Page 66 - Majalah Berita Indonesia Edisi 52
P. 66


                                    66 BERITAINDONESIA, 27 Desember 2007BERITA PEREMPUANKrisnina Maharani TandjungMembuka SoloKepada DuniaMasyarakat Laweyan yang dulunya tertutupdan terpuruk kembali bangkit danmembuka diri pada dunia luar.alam buku berjudul“Mbok Mase, Pengusaha Batik di Laweyan Solo AwalAbad 20”, kita akan menemukan gambaran bagaimana masa kejayaan dan kebangkitanbatik Solo pada tempo dulu.Buku karya Soedarmono yangdiangkat dari sebuah tesisstudi pasca-sarjana UGM Yogyakarta itu menjelaskan tentang Mbok Mase yang merupakan sebutan umum yang diberikan masyarakat bagi parasaudagar batik Laweyan yangmemiliki rumah tinggi nanindah dan megah yang pernahmengalami kejayaan di masalalu.Sayang, memasuki abad 20pamor Mbok Mase semakinmeredup seiring berkembangnya industri berupa batik capdan printing. Para keturunansaudagar batik atau Mbok Mase Laweyan yang memiliki rumah-rumah indah itu kesulitanmerawat peninggalan berhargatersebut. Keindahan itu takpernah tampak karena tertutupdinding-dinding tinggi mengelilingi perkampungan.Sebagai perempuan yangdilahirkan di Kampung Laweyan, Solo, Nina Tandjung begitu dia biasa disapa, merasamendapat panggilan jiwa untuk mengangkat kembali pamor budaya batik Laweyan.Wisata Kampung Batik bertema Mengenal Kampung Batik Laweyan pada April 2007lalu dijadikan Nina Tandjungsebagai langkah awal. Besertakawan-kawannya, dia membantu para pedagang Laweyanmenarik pembeli, memfasilitasi penataan rumah produsenberikut showroom-nya dan taklupa mengadakan penghijauandi kawasan tersebut.Masyarakat Kampung Laweyan yang dulunya tertutup danterpuruk kembali bangkit danmembuka diri pada dunia luar.Masyarakat yang tinggal diwilayah bersejarah di jantungkota Solo ini siap menerimapengunjung untuk masuk, mengenal sejarah, mengapresiasiproduksi, berbelanja batik produksi mereka dan menyediakan homestay bagi wisatawan.Dalam sejarahnya, KampungLaweyan terkenal sebagai kawasan independen. Kawasan inisudah dikenal sejak zamanKerajaan Pajang. Rajanya, Sultan Hadiwijoyo memberikanwilayah Laweyan status otonom(perdikan) pada Kiai Ageng Nis,dari kekuasaan kerajaan.Sejarah mencatat kawasanini sebagai tempat lahirnyaorganisasi pergerakan pribumiyang pertama, Sarikat DagangIslam yang didirikan KH Samanhudi, seorang pedagangbatik, pada 1905. Organisasiini di bawah kepemimpinanHOS Tjokroaminoto kemudian berkembang dengan nama Sarekat Islam dengan bergabungnya tokoh-tokoh pergerakan nasional lain yangberasal dari luar Pulau Jawaseperti H Agus Salim, AMSangaji dan Abdul Muis.Di Kampung Laweyan, Master Kajian Wilayah AmerikaUniversitas Indonesia (UI)memiliki rumah kuno yangdiplot layaknya sebuah penginapan. Uniknya, ketika membuka pintu gerbang bagianbelakang, rumah dengan 13kamar yang diberi nama Rumahku itu tampaklah sebuahperkampungan batik.Bangga Terhadap SejarahPerempuan asli Solo inimembuat bagaimana sebuahsejarah harus bisa menjadikebanggaan bagi semua orang.Terutama para generasi muda,yang selama ini tampaknya takpeduli dengan sejarah bangsanya sendiri, padahal kalauditelaah lebih lanjut, mempelajari sejarah bisa menumbuhkan rasa cinta tanah air.Setiap tahun, Nina Tandjungmengajak sekitar 300 siswadan guru sejarah berkunjungke Pura Mangkunegara sertaobyek wisata sejarah lain yangterletak di Solo dan Yogya.Selama empat tahun terakhir ini, ibu empat orangputri, Fitri Krisnawati, KarmiaKrissanty, Triana Krisandinidan Sekar Krisnauli, memberikan pengetahuan sejarahkuno Jawa pada para pelajardengan terjun langsung ketempat-tempat bersejarah tersebut. Ajang kompetisi penulisan sebuah karya ilmiahmengenai analisis sebuah sejarah pun dibentuk dalamformulasi sebuah panduanmodul yang dia buat bersamaYayasan Warna-Warni yangdipimpinnya.Perempuan kelahiran 5April 1960 ini suka menulismengenai sejarah Jawa. Saatpuncak ulang tahun PuraMangkunegaran ke-250 padaNovember 2007 lalu dia meluncurkan buku berjudul; “Sekelumit Pura Mangkunegaran(1757-sekarang).” Buku setebal128 halaman itu bukan hanyamemuat tentang sejarah kelahiran Mangkunegara I hingga ke IX saja, tapi berisi pulamengenai aneka konflik, buahpikiran para raja, kejadianyang melingkupi dan terjadidalam lingkungan keratonMangkunegara.Dalam buku lain berjudulRumah Solo (2002), sarjanalulusan Universitas Indonesiajurusan komunikasi ini membidik tentang rasa keprihatinannya atas banyaknya bangunan di Solo yang bernilaisejarah tinggi lenyap dan berganti dengan bangunan pertokoan modern. Buku berisi 350foto itu berisi bangunan bersejarah dan perkembangan darimasa ke masa. Nina juga menyunting dan menerbitkanulang surat-surat Kartini dalam bentuk buku kecil padaperayaan hari kelahiran Kartini 21 April 2007. „ ZAHD
                                
   60   61   62   63   64   65   66   67