Page 35 - Majalah Berita Indonesia Edisi 61
P. 35
BERITAINDONESIA, November 2008 35LENTERAtren tetapi bersistem modern itu.Menurut cendekiawan muslim berjiwakebangsaan ini, tafsir daripada nilai-nilaidasar negara yang baku sesungguhnyaadalah konstitusi atau UUD negara.Karenanya, menurut Syaykh yang banyakmenginspirasi tentang kemajemukandalam interaksi yang interdependensi itu,UUD menjadi tidak relevan bahkan tidakvalid bila bertentangan dengan nilai-nilaidasar negara.”Karena tafsir nilai-nilai dasar negarayang paling baku adalah konstitusi/UUD,maka jika individu, kelompok, lembaganonpemerintah maupun pemerintahyang bertindak, berlaku konstitusional, maka ia adalah penjunjung danpengamal nilai-nilai dasar negara,harus dihormati oleh siapapun wargabangsa ini,” ujarnya.Hal itu dikemukakan Syaykh alZaytun AS Panji Gumilang dalamKhutbah ‘Ied AlFithri 1429 Hi dan Ideologi Terbukadi Kampus Al-Zaytun, Desa Mekar Jaya,Gantar, Indramayu pada tarikh 1 Syawal1429 H yang bertepatan dengan 1 Oktober2008 M yang pernah ditetapkan pemerintah sebagai hari Kesaktian Pancasila (Dasar Negara Indonesia). “Dalam momentum ini khatibingin memanfaatkanmimbar ini untukmenyampaikanpesan singkattentang maknanilai-nilai dasar negara tersebut,” kataSyaykh al-Zaytun di hadapan ribuanjamaah yang terdiri dari para eksponen,guru, karyawan dan santri Al-Zaytun,serta wali santri dan masyarakat setempat.Menurutnya, pesan yang terkandungdalam lagu kebangsaan Indonesia Rayaterdapat satu diktum kalimat yangberbunyi “Hiduplah Indonesia Raya”.Negara kita Indonesia Raya, hidupdan akan terus hidup serta tegakberdiri di atas dasar: KetuhananYang Maha Esa, Kemanusiaanyang Adil dan Beradab, PersatuanIndonesia, dan Kerakyatan yangDipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan Sosial bagi SeluruhRakyat Indonesia.Selanjutnya Syaykh al-Zaytun menyampaikan pesan tentang maknanilai-nilai dasar Negara itu.Ketuhanan Yang Maha EsaMemahami substansi nilai-nilaidasar negara adalah menjadi hak dankewajiban setiap warga negara. Tatkalamemahami Ketuhanan sebagai pandangan hidup ini maknanya: mewujudkan masyarakat yang berketuhanan,yakni masyarakat yang anggotanyaBERITAINDONESIA, November 2008 35Syaykh Al-Zaytunmenyampaikan khotbah Ied1 Syawal 1929 H di depanribuan jamaah di KampusAl-Zaytun.foto: dok. al-zaytun