Page 49 - Majalah Berita Indonesia Edisi 52
P. 49
BERITAINDONESIA, 27 Desember 2007 49BERITA TOKOHLetjen TNI SjafrieSjamsoeddinIdola Wanita danSahabat WartawanLetjen TNI George Toisutta, M.ScPangkostrad Menuju KSADSekjen Departemen Pertahanan Letnan Jenderal Sjafrie Sjamsoeddin merupakan salah seorang putra bangsa terbaik asalSulawesi Selatan yang berhasilmengukir berbagai prestasi di dunia militer. Pria kelahiran Makassar 30 Oktober 1952, ini disebut-sebut merupakan salah seorang kandidat kuat mendudukijabatan KSAD yang akan ditinggalkan Jenderal Djoko Santoso.Sjafrie yang lama dipercayasebagai Ajudan Presiden Soeharto, ini adalah seorang yangmemiliki kemampuan memimpin(leadership) yang baik. Sepanjang karirnya, lulusan terbaikAkabri tahun 1974, ini sudahmenduduki berbagai medan tugas. Namun puncak kepopuleran namanya boleh dikatakanadalah saat menjabat PangdamJaya pada tahun 1998.Di masyarakat, ia dikenal sebagai sosok jenderal yang simpati dan barsahabat. Jauh darikesan umum “tentara berwajahsangar”. Wajah tampan dan memikat sang jenderal ini membuatdirinya jadi idola kaum hawa. Sifatnya yang humanis, membuatorang yang mengenalnya bertambah simpati. Di kalanganwartawan, ia juga dianggap sebagai “sahabat ”. Ia menyatakanbersedia dihubungi para pemburu berita itu 24 jam sehari untuk mengonfirmasi kebenaransetiap informasi yang beredar dimasyarakat. Namun, terkaitdengan posisinya saat menjabatPangdam Jaya di masa-masapergolakan reformasi tahun1998, ia juga mendapat penolakan yang lebih besar dibanding calon lain. RONelihat perjalanankarier LetnanJenderal TNIGeorge Toisuttayang gemilang, Panglima Komando Strategi Angkatan Darat (Kostrad), ini menjadisalah satu kandidat yang dijagokan akan menduduki jabatan KSAD menggantikan Jenderal Djoko Santoso. Sama seperti beberapa KSAD sebelumnya, bukan mustahil dariPanglima Kostrad, jabatanKSAD langsung dipercayakankepada George Toisutta.Karier pria kelahiran Ujungpangdang 1 Juni 1953, inimemang belakangan melejit.Jabatan demi jabatan dipercayakan kepadanya. Setelahsukses menjalankan tugas penting sebagai Pangdam III/Siliwangi, ia pun dipercaya menduduki jabatan yang lebih strategis di Angkatan Darat, yaknisebagai Panglima Kostrad.Sebelumnya, Toisutta yanglulus Akabri tahun 1976, inimengawali karier militer tahun1978 sebagai Komandan Peleton 1-Kipan-CYonif-74/BS.Sepuluh tahun kemudian diadiangkat sebagai Kasi-2 OpsBrigif-1/PIK Kodam Jaya. Satutahun berikutnya, ia dipercayamenjadi Wakil Komandan Yonif-201/JYB Kodam Jaya. Kemudian, alumni Sesko Angkatan Darat (Seskoad) 1992, inidipercaya menduduki KepalaStaf Divisi-2 Kostrad. Selanjutnya menjadi Kasdam Jaya tahun 2003, Pati Mabes TNI tahun 2003, dan menjadi Panglima Divisi Infanteri 1/Kostradtahun 2004. Pada tahun 2005,ia diangkat sebagai PangdamXVII/Trikora. Dan tahun 2006dipercaya menduduki jabatanPangdam III/Siliwangi.Ketika perlawanan GAMmasih marak di Aceh, Toisuttayang masih berpangkat Brigadir Jenderal ketika itu pernahdipercaya menjabat PanglimaKomando Operasi (Pangkoops) di Lhokseumawe, NAD.Sementara saat menjabatPangdam Trikora, ia pernahmenindak perusuh terkait dengan bentrokan antara polisidan mahasiswa di depan Kampus Universitas Cenderawasihdi Abepura, Jayapura, Papuatahun 2006 yang menewaskantiga polisi dan satu anggotaTNI-AU.Di samping kesibukan tugastugas, ia tetap aktif mengikutiberbagai pendidikan dan pelatihan kemiliteran, sehinggatak heran apabila di belakangnama perwira penerima berbagai tanda jasa ini ada gelarMaster of Science (M.Sc) yangdiraihnya pada tahun 2000.Di balik ketegasannya, ia dikenal sebagai jenderal yang ramah. Seperti disaksikan wartawan majalah ini di KampusAl-Zaytun 1 Muharram 1428Hijriyah silam misalnya. Ketika itu, Toisutta selalu bercengkerama dan bersenda guraudengan yang lain sambil menunggu kedatangan rombongan Wapres Jusuf Kalla yangberkunjung ke kampus yangterletak di Indramayu, JawaBarat, itu untuk merayakantahun baru 1 Muharram 1428Hijriyah. ZAHMLetjen TNI Bambang Darmono“Jenderal Tempur” Cetak TNI ProfesionalSelalu berhasil dengan predikatmemuaskan dalam setiap penugasan operasi yang dipercayakan,membuat Letnan Jenderal TNIBambang Darmono yang kini menjabat Komandan Komando Pendidikan dan Latihan (Dankodiklat)TNI-AD, ini mendapat julukansebagai “Jenderal Tempur”.Salah satu operasi besar yangpernah dipercayakan kepada perwira lulusan Akabri tahun 1974 iniadalah jabatan Panglima KomandoOperasi (Pangkoops) TNI di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Dibumi Serambi Mekkah itu, Darmonoditugaskan menumpas habis setiapgerakan yang berniat memisahkandiri dari NKRI.Medan operasi militer Aceh dikenal sebagai kawah “candradimuka”terbaik untuk membentuk karaktermiliter sejati. Setiap perwira yangditugaskan ke sini harus punya nyalibesar untuk berhadap-hadapanlangsung dengan pemberontakGerakan Aceh Merdeka (GAM), yangsudah puluhan tahun sulit dilumpuhkan dengan kekuatan senjata. Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu yangketika itu menjabat KSAD sangatmengapresiasi keberhasilan dankegigihan Bambang menjalankanmisi operasi di Aceh tersebut.Kini dalam posisinya sebagaiDankodiklat dan dengan pengalaman tempur yang sedemikian panjang, membuat pria kelahiran 4 Mei1952, ini sangat dibutuhkan untukmembentuk postur TNI-AD yangprofesional di masa-masa mendatang. RON