Page 39 - Majalah Berita Indonesia Edisi 60
P. 39
BERITAINDONESIA, 26 September 2008 39LENTERApemikiran dan aktivitas Nurcholish terasamakin kuat, dengan lingkup yang makinluas pula. Ia bersedia duduk sebagaipengurus Ikatan Cendikiawan Muslim seIndonesia (ICMI), organisasi yang disebut-sebut dekat dengan pemerintah, bahkan bersedia merumuskan khittah-nya,tetapi tetap sangat tampak bahwa iamengambil jarak darinya bahkan kadangmengemukakan kritik keras dan terbukaterhadapnya. Ia terus mempromosikangagasan “oposisi loyal” yang tidak populerdi kalangan pemerintah, betapapun iacukup tegas menekankan aspek “loyal”dari gagasan itu. Ia menjadi anggotaKomite Nasional Hak Asasi Manusia(Komnas HAM), lembaga yang dibentukhanya berdasarkan keputusan presiden(Kepres) tetapi segera berhasil merebutdukungan bahkan kepercayaan masyarakat berkat citra independensinya. Danyang juga tidak kalah penting, ia bersediabergabung dalam Komite IndependenPengawas Pemilihan Umum (KIPP),sebuah organisasi yang dibentuk olehunsur-unsur masyarakat yang hampirsepenuhnya non-Islam, praktis menjadikannya satu-satunya “sayap Islam”yang signifikan di lembaga kontroversialitu. Sekalipun dikritik keras bahkan olehbanyak teman terdekatnya, ia tetapberkukuh pada pendiriannya bahwalembaga seperti ini penting untuk pendidikan politik, untuk mengembangkankultur peradaban (civility), dan untukmemperkuat masyarakat madani (civilsociety) di Indonesia.Ringkasnya, Nurcholish adalah jenisorang yang ingin dekat dengan semuakelompok, tetapi tidak ingin lekat denganmereka. Sebagai seorang muslim yangtaat, ia percaya bahwa kemenangan Islam bukanlah kemenangan lembaga atauorang atau kelompok, sekalipun lembagaatau orang atau kelompok itu berlebel Islam. Baginya, kemenangan Islam adalahkemenangan ide, yakni ketika cita-citakeadilan (‘adâlah), kesamaan (musâwâh)dan musyawarah (musyâwarah) diupayakan sungguh-sungguh realisasinyadi tingkat realitas.Ensiklopedi Nurcholish MadjidEnsiklopedi Nurcholish Madjid inimenggambarkan keluasan dan kedalamanpengetahuannya (yang sangat “ensiklopedis” sebagai intelektual), juga kreativitasnya sebagai cendikiawan yang tanpapamrih dan keberanian moralnya yangnothing to loose, ia tampil dengan gagasan-gagasan yang segar dan membebaskan. Semuanya itu menempatkannya dalam posisi yang unik sebagaiseorang cendikiawan Muslim Indonesia.Bahwa ia juga ditanggapi secara kontroversial, itu sepenuhnya sangat dimakluminya. Malah baginya, kontroversimenjadi semacam hukum alam (sunnahAllâh) yang mustahil untuk terus harusdielakkan. Pada dirinya berlaku pepatahInggris ini: “To avoid critism, do nothing,say nothing, and be nothing!” Dan ia tidakmau menjadi nothing—bukan karena iamengharapkan sejenis popularitas, tetapikarena ia memandang bahwa itulah tugasyang harus diembannya sebagai hambaAllah.Nurcholish adalah contoh par excellence bagi wajah kaum muslim santri,kelompok terbesar rakyat Indonesia.Dimulai dengan “proyek pembaruanpemikiran pada awal tahun ‘70-an, memprakarsai pendidikan kultural bagi pembentukan kelas menengah kota yang lebihreligius, hingga ikut mendorong demokratisasi di Indonesia. Nurcholish terusmenerus membakar bara transformasidalam tubuh bangsa ini.Komentar dan PujianBeberapa komentar dan pujian tentangNurcholish Madjid dan penerbitan bukuini: M. Syafi’i Anwar, Direktur EksekutifInternational Center for Islam and Pluralism mengatakan Budhy Munawar-Rachman telah berhasil “menghadirkan”kembali sosok Cak Nur yang selalu mengampanyekan Islam yang ramah, yangsejalan dengan cita-cita kemanusiaan global, dan memahami Indonesia sebagaination-state yang plural dan dinamis.Hidayat Nur Wahid, Ketua MPR RImengatakan ia melihat bahwa pemikiranCak Nur mendorong kita untuk terusmembaca, menghormati orang lain dansaling toleransi dengan cara yang lebihbermartabat.Sedangkan Indonesianis, Sidney Jones,menyebut Nurcholish sebagai orang luarbiasa dari segala aspek, dan visi Cak Nuradalah untuk menyelamatkan bangsa Indonesia. Menurutnya, bangsa Indonesiakini betul-betul kehilangan tokoh besar.K.H. Abdurrahman Wahid mengatakan Nurcholish Madjid selalu menekankan pentingnya mencari persamaan di antara semua agama dan semua kebudayaan. Sebab sikap memisahkan diri dariuniversalitas peradaban manusia hanyaakan menyempitkan Islam itu sendiri.M. Dawam Rahardjo, Cendekiawanmenyebut Cak Nur adalah salah seorangcendekiawan Muslim yang mampu dansudah melaksanakan petunjuk Tuhandalam surat Al-Nahl ayat 125 untukmenyeru manusia dengan pelajaran dandiskusi yang baik. Dia selalu bicara seriustentang topik yang dibahasnya.Franz Magnis-Suseno, Rohaniwan danGuru Besar Filsafat STF Driyarkaramenyebut Buku Cak Nur ini adalahsebuah publikasi yang perlu diperhatikankaum cendekia Indonesia, sebab ia membuka cakrawala baru bagi penempatanagama dalam situasi masyarakat pluralisdalam rangka kemodernan.Sementara Moeslim Abdurrahman,mengatakan gerakan Cak Nur adalahgerakan ide, diperlukan mekanisme yangbisa lebih efektif untuk menggerakkankaki-kaki ide tersebutMasdar F. Mas’udi, Direktur P3Mmenegaskan sikapnya terhadap ide-idepembaruan Cak Nur, hal mana ia hanyabisa mengatakan “setuju”, bukan karenasecara pribadi ia dekat, tapi karenasubstansi dari pemikirannya itu sendiri.Budayawan Emha Ainun Nadjib, mengemukakan Cak Nur mengumandangkan Islam secara Indonesia dan mendendangkan Indonesia secara Islam. Iajuga menjelaskan kemodernan dan Islamsampai tak bisa dibedakan lagi.Pengamat Politik Saiful Muzani, mengatakan gagasan-gagasan keislamanNurcholish Madjid selama ini terlihatkonsisten, sistematis, utuh, dan terkaitsecara logis dengan persoalan kemodernan dan keindonesiaan.Sementara Haidar Bagir, Dosen Islamic College for Advanced Studies [ICAS)Jakarta menegaskan bahwa betapa punkontroversial, sulit meragukan keikhlasandan concern almarhum Cak Nur untukIslam dan Indonesia. “Sebuah harta karunilham pemikiran, ilmu, dan kebijaksanaan,” ujarnya.Komaruddin Hidayat, Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menyebut CakNur telah mewakafkan dirinya untukkepentingan rakyat dan bangsa ini. Sumbangan Cak Nur yang sangat berartiadalah bagaimana Cak Nur belajar semuailmu, kemudian diramu menjadi satuuntuk kepentingan Indonesia.Azyumardi Azra, mantan Rektor UINSyarif Hidayatullah Jakarta menegaskanCak Nur lebih sekadar cendekiawan Muslim, Beliau juga seorang cendekiawanyang sangat nasionalis. Pemikirannyaselalu dalam konteks kebangsaan dan kenegaraan.Mantan Menteri Agama RI M. QuraishShihab, mengatakan perjalanan danperjuangan Cak Nur dalam membangundan mendidik amal ibadah yang akansangat bernilai.Lebih lengkapnya tentang berbagaipemikiran dan pernyataan Nurcholishyang sangat “ensiklopedis” sebagai intelektual, sepantasnya Anda memilikibuku ini.