdalam buku Pullman, digambarkan setiap pendeta itu jahat. Kemudian, setan-setanumumnya digambarkan dalambentuk ular atau kodok. Berlawanan dengan ajaran agamayang percaya pada adanyasurga dan neraka, Pullmanmendeskripsikan kehidupansetelah mati sebagai tubuhyang terpecah menjadi partikel-partikel, untuk kemudiandidaur ulang ke dunia kembali.Namun, Miesel menolak jikaharus melancarkan protes.“Protes hanya memberikanfilm dan novel tersebut publisitas tambahan. Saya hanyamenyarankan, jika kamu melihat isi materi itu, kamumungkin akan berpendapatbahwa lebih disarankan untuktinggal di rumah ketimbangmenonton film tersebut ataumembaca novelnya. Juga, lebih baik menonton film laindan membaca buku yang benar-benar bagus,” jelasnya.Kritikus lain juga ikut tampildalam blog-blog dan situs evangelis. Adam Holz dari Focuson the Family, menulis padasitus organisasi Kristiani, Plugged In. Di situ, ia menyebutbuku-buku karya Pullman danfilm Golden Compass sebagai“sebuah langkah penuh strategi untuk memaksakan kepercayaan anti Tuhan yang dimilikinya kepada para pembaca dan penontonnya.” Yanglebih jahat lagi, menurut Holzdalam sebuah wawancara dengan Associated Press, adalahPullman menujukan karyanyakepada anak-anak. Ini membuatnya sangat jauh berbedadengan The Da Vinci Code,yang juga memicu kontroversidi kalangan pemeluk Kristen.Tanggapan yang bersifat‘membela’ juga datang daribeberapa kalangan. NicoleKidman, yang memerankanMrs Coulter (karakter jahat)membantah adanya pelecehanajaran agama. “Saya dibesarkan di tengah keluarga yangtaat beragama dan tidak ditemukan adanya sindiran terhadap agama tertentu. Sayatidak akan bermain untuk filmini apabila saya melihat adanya alur cerita yang menentang ajaran agama saya,” ungkap Kidman yang mengakusebagai seorang Katolik.Begitu pula dengan asistenproduser Golden Compass,Deborah Forte, yang mengatakan bahwa dalam 12 tahunberhubungan dengan film danbuku-buku karya Pullman, taksekalipun para pembacanyayang berusia belia menyebutkan masalah agama kepadanya. Menurutnya, anak-anakhanya menyukai cerita dankarakter-karakternya saja. TheU.S. Conference of CatholicBishops’ Office for Film andBroadcasting pun berpendapatsenada. Mereka menilai filmGolden Compass tidak menunjukkan sikap anti Katoliksecara transparan, namun sebuah penolakan secara umumterhadap tirani. Mereka jugamenilai inti ceritanya berisikan“semangat perlawanan dansikap individualisme” karenaLyra dan teman-temannyamempertahankan kebebasanberpendapat, berlawanan dengan kekuatan dari Magisterium “sesuai dengan ajaranajaran Katolik.”Meski dinilai sarat dengankontroversi, Northern Lightsmembawa Pullman, cucu dariseorang pendeta gereja Anglikan ini menjadi penerimaCarnegie Medal untuk fiksianak-anak di Inggris pada1995. Sementara volume terakhir dari trilogi karyanya, TheAmber Spyglass merupakannovel anak-anak pertama yangmenjadi penerima penghargaan bergengsi, British Whitbread Book of the Year ditahun 2002. Deretan penghargaan dan sukses inilah yangmembuat studio New Line relamengucurkan anggaran sebesar 180 juta dolar untukmembuat versi filmnya.Tampaknya, buku Pullmanakan bernasib sama sepertibuku kontroversi “Da VinciCode” yang juga mengundangprotes. Semakin diprotes danditentang, buku itu makinmembuat banyak orang penasaran dan ingin membacanya, hingga penjualan makinmelambung. Sang penulis punakan tersenyum karena bukunya yang sukses di pasaranmembuatnya bertambah makmur. MLPPhillip Pullman CS Lewis

