Page 33 - Majalah Berita Indonesia Edisi 54
P. 33


                                    BERITAINDONESIA, 31 Januari 2008 33BERITA NASIONALTerimakasih Indonesia Kepada DuniaBencana tsunami Aceh-Nias 2004 sungguhtak terperikan. Dunia spontan membangunsolidaritas global. Aceh pun menjaditerbuka, membuatnya kini jauh lebihcantik. Saatnya Indonesia berterimakasihkepada dunia.uatnya solidaritasdunia membantuIndonesia menanggulangi bencana alam tsunami yang melanda Aceh dan Nias pada 26Desember 2004, menggerakkan hati Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan para stafBadan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Aceh-Nias,untuk menggelar even khususuntuk mengungkapan rasaterimakasih.Gagasan yang muncul pertengahan tahun lalu, saat berlangsung pertemuan antaraPresiden dengan BRR di IstanaNegara, tadinya mau direalisasikan September 2007 saatberlangsung Sidang UmumPBB di New York, AmerikaSerikat. Tetapi ungkapan rasaterimakasih Indonesia yangdemikian kepada dunia, bisabisa malah tak bisa dihadirioleh orang-orang Indonesiakhususnya warga Aceh.Momentum kedatanganSekjen PBB Ban Ki-Moon keJakarta bulan Desember, padasaat berlangsung KonperensiPBB tentang Perubahan Iklim,pun coba ditelisik namun tetapbelum ketemu.Barulah pada hari Kamis 24Januari 2008, keinginan kuatPresiden itu terealisasi. Acarayang berlangsung di PantiPrajurit, Balai Sudirman, Jakarta itu dihadiri antara lainoleh perwakilan PerserikatanBangsa-Bangsa (PBB), organisasi internasional seperti BankDunia, Bank PembangunanAsia (ADB), Palang Merah danBulan Sabit Merah. Juga lembaga swadaya masyarakat(LSM) internasional dan lokal,para duta besar negara-negarasahabat, pimpinan lembagatinggi negara, para menteri kabinet, serta para tokoh nasional asal Aceh seperti MayjenTNI (Purn) Sulaiman AB, danpemilik Grup Media SuryaPaloh.Dalam pidato “Terima KasihIndonesia Kepada Dunia” (Indonesia Thanks the Worlds)yang diselenggarakan BRRAceh-Nias, mewakili pribadi,bangsa, dan atas nama pemerintah Indonesia, Presidenmenyatakan rasa terimakasihdan penghargaan yang tinggikepada masyarakat dan organisasi internasional, yang selama ini dengan tulus membantu proses tanggap darurathingga tahapan pemulihandan rekonstruksi Aceh danNias pascagempa.“Bantuan Saudara semuaakan dicatat oleh Tuhan YangMaha Esa, dan juga dicatatoleh sejarah, serta dicatat dandikenang oleh masyarakat Indonesia, khususnya merekayang ada di Aceh dan Nias,”ucap Presiden, yang disertaiIbu Negara Ani Yudhoyono.Sebagai tanda terimakasih,Presiden memberikan penghargaan kepada sejumlah lembaga dan pribadi, seperti Angkatan Bersenjata Meksiko yangditerima Duta Besar Meksikountuk Indonesia, USAID, Dirut PT Bursa Efek Jakarta ErryFirmansyah mewakili perusahaan-perusahaan terbukayang penjualan sahamnya tercatat di BEI, dan pribadi lainnya. Ditampilkan pula testimoni sejumlah tokoh atas perannya merehabilitasi danmerekonstruksi Aceh-Nias.Lima Pelajaran BerhargaPresiden mencatat lima pelajaran berharga yang bisa dipetik dari peristiwa tsunami yangmelanda Aceh, Nias, dan berbagai belahan Asia lainnya dalam waktu bersamaan ketika itu.“Ada lima pelajaran yangbisa dipetik, di antaranya, dalam keadaan sulit kita harusbersatu dan bertindak, kitajuga harus bertindak cepat dantepat dalam keadaan krisis dandarurat. Kita pun harus menyambut dengan tangan terbuka setiap bantuan dari manapun untuk sebuah aksi. Tidak boleh ada diskriminasi,”ucap Presiden, yang membanggakan bagaimana perannya dalam menggagas berlangsungnya Tsunami Summit diJakarta pada 6 Januari 2005,setelah berbicara dengan PMSingapura Lee Hsien Liongdan PM Malaysia AbdullahAhmad Badawi.Tsunami di Aceh-Nias dikenal sebagai bencana terbesardalam sejarah modern. KepalaBRR, Kuntoro Mangkusubroto, menggambarkan tsunamiyang menghancurkan sepanjang 800 kilometer garis pantai bentangannya melebihijarak Jakarta-Surabaya, atauSan Fransisco-San Diego. Tsunami menghancurkan apa sajayang dilewati merangsek hingga sejauh enam kilometer kedaratan, menewaskan lebihdari 130 ribu jiwa, puluhanribu jiwa hilang, serta merusakrumah, jalan, jembatan, sawah, tambak serta melumpuhkan sendi-sendi masyarakat.Hebatnya kerusakan yangterjadi membuat dunia tercengang dan segera terjununtuk membantu. Pada masatanggap darurat, misalnya, 34negara terlibat langsung danmengirimkan lebih dari 16 ributentara, 117 tim medis, 9 kapalinduk, 14 kapal perang danpuluhan pesawat udara danhelikopter.Kata Kuntoro, banyak kalangan yang menilai di AcehNias inilah operasi militer nonperang terbesar yang pernahterjadi dalam sejarah.Kemudian pada proses rehabilitasi, bantuan dukungan kemudian datang dari 600 LSM,40 negara donor bilateral maupun multilateral, dan 27 badanPBB. Dukungan dan bantuandunia internasional dimaksudkan untuk mengelola sebanyak12.000 proyek, di mana jumlah yang sudah terealisasimencapai 6,4 miliar dollar AS,dari total 7,2 milliar dollar ASyang pernah dijanjikan.“Dengan semua bukti dukungan tersebut, apresiasiyang tinggi dan ucapan terimakasih yang mendalam harusdisampaikan kepada semuasahabat Indonesia yang telahmembantu bahu-membahuuntuk membuat Aceh dan Niaslebih baik lagi,” kata Kuntoro.Sudah banyak capaian BRR diAceh-Nias. “Kemajuan yang pesat telah dapat Ibu-Bapak saksikan apabila berkunjung keAceh atau Nias akhir-akhir ini.Di sana-sini kita dapat melihatsendi-sendi kehidupan masyarakat mulai menggeliat, bahkanlebih baik dari kondisi yangpernah ada sebelumnya. Semuaitu mustahil tanpa perjuangankeras semua pihak,” kata Kuntoro kepada dunia. „ HT, ZAHKINFRASTRUKTUR: Bandara Malikul Saleh-Meulaboh.foto: dok. brr
                                
   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37