Page 57 - Majalah Berita Indonesia Edisi 65
P. 57
BERITAINDONESIA, Maret 2009 57BERITA HUMANIORAamanan.Selain itu, di Bangkalan, Madura kejadian yang menyerupai Ponari jugaterjadi. Irfan Maulana (6), warga Kampung Baru, Desa/Kecamatan Kamalmendapatkan batu hitam saat ia tidur.Pengobatan yang dilakukan siswa kelas 1SD ini juga dengan cara mencelupkanbatu warna hitam yang mirip batu kaliseukuran bola ping pong selama beberapamenit lalu diminum pasien yang berobat.Menurut pengakuan pasien, penyakitmereka sembuh. Seperti Hosea misalnya,warga Desa/Kecamatan Konang, Bangkalan, ini mengaku penyakit pegal linudan asam urat yang dideritanya hilangsetelah minum air celupan batu hitamIrfan yang sebelumnya sering kambuh bilamalam hari.Fenomena dukun cilik ini rupanyamembuat resah kalangan ulama dantokoh agama. Mereka melihat fenomenaini sebagai kemunduran umat dan rendahnya moral. Semudah itu masyarakatyang tercatat sebagai umat beragama,percaya dan hanyut dalam iring-iringanbarisan hingga sejauh lima kilometerhanya untuk menunggu seorang bocahkecil yang digendong oleh orang dewasa,mencelupkan sebuah batu kecil dalamgenggaman tangannya ke dalam wadahyang berisi air yang dibawa oleh parapasien.Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jombang kemudian turun tangan denganmendatangi praktik pengobatan yang jugamenggunakan media batu yang dilakukanNurrohmah (35), di Perumahan Tambakrejo Asri, Kecamatan Jombang. AbdulKholiq salah satu pengurus MUI Jombangmemberikan pencerahan. Dia menyakinkan kepada para pasien, jika kesembuhanitu berasal dari Allah SWT. Niat harusmeminta kesembuhan dari Allah SWT,bukan dari batu. “Ponari, Nurrohmah,dan batunya itu, hanya media untukmendapatkan kesembuhan dari Tuhan,”tegas Abdul Kholiq (22/2/). Jika pasienke dokter dan menilai kesembuhan berasal dari dokter dan obat yang diberikan,itu juga namanya syirik,” tegas AbdulKholiq lagi. MUI dan Pemkab Jombangmenempelkan poster-poster yang berisiimbauan agar masyarakat tidak terjebakpada perilaku syirik.Sedangkan dari Jakarta ketika itu,Pengurus Pusat Muhammadiyah belummengharamkan praktik pengobatan yangdilakukan dukun cilik asal Jombang ini.Ketua PP Muhammadiyah Yunahar Ilyas(24/2), menegaskan, belum bisa mengatakan haram, tapi cara-cara pengobatan seperti itu bisa menjerumuskanbanyak orang. Metode pengobatan yangdisarankan bisa secara medis maupunkholikul. Yaitu cara pengobatan yang adatuntunan dari nash, baik dari Alquranmaupun sunnah. Misalnya dengan membaca ayat tertentu atau berdoa. Sehingga,kata Yunahar, praktik pengobatan Ponariharus diuji dulu dengan dua metode diatas. Apakah metode pengobatannya bisadipertanggungjawabkan secara medisatau kholikul.Sementara itu Ketua Pengurus BesarNadlatul Ulama (PB NU), Hasyim Muzadi, justru menilai jika fenomena membeludaknya pasien Ponari ini sebagaicermin layanan kesehatan yang diberikanpemerintah selama ini, masih belum bisamemenuhi kebutuhan masyarakat. Sehingga, mereka lebih memilih modelpengobatan non formal. Dia juga mengatakan perlu pengaturan agar pengobatan tidak menimbulkan syirik sertamemenuhi keamanan bagi pasien. Lagiditegaskannya, masyarakat punya hakuntuk berobat, NU tak bisa melarangnya.Melihat hal ini, kekhawatiran jugadiungkapkan Pengasuh Pondok PesantrenTebuireng Jombang, KH SalahuddinWahid. Dia tidak yakin jika semua pasienpengobatan dengan cara ini bisa sembuh.Belum adanya pembuktikan tentangkebenaran pengobatan ini secara ilmiah,menurutnya harus ada tim yang melakukan penelitian. Dan hasil penelitiannantinya disampaikan apa adanya, apakah air itu bisa menyembuhkan atautidak, dan bila penelitiannya bisa menyembuhkan, air bisa dikemas dalambentuk botol. Dia juga khawatir agarmasyarakat tidak mendekati hal-hal yangsyirik. Karena masyarakat berhak untukmencari kesembuhan, Salahuddin takberhak melarang dan dia menekankanagar keamanan pasien tetap dijamin.Sementara itu, dari kacamata akademisi, Dosen Psikologi UniversitasDiponegoro, Hastaning Sakti berpendapat, masyarakat sekarang ini tersugestidengan keajaiban Ponari yang dianggapmampu menyembuhkan berbagai penyakit. Sugesti (placebo/istilah medis) inidisebabkan oleh berkurangnya kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yangbersifat medis dikarenakan perawatanmedis biasanya membutuhkan prosesyang panjang hingga seorang pasien bisasembuh dan hasil yang didapat melaluipengobatan medis biasanya baru nampaksedikit demi sedikit. Masyarakat lebihsuka hal yang instan, yang tidak mauterlalu repot menunggu proses yanglama. Budaya instan yang terjadi dimasyarakat mengakibatkan merekacenderung menempuh cara yang lebihmudah, termasuk untuk mendapatkankesembuhan.Faktor lain yang berpengaruh padahebohnya dukun cilik Ponari, menurutdia tidak lepas dari pengaruh krisisekonomi yang berkepanjangan yangberdampak buruk pada masyarakat.Kebanyakan masyarakat tidak memilikiuang untuk berobat, sedangkan pengobatan di rumah sakit maupun puskesmassaat ini menghabiskan banyak biaya.Karena rendahnya pelayanan kesehatan bagi rakyat kurang mampu, makatidak heran apabila mereka memilih jaluralternatif yang kebanyakan belum terujikebenarannya. BHStri berhari-hari demi meneguk air hasil celupan batu saktiang digendong salah satu kerabatnya saat mencelupkanini membawa kesembuhan bagi para pasien yang datang