Page 65 - Majalah Berita Indonesia Edisi 54
P. 65
BERITAINDONESIA, 31 Januari 2008 65BERITA FEATUREmemandu kami, Gua Cerme dikenalsebagai gua wisata sejak tahun 1980-an.Dari tingkat kesulitannya, gua ini adapada grade 2-3, artinya penelusur memerlukan peralatan khusus seperti helmdan sumber cahaya.Awalnya gua ini hanya digunakansebagai sumber air yang dimanfaatkanoleh penduduk di sekitar lokasi. Resurgenatau mata air keluar dari dasar LuwengPloso dengan debit pada musim kemarausekitar 3 liter per detik dan pada musimhujan bisa mencapai 25 liter per detik.Sungai bawah tanah di dalam gua tidakberpotensi banjir pada musim hujan sekalipun. Penyebabnya adalah kemiringanlantai gua, sehingga air mengalir dengancepat. Selain itu ada bendungan di mulutGua Cerme yang menjadi pengatur ketinggian muka air. Biasanya pada musimhujan pintu bendungan dibuka sehinggamuka air tidak melebihi tinggi satu meter.Air yang keluar dari mulut Gua Cermedimanfaatkan oleh penduduk di dusunSrunggo dengan cara ditampung padasebuah kolam besar untuk diendapkan,setelah itu dialirkan ke rumah pendudukmenggunakan selang air. Sementara itu,air dari Luweng Ploso diambil menggunakan pompa air benam (submersiblepump) dengan memanfaatkan tenagamatahari (solar cell).Teknologinya dibantu BPPT dan dinamakan Sistem Pompa Air Fotovoltaik.Pompa air ini telah beroperasi kuranglebih 10 tahun dan relatif tidak pernahbermasalah. Namun demikian, instalasiini hanya difungsikan pada saat musimkemarau. Pada musim hujan instalasi tersebut diistirahatkan untuk menghematbiaya perawatan.Di salah satu bagian dalam gua, kamimenjumpai ribuan kelelawar pemakanbuah yang bergelantungan di langit-langitgua. Aroma tak sedap dari kotoran kelelawar (guano) cukup menyesakkan pernapasan. Namun hanya di bagian itu sajaindera penciuman kami terganggu. Selebihnya udara di dalam gua cukup baikdan tidak pengap. Di Gua Cerme jugabiasanya dapat dijumpai jangkrik gua,udang, dan ikan lele. Sebagian biota inisudah mengalami adaptasi negatif yaitukehilangan pigmen, sehingga warnanyamenjadi transparan.Kami juga menjumpai berbagai macamornamen gua yang cukup lengkap. Sepertidijelaskan Bagus kepada Berita Indonesia, ornamen-ornamen yang kami jumpaitersebut dibedakan dari proses terbentuknya antara lain dripstone, yang terbentukkarena proses tetesan air. Jenisnya adalahstalaktit, stalakmit, pilar (column), sodastraw stalagtit, dan helektit.Selain itu ada flow stone, yang terbentuk karena proses aliran air. Jenisnyadrapery (berbentuk tirai), shield (berbentuk perisai), canopy (berbentukkubah). Yang ketiga adalah rimstone,terbentuk akibat adanya hambatan padaaliran air. Jenisnya micro gours (mirippetakan sawah, terdapat pada shield dancanopy) dan gourdam (mirip tanggul ataupetakan sawah yang besar).Kisah Para WaliDengan banyaknya persimpangan dan lorong yang dapat menyesatkan, para pengunjung sebaiknya ditemani oleh seorangpenunjuk jalan yang mengenal lokasi. Helmspeleo dan senter juga wajib bagi parapengunjung. Sayangnya, masih ada wisatawan yang tidak memakai helm. Padahalselalu ada kemungkinan kepala terbenturstalaktit atau langit-langit gua yang rendah.Ternyata, selain disuguhi pemandanganstalaktit dan stalakmit yang indah di perutmusyawarah menyusun strategi dakwah.Di sebelah kanan dan kiri mulut GuaCerme, ada beberapa gua lain yang seringdipakai untuk bertapa. Pertama adalahGua Umum, gua ini dapat digunakanuntuk bertapa siapa pun. Kemudianterdapat Gua Dalang yang biasanyadigunakan oleh para dalang agar tercapaicita-citanya. Gua Sinden, mirip denganGua Dalang, digunakan oleh para pesinden atau waranggana untuk memajukan karier. Keempat adalah Gua Kaumyang biasa digunakan oleh mereka yangingin menjadi tokoh agama (kaum). Ditempat inilah konon para Walisongobertemu untuk membicarakan syiaragama Islam. Dan Gua Maling merupakansalah satu gua yang sangat terkenal karenadulunya sering digunakan oleh pencuriuntuk bersembunyi. Letaknya tersembunyi dan harus memanjat tebing.Untuk menelusuri gua Cerme dibutuhkan waktu yang bervariasi. Untuk penelusuran normal, wisatawan biasanyamembutuhkan waktu satu setengah sampai dua jam. Sementara untuk aktivitasdokumentasi biasanya lebih lama, antara3-5 jam. Rombongan kami sendiri menghabiskan waktu lebih dari tiga jam sampaimenembus ke entrance mulut Gua Cerme.Di permukaan bumi, ternyata hujantengah mengguyur deras. Kami berlari kebasecamp meninggalkan gua yang penuhbumi, gua ini konon menyimpan kisahtentang Walisongo. Nama ‘Cerme’ berasaldari kata ‘ceramah’. Konon, gua inimerupakan tempat pertemuan para walidi Tanah Jawa untuk menyebarkan agamaIslam. Sejak ditemukan, gua itu kemudiandigunakan sebagai tempat tafakur danornamen indah sebagai bukti keajaibanalam itu. Tak ada yang tertinggal di sanaselain kesan dan kekaguman. Sepertiprinsip yang selalu dijunjung tinggi parapenelusur gua: ‘take nothing but picture,leave nothing but footprint, kill nothingbut time’. RHOrnamen flow stone jenis canopy.Ornamen rimstone jenis gourdam yang mirip tanggul.