Page 48 - Majalah Berita Indonesia Edisi 52
P. 48
48 BERITAINDONESIA, 27 Desember 2007Letjen TNI Cornel SimbolonBekerja Melebihi Tuntutan TugasTanda kehormatan Bintang Dharma merupakan bukti prestasi Cornel Simbolon menjalankan tugas.Dia seorang militer yang siap bekerja melebihi tuntutan tugas. Di tengah pergantian petinggi jajaranTNI, kans Wakil Kepala Staf TNI-ADLetjen TNI Cornel Simbolon dipandang sangat besar mengisi posisiKSAD yang akan ditinggalkan Jenderal Djoko Santoso setelah terpilihmenjadi Panglima TNI menggantikan Marsekal Djoko Suyanto yangakan memasuki masa pensiun. Dilain sisi, keinginan masyarakat Sumatera Utara yang begitu besarhendak mendudukkanya di kursinomor satu provinsi tersebut jadipertimbangan tersendiri bagi Simbolon.Kans Simbolon jadi KSAD dinilaisangat wajar mengingat prestasipria kelahiran Juni 1951, ini. Bahkanbeberapa pengamat mengatakan,berdasarkan urut kacang, nama manatan Dan Kodiklat TNI-AD Bandung, dan Asisten Operasi KSADserta mantan Pangdam IV/Diponegoro, ini paling berpeluang menggantikan Jenderal Djoko Santoso.Bahkan disebutkan lagi, bisa jadilulusan Akabri tahun 1973, inisengaja diparkir sebentar sebagaiWakasad untuk dikader langsungoleh calon Panglima.Aroma pengkaderan juga sudahterasa manakala mencermati pidatoKSAD Jenderal Djoko Santoso saatmelantik Simbolon sebagai Wakasad pada 11 September 2007 lalu.KSAD ketika itu menegaskan,sebagai pembantu utama pimpinan,Wakasad mempunyai kedudukanyang sangat penting dalam mendinamisasikan kegiatan staf sertamewujudkan pembinaan administrasi internal guna memacu kinerjaorganisasi. Lebih lanjut Djoko mengatakan, prajurit yang mendapatkepercayaan dan kehormatan memangku jabatan Wakasad mempunyai tanggung jawab yang tidakringan. Dia harus mampu menjabarkan secara benar dan rinci arahkebijakan KSAD secara komprehensif dan kreatif, sehingga bisadioperasikan ke seluruh jajaranAngkatan Darat.Menurut Djoko, kompleksitaspermasalahan TNI Angkatan Daratdewasa ini dengan segala implikasidan dimensinya, memerlukan suatuseni dan keterampilan dalam mengatur segala sumber daya yang ada,agar dapat dimanfaatkan secara optimal untuk mencapai tujuan. Diperlukan pula sebuah kearifan dankematangan dalam pola pikir, polasikap dan pola tindak sesuai aturanyang berlaku.Semua amanat Djoko Santosotersebut, sejauh ini bisa dilaksanakan Simbolon dengan baik. Langkah menuju kursi nomor satu matradarat pun kini semakin terbuka.Sementara masyarakat SumateraUtara juga tetap menunggu kesediaan suami dari Elizabeth inididudukkan jadi gubernur di provinsitersebut. ZAHBERITA TOKOHLetjen TNI Agustadi Sasongko PurnomoDigadang sebagai KSADLetjen TNIErwin SudjonoLayak MemimpinMatra DaratPengalaman memimpin posisi-posisi strategis di lingkungan TNI-AD, membuat nama Letjen TNI Erwin Sudjono yang saatini menjabat Kepala Staf UmumTNI termasuk yang diperhitungkan akan menduduki posisitertinggi matra darat (KSAD).Bahkan menurut beberapa pengamat, sebetulnya pria kelahiranBandung 5 Februari 1951, ini bisalangsung diplot menjadi KSAD.Nama Erwin Sudjono melejit dikalangan pimpinan militer tatkalastatus darurat militer diberlakukandi Nanggroe Aceh Darussalam(NAD). Selaku Panglima DivisiInfanteri 2 Kostrad, Erwin ketikaitu memimpin Pasukan PemukulReaksi Cepat (PPRC) Kostraduntuk menyerbu markas GAM.Perwira lulusan Akabri tahun1975, ini mengawali karir militersebagai Komandan Pleton SMS/BAN Yonif 305 tahun 1976. Perwira “Baret Biru” sejati, ini kemudian dipercaya sebagai WakilKomandan Yonif 509 Kostrad.Tahun 1996 ia diberi tanggungjawab sebagai Asisten OperasiKasdam VI/Tanjungpura denganpangkat Kolonel, pada saat kerusuhan etnis sedang melandaSampit, Kalimantan Tengah. Erwinmenjadi Panglima Divisi Infanteri 2Kostrad tahun 2003. Kemudiantahun 2005 dipercaya memimpinKodam VI/Tanjungpura, hinggaakhirnya tahun 2006 mendudukijabatan Panglima Kostrad. Hubungan persaudaraannya dengan keluarga istana , dari sang istri Wrahasti Cendrawasih, yang merupakan kakak kandung Ibu Negara AniYudhoyono, tidak menutup kemungkinan bisa mempelancarlangkahnya menuju KSAD. ZAHgustadi SasongkoPurnomo merupakan salah seorangperwira yang digadang-gadang akan menggantikan posisi Jenderal Djoko Santoso sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) yang terpilih jadi Panglima TNI. Mengingat prestasi dan karier militernya, lulusan terbaik Akabritahun 1974, ini dianggap berpeluang besar menduduki jabatantertinggi di matra darat itu.Perwira berbintang tiga yangkini menjabat Sekretaris Kementerian Polhukam, ini dikenal sebagai seorang jenderallapangan yang tegas sekaliguspolitisi yang memahami betulsuasana teritorial. Pria kelahiran Surabaya 6 Agustus 1952yang dibesarkan di kesatuanKostrad, ini pernah menjabatPangdam Jaya, dan PangdamXVI/Pattimura. Pada tahun1997-1999, ia juga menjadi anggota DPR RI mewakili ABRI.Agustadi yang mengawalikarier militer sebagai Komandan Pleton (Danton) tiga/AYonif Linud 305/17/I/K, inibeberapa kali mendapat penugasan operasi di dalam negeridan luar negeri. Ketika bekasprovinsi ke 27 Indonesia, Timor-Timur masih dalam pangkuan Ibu Pertiwi, ia beberapakali mendapat penugasan operasi ke sana seperti OperasiSeroja (1975), Operasi Pamungkas (1978), Operasi Kikis(1981), dan Operasi Kilat(1983). Agustadi juga pernahditugaskan dalam OperasiJaring Merah Aceh I-IV padatahun 1991-1994 di NangroeAceh Darussalam, dan OperasiNuri 01 tahun 2001di IrianJaya. Atas berbagai prestasinya, suami dari Diana Wahyuni, ini meraih penghargaanAdhi Makayasa dari pemerintah. RONA