Page 33 - Majalah Berita Indonesia Edisi 60
P. 33
BERITAINDONESIA, 26 September 2008 33LINTAS TAJUKwal September lalu, petani diDesa Grabag, Puworejo, JawaTengah membakar padi berikutgabahnya karena marah akibatpadi hasil benih Super Toy HL-2 merekapuso atau gagal panen. Mereka menuntutganti rugi kepada perusahaan pemasokbenih yang mereka anggap telah menipu.Benih Super Toy HL-2 hasil temuanSupriyadi yang disebut-sebut mampumemberi hasil panen berlipat ganda, itudiperoleh dari PT Sarana Harapan Indopangan (SHI). Perusahaan dimanaStaf Khusus Presiden, Heru Lelono menjadi komisaris utama.Kasus gagal panen ini menjadi ramai karena sebelumnya,Presiden SBY melakukan panenperdana padi varietas tersebut.Ketika itu, Presiden terkesan memujihasil panen sehingga ditafsirkan sebagaipromosi Super Toy.Dua hal yang kontradiksi tersebut,memancing polemik di tengah masyarakat. Banyak yang bertanya, ada apa dibalik kasus tersebut. Harian terbitan ibukota juga tak luput mengulas topik inidalam tajuknya.Harian Republika (6/9) misalnya menyatakan, ironis, sebab pihak SHI justrumenuduh petanilah yang tidak tahu caramenangani Super Toy HL-2 sehinggagagal panen. Menurut harian ini, kasus inimirip dengan kasus Blue Energy. Dalamdua kasus ini, Istana melakukan kesalahanserupa yakni terlalu mempercayai program instan yang ditawarkan pihak swastayang berlindung di balik sebuah jabatandi Istana. Sepantasnya, Presiden SBY lebihberhati-hati menerima ajakan stafnyauntuk sebuah program yang belum terujimanfaatnya bagi masyarakat. Apalagi,dalam kasus Super Toy ini ditengarai samasekali tidak melibatkan Badan Pengkajian& Penerapan Teknologi (BPTT) ataupunDepartemen Pertanian (Deptan). Ditambahkan, idealnya, sebelum diberikankepada petani, harus sudah ada jaminanterlebih dahulu dari BPTT ataupun Deptan. Sehingga Istana tidak menjadi pusatperhatian kegagalan.Hal senada ditulis Sinar Harapan (6/9). Disebutkan, berbagai peristiwa yangdikaitkan dengan Presiden SBY belakangan ini cukup memprihatinkan mengingatkejadiannya secara langsung atau tidak,mempengaruhi citranya sebagai pemimpin negara. Di antaranya kasus Super Toydan energi alternatif berbahan baku air.Menurut Sinar Harapan, Presiden SBYyang sangat menaruh perhatian pada duahal ini dapat dipahami. Tapi, mengapa kasus energi alternatif bohongan dan varitesunggul abal-abal itu sampai ke Presiden?Apakah para pejabat terkait tidak memberipertimbangan terlebih dahulu berdasarkantugas, wewenang dan keahliannya? Atauapakah dalam kedua kasus itu terjadipenyimpangan prosedur protokoler?Belajar dari kejadian itu, harian inimengingatkan, kejadian-kejadian ituseyogyanya membuat kita lebih berhatihati dalam menjaga harkat dan martabatlembaga kepresidenan, instansi ataulembaga eksekutif, yudikatif maupunlegislatif.Demikian juga pendapat Investor Daily(9/9). Dengan nada prihatin harian inimenyebutkan, Istana Kepresidenan kembali diguncang “badai”. Dua proyeknasional yang diharapkan dapat membantu Indonesia mengatasi krisis pangandan energi ternyata ‘gatot’, alias gagal total. Dalam kasus Super Toy, justru petanilah yang dianggap bersalah karena menggunakan varietas padi yang masih dalamtahap uji coba.Menurut harian ini, sungguh sangat disayangkan jika petani negeri ini yang hidupnya miskin, ternyata dijadikan ujicoba. Padahal, mereka percaya bahwa benih padi Super Toy dapat memberikan hasil berlipat karena Presiden SBY ikutmempromosikannya secara tidak langsung.Saran harian ini, Presiden harusnyamemetik pelajaran berharga dengan ideide “gila” dari orang-orang di sekelilingnya. Niat baik pemerintah untuk menghindarkan bangsa ini dari krisis pangandan krisis energi bisa dipahami, tetapiakan menjadi kekonyolan belaka jika idetersebut justru untuk menipu seluruhrakyat Indonesia.Pendapat serupa diberikan harianKompas (9/9). Disebutkan, dalam kasus SuperToy ini, muncul nuansa, petani jadi korbanbujukan. Kepada petani disebutkan, hasilpanen Super Toy lebih banyak dan bisapanen lebih sering. Ternyata saat panenJuli lalu pun, hasil Super Toy hanya 7kuintal. Padahal hasil IR-64 atau Ciherangminimal 12 kuintal. Selain hasil, masatanamnya juga lebih lama, tiga bulan.Kebutuhan pupuk dan insektisida jugalebih banyak. Karena itu, harian terbesarnasional ini berharap, kepada petani yangdirugikan diberikan ganti rugi. Dan untuklebih lanjut, diingatkan, perlunya kembalipada disiplin ilmiah dalam aplikasi sainsdan teknologi, lebih-lebih yang terkait dengan kepentingan masyarakat luas. MSDua Kali GatotPresiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebelumnyamemuji panen perdana padi Super Toy. Namunbelakangan, panen kedua gagal total. Ke depan,Presiden diharapkan lebih selektif menerima ide dariorang di sekelilingnya.A