Page 66 - Majalah Berita Indonesia Edisi 64
P. 66
66 BERITAINDONESIA, Februari 2009BERITA BUKUPenghangatIsu BasiSaat bumi panas, datar,dan berjejalan,kita membayangkannyahampa tanpa manusia.enarkah Amerika selalu aktual?Amerika menenggak kopi danmeninggalkan habit minum susu, lalu Starbuck mendunia.Begitu juga hembusan isu pemanasan global hingga membuat Thomas L. Friedmanberironi dalam bukunya, Hot, Flat andCrowded. Sedangkan Alan Weismandalam bukunya The World Without Us,membayangkan hijauan “dunia” dalamceruk Amerika (Dunia lain di luar Amerikamungkin cuma dianggap ngontrak?).Sekilas dua buku tersebut saling bergenggam tema satu dengan yang lain. Selain isu ketahanan lingkungan, titik jangkar pemikiran buku ini bertendens globaldengan “poros” yang Amerika. Dus, keduabuku ini memberikan output yang mengkilap di jajaran buku pemikiran bertemalingkungan.Meruwat BumiSengkarut emisi gas rumah kaca menjadi pemacu idea buku Hot, Flat andCrowded gubahan Thomas L. Friedman.Bumi menjadi panas (hot) lantaran industri dan gaya hidup manusia semakintak terkendali. Dari pabrik sampai laptopdi pangkuan, semua menghasilkan panas.Dari cerobong menara sampai selongsongknalpot yang terus menabung asap.Isu pemanasan global seperti aransemen baru dari tembang lawas. Bahkan,menurut Friedman, isu ketahanan lingkungan sudah tersiar sejak manusia berbangga hati dengan era Revolusi Industri.Yang sekarang dibutuhkan bukan lagi jargon lama, tapi bagaimana Revolusi Hijaudibutuhkan bumi agar bisa keluar darisengatan panas karena ulahnya sendiri.Bumi menjadi datar (flat) lantaranderasnya arus globalisasi di semua sektor.Terutama sektor industri komunikasi dantransportasi yang telah membuat segalanya jadi lebih mudah, serba terdeteksidan fragmentis. Friedman membayangkan hidup manusia yang satu dengan yanglain tidak bisa saling sembunyi. Datar.Terlacak, dan terus meng-update halapapun tanpa kendala. Riak milyaranmanusia seperti hidup dalam hamparangaris lurus.Kemudian bumi berjejal-jejalan (crowded) sebab laju pertumbuhan pendudukyang berlipat tak terkendali. Angka kematian disorot akibat kemajuan higinitas.Tentu peran kemajuan iptek, kesadaranindustri, piranti kehidupan formal semacam sarana dan prasarana menjadi penyebab utama (Friedman tidak menyasarsoal program penekanan angka kelahiransemacam Keluarga Berencana di sini).Friedman mengerucutkan tiga temabesar tadi dengan gaya Amerikana. Misalnya, negara industri baru semacam China,India dan Korea dianggap terlalu jorjoran dalam mengkonsumsi energi minyak dunia. Harga minyak dunia meroket,efek krisis yang tak terelakan, dari segiimbangan suply-demand, moneter sampai ke kultur global. Laju industri baru inimenghasilkan gaya hidup kaum menengah yang berpola Amerika.Friedman punya nyali untuk mengkritikAmerika sebagai bangsa terdepan yangterus dikuntit perkembangan iptek dankulturnya. Friedman terlalu menjadikan isupemanasan global dengan locus Amerika.Misalnya saja bagaimana jargon “CodeRed” (yang dipakai saat Perang Dingin dengan Rusia tahun 50-an) menjadi “CodeGreen” (sebagai simbolik Revolusi Hijaudunia) di sini sebagai peran Amerika yangpunya “agen budaya” agar lebih arif.Bumi KopongTak bedanya dengan Friedman, esaikompulsif Alan Weisman juga mengangkat isu pemanasan global dari sisi yangberbeda. Maksudnya berbeda di siniadalah bagaimana isu yang sudah mendunia itu dalam kacamata Amerika.Wiesman mengajak kita berandai-andaidengan bumi kita. Membayangkan bumiyang kita pijak tak lagi berpenghuni,Weisman seperti sedang bertamsil seluruhmanusia lenyap dalam seketika. Boleh jadiada alien, atau semisal lain ada virus ganasmematikan milyaran manusia dalamhitungan jam (Ya, mungkin mirip film sainsfiksi ala Hollywood gitu deh!). Janganberharap ada sebab ilmiah yang bisamenjelaskan secara tuntas thesis Weismantadi. Namanya juga berandai-andai).Setelah bumi hampa manusia, sebuahpompa pengatur kanal di Manhattanmengalami kekacauan dan air meluapmenggulung New York. Di sinilah muasalmengapa Weisman berambisi mengosongkan bumi. Kelak setelah kopong, bumi dikuasai jagat hijau. Akhirnya perdu,rumputan, ganggang, lumut dan pepohonan liar menguasai Texas. Keteguhanpencakar langit New York hilang. Setelahlenyapnya manusia di bumi, Weismanmenyusupi kasus baru. Sejumlah jasad renik pemakan polimer bermutasi dan menjadi penguasa lain di bumi yang kopong.Sebenarnya, ide yang disodorkan Weisman begitu sangat menjanjikan. Inspiratif, provokatif sekaligus kompulsif. Diluar begitu banyak keganjilan cerita,Weisman ingin mengajak kita berpikirulang, untuk tidak lagi menunda aksi danmenyelamatkan bumi tanpa henti.Kedua buku terjemahan ini masih angetdi bursa buku kita. Tepat di saat isuketahanan lingkungan mulai dianggap basioleh kaum skeptis. Kedua buku terjemahanhadir tepat saat di tahun 2009, di manapemanasan global mulai terabrasi isupolitis yang lain yang lebih krusial.Tiap negara di belahan dunia bergegasmerayakannya bersama walau luput daripantauan jaringan MTV atau tak terlacakradar milik negara adidaya itu. Sebenarnya dari cara Friedman dan Weismanmengulas isu lingkungan dalam bukunyaseperti sedang menjelaskan masalah yangdihadapi semua negara di dunia, bukanaktualisasi gaya Amerika. Sama miripnyasaat kita semua di dunia menganggappemanasan global bukan lagi sebagai isu,tapi sudah menjadi pekerjaan rumahbersama. CHUSKeterangan buku:Judul : The WorldWithout UsPenulis : AlanWeismanPenerbit : GPU,2009Judul : Hot, Flat, andCrowedPenulis : Thomas L.FriedmanB