Page 60 - Majalah Berita Indonesia Edisi 52
P. 60
60 BERITAINDONESIA, 27 Desember 2007BERITA BUDAYAJATHILANSebuah Tarian MagisDikenal sebagai salah satu tarian paling tua di Jawa.Sering disebut dengan nama jaran kepang atau jaran.ejatinya, Jathilan adalah sebuahdrama tari yang menampilkankegagahan seorang prajurit dimedan perang dengan menunggang kuda sambil menghunus sebuahpedang. Ketika ditampilkan, sang penarimenggunakan sebuah kuda tiruan yangterbuat dari anyaman bambu atau kulitbinatang yang disebut dengan KudaKepang. Penari menempatkan kuda kepang ini diantara kedua pahanya sehinggatampak seperti seorang kesatria yangmenunggang kuda sambil menari dengandiiringi alat musik kendhang, bonang,saron, kempul, slompret dan ketipung.Jathilan dikenal sebagai salah-satubentuk tarian yang paling tua di Jawa.Kesenian ini juga sering disebut dengannama jaran kepang atau jaran. TariJathilan juga merupakan pentas dramayang dibawakan enam orang secaraberpasangan yang menggunakan seragamserupa. Sebagai tambahan tari ini, jugamenampilkan penari yang menggunakantopeng. Dengan tokoh-tokoh yang beragam, ada gondoruwo (setan) atau barongan (singa). Mereka muncul kala paraprajurit itu berangkat perang dengantujuan untuk menganggu.Tidak ada yang mengetahui dan mendefinisikan kapan mulanya tari ini ada.Namun yang pasti, Jathilan berkembangdi beberapa wilayah seperti, Jawa Timur,Jawa Tengah dan Yogyakarta. Masingmasing wilayah tersebut menampilkanversi masing-masing. Soal cerita, merekabiasanya identik menampilkan lakon yangsama, seperti Panji, Ario Penangsangmaupun gambaran kehidupan prajuritpada masa kerajaan Majapahit.Tari ini sifatnya fleksibel, bisa ditampilkan dimana saja, saat pesta pernikahan,sunatan atau pada saat pesta maupun festival kesenian rakyat.Menurut seorang dosen Jurusan TariFakultas Seni Pertunjukan Institut SeniIndonesia (ISI) Yogyakarta, GandungSudjatmiko, seni ini bersumber darirakyat jelata.Hal ini bisa dilihat dari penampilankesederhanaan pakaian yang digunakanpara penari. Mereka mengenakan celanasebatas lutut, kain batik bawahan, kemejaatau kaus lengan panjang, setagen, ikatpinggang bergesper, selempang bahu(srempeng), selendang pinggang (sampur) dan kain ikat kepala (udheng) danhiasan telinga (sumping). Para penariberdandan mencolok dan mengenakankacamata hitam. Tentu sangat berbedadengan pakaian sebuah pembesar kerajaan yang menggunakan pakaian serbalengkap dan gemerlap. Tarian yang diperagakan pun cenderung berulang-ulangdan monoton dengan komposisi musikyang sederhana, namun dengan penuhsemangat.Identik dengan KesurupanJathilan adalah merupakan drama tari dengan adegan pertempuran sesama prajuritberkuda dengan senjata pedang, dimanatarian ini mengutamakan tema perjuanganprajurit yang gagah perkasa di medan perang dengan menunggang kuda dan bersenjatakan pedang. Namun demikian, masyarakat lebih mengenalnya sebagai sebuahtarian yang identik dengan tarian yangmengandung unsur magis dan kesurupan.Pada versi aslinya, para penari Jathilanakan melakukan adegan tarian yang terusmenerus tanpa berhenti sambil berputarputar hingga salah satu dari merekamengalami apa yang disebut trance (kondisi tidak sadarkan diri tapi tetap menari).Penonton akan dibuat tegang ketikamereka mulai meraih apa saja yang adadidepannya. Bahkan pecahan kaca bisadimakan sang penari yang tak merasakansakit apalagi berdarah sedikitpun. Merekamengunyahnya laksana menikmati makanan cemilan yang enak dan nikmat.Bagi sementara penonton, memang adegan trance itu merupakan tontonanmengasyikkan. Bagaimana manusia memakan kaca, memakan rumput, mengupas kulit kelapa dengan gigi danadegan berbahaya lainnya.Seiring perjalanan waktu, kini seni tariJathilan bisa divariasikan dengan berbagai musik lain. Sebut saja dengan Jathilanmodel baru. Mereka sudah merambah kewilayah dan nuansa modern denganmengolaborasikan musik yang ada padazaman sekarang yang tidak terkesankampungan, seperti musik jazz, pop ataucampur Sari. ZAHSSeni ini bersumber dari rakyat jelata.