Page 50 - Majalah Berita Indonesia Edisi 52
P. 50


                                    50 BERITAINDONESIA, 27 Desember 2007BERITA OBITUARISelamat Jalan Mas KaryoGuru Sejati ItuTelah PergiCara memandang sesuatu yang luasdengan filosofis dan diselingi humor,merupakan ciri khas Fuad Hasan dalammengajar.agi mantan paramahasiswanya,mantan MenteriPendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) FuadHasan, bukan hanya guru besar dalam bidang psikologi tapijuga guru bagi ilmu-ilmu lainnya.Itulah sebabnya, meninggalnya Mendikbud pada era Presiden Soeharto itu meninggalkan kepedihan mendalam.Ia meninggal dunia di RumahSakit Cipto Mangunkusumo(RSCM) Jakarta, karena menderita kanker stadium tiga,Jumat, 7 Desember lalu. Iadimakamkan di Taman Makam Kalibata dengan upacaramiliter, Sabtu (8/12).Banyak yang merasa kehilangan dengan kepergian selama-lamanya Fuad Hasan.SMS dan telepon rasa dukayang diterima Kepala PusatInformasi dan Humas Depdiknas, Bambang Wasito, mencapai ratusan baik dari seluruhpenjuru Indonesia maupunluar negeri.Menurut Dekan FakultasPsikologi UI, Dharmyati UtoyoLubis, almarhum Fuad Hasanselalu mau berbagi ilmu apasaja yang dimilikinya. Jika FuadHasan mengajar maka semuanya terasa mudah dimengerti.Cara penjelasannya mudahdicerna oleh para siswanya.Hubungan yang ada, kata dia,bukan hanya sebatas dosen danmahasiswa saja, tapi juga sebagai orang tua dan anaknya.Walaupun sudah tidak mendapat mata kuliah yang diajarnya, hubungan dengan mahasiswanya tetap dekat.Prof Dr Fuad Hasan yangpernah menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Kabinet Karya Pembangunan IV dan V(1985-1993) dilahirkan di Semarang, 26 Juni 1929. Ia jugaguru besar di Fakultas Psikologi UI, menjadi Dosen Seskoad, Seskoal dan Lemhanas(1966-1976). Tahun 1968-1970, Fuad menjadi anggotaDPR/MPR-RI.Selanjutnya, Fuad diangkatmenjabat Dekan Fakultas Psikologi UI, merangkap DirekturLembaga Studi Strategis Dewan Pertahanan KeamananNasional (1972-1976).Fuad juga pernah menjabatDuta Besar RI untuk Mesir,merangkap Sudan, Somalia,dan Jibouti (1976-1980). Karirberikutnya adalah menjadiKepala Badan Penelitian danPengembangan Deplu(1980-1985) merangkap AnggotaMPR-RI (1982-1987). „ RHDunia lawak Indonesia kehilangan salah satu maskotnya.Basuki pelawak ternama yang jugadikenal sebagai bintang sinetrondan bintang iklan meninggal duniaRabu (12/12) sore di Rumah SakitMelia Cibubur, Jakarta Timur.Menurut rekannya sesama pelawak, Kabul, yang lebih dikenaldengan nama Tesi, Basuki pingsansetelah bermain futsal karena sakitjantungnya kumat.Mengikuti jejak sang ayah, Petealias Suwito, Basuki memulai kariernya sebagai pelawak di panggungSrimulat pada 1981. Pria kelahiranSurakarta, 5 Maret 1956, ini kemudian banyak bermain di filmkomedi layar lebar yang marak padadekade 1980.Basuki keluar dari Srimulat pada1986, lalu turut membentuk gruplawak Merdeka dan Batik, meski takbertahan lama. Publik kemudianlebih mengenalnya melalui panggung Ketoprak Humor bersamapara eks-Srimulat lainnya.Semasa hidupnya, Basuki berkesempatan bekerja sama denganBenyamin S (almarhum) dalam serial sinetron “Si Doel Anak Sekolahan” yang mulai tayang padatahun 1992. Sinetron itu juga turutdibintangi Rano Karno, Suti Karno,Aminah Cendrakasih, Mandra,Maudy Kusnaedy, Cornelia Agathadan almarhum Pak Tile.Di sinetron arahan sutradaraRano Karno tersebut Basuki memerankan Mas Karyo, tukang kredityang kelak menjadi suami Atun (SutiKarno), adik si Doel (Rano Karno).Selain di sinetron tersebut, Basuki juga pernah bermain di berbagai sinetron lain seperti dalambeberapa kali episode Hidayah,Hikayah, Ratapan Anak Tiri, dan SiDoel Anak Gedongan.Bahkan karena pamornya di layarkaca, dia dikontrak sebagai bintangiklan sebuah merek sepeda motordan jamu anti masuk angin.Meninggalnya Basuki membuatrekan-rekannya yang terkejut dantak percaya. Berita lewat jaringanSMS pun menyebar luas. Isinya,“Breaking News. Basuki pelawakmeninggal akibat serangan jantungdi RS Melia Cibubur.”Doyok, pelawak kawakan yangjuga teman dekat almarhum, mengaku kaget atas meninggalnyaBasuki.“Saya enggak tahu kalau akhirakhir ini Mas Basuki suka mainfutsal. Mungkin ini sudah takdir dariyang Maha Kuasa,” ujar Doyokdengan wajah berduka. „ RHB
                                
   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54