Page 35 - Majalah Berita Indonesia Edisi 60
P. 35


                                    BERITAINDONESIA, 26 September 2008 35LENTERA“Sebab Indonesia ini bukan hanyaCak Nur,” ujar Syaykh.Buku berjudul Ensiklopedi Nurcholish Madjid, dan subjudul Pemikiran Islam di Kanvas Peradaban, ini diterbitkan dalam empat jiliddengan ketebalan lebih 4.000 halaman. Disunting oleh Budhy Munawar-Rachman dengan Tim EditorAhmad Gaus AF, Taufiq MR, M.Ilham, Ali Noer Zaman, Moh. Syu’bi,Dede Iswadi, dan Eko Wijayanto.Pihak keluarga Prof. Dr. NurcholisMadjid bersama penyunting dariParamadina mempercayakan sepenuhnya penerbitan buku ini kepadaYayasan Pesantren Indonesia AlZaytun. Sementara untuk pendistribusiannya dipercayakan kepadaPT Sarana Mangunkarsa.Dicetak dan diterbitkandengan hard cover, Ensiklopedi ini didisain dengan satu entri dapatdibaca satu menit.Dengan membacasatu entri akan dirasakan “one minute enlightenment” (pencerahan satu menit). Satu entrimana pun yangAnda baca, Anda akan meraihpencerahan pikiran. Inilahkarya yang menunjukkan bagaimana sangtokoh mengolahinformasi yangsedemikian banyaknya menjadipemikiran yang padat dengan pelbagaitema yang demikianluas. Sebuah mahakarya!Menurut penyuntinglopedi Nurcholish Madjidnya, Budhy Munawar-Rachman, isibuku ini menempatkan Nurcholishdalam posisi yang unik sebagai seorang cendikiawan Muslim Indonesia. Menurut Budhy, rasanya mustahilmemisahkan nama Cak Nur (panggilan akrab Nurcholish Madjid) daripembicaraan tentang Islam di Indonesia atau bahkan tentang Indonesiasecara keseluruhan.Sejak hampir tiga dekade lalu,ketika usia Cak Nur masih relatifmuda, beberapa makalah, buku dandisertasi doktor sudah ditulis orangmengenainya. Ia sendiri belum pernah menulis buku utuh – sampaiakhir hayatnya kecuali barangkali IndonesiaKita. Namun sejumlah nonbook-nya,buku-buku kumpulan tulisannya,mendapat tanggapan sangat mengesankan. Beberapa di antaranyadicetak beberapa kali dalam wakturelatif singkat, mencerminkan makinluasnya apresiasi orang terhadappikiran-pikirannya. Dan hingga kini,sikap dan pandangan-pandangannyamasih terus didengar orang.“Nurcholish Madjid memang salahsatu anak bangsa Indonesia yangbesar, dengan kontribusi yang jugabesar. Itu bukan saja karena padadirinya terkandung banyak unsursejati kebangsaan Indonesia, tetapijuga karena dirinya pulalah unsurunsur itu mendapatkan pencapaiannya yang amat tinggi, jauh lebih tinggidari pencapaian pada umumnyarakyat Indonesia. Dan semuanya ituia abdikan bukan bagi kepentingankelompok terdekatnya, apalagibagi kepentingannya sendiri,tapi bagi bangsa dan negarasecara keseluruhan,” uraiBudhy Munawar-Rachman.Latarbelakang KeluargaLahir di Jombang,Jawa Timur, pada 17Maret 1939, Nurcholish adalah contoh wakil kelompok terbesarrakyat Indonesia:kaum Muslim “santri”. Dari kedua orangtuanya, ia mewarisidarah intelektualismedan aktivisme dua organisasi besar Islam diIndonesia yang sangatberpengaruh yaitu Masyumi yang “modernis”dan Nahdlatul Ulama(NU) yang “tradisionalis”.Perpecahan kedua organisasiitu pada tahun 1952, karenakepentingan-kepentingan poliBERITAINDONESIA, 26 September 2008 35Nurcholish Madjid
                                
   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39