Page 52 - Majalah Berita Indonesia Edisi 65
P. 52
52 BERITAINDONESIA, Maret 2009BERITA DAERAHBansos yang BermasaKDiduga banyak lembaga atau organisasi fiktif menerimadana bantuan sosial (bansos) APBD Kota Tarakan. Bahkansejumlah pengurus gereja sedang berurusan denganKejaksaan.asus dugaan korupsi yang dilakukan pengurus Yayasan Marturedo Tarakan Kalimantan Timur,hingga kini nasibnya masihmenggantung. Malah, muncul kabar taksedap. Kasus ini dipetieskan karena adaunsur suap. Namun, Kepala Kejaksaan Negeri Tarakan, Syaiful Anwar, SH menolakbahwa pihaknya menghentikan kasus ini.“Saat ini kami terus melakukan penyidikansecara intensif, bahkan salah seorang pengurusnya, sudah ditetapkan sebagai tersangka,tapi belum dilakukan penahanan,” katanyakepada wartawan, medio Pebruari lalu.Syaiful Anwar memberi alasan, tidakmelakukan penahanan terhadap pengurus terkait dengan dugaan korupsi padaYayasan Marturedo yang menerima danabantuan sosial (bansos) senilai Rp 500 juta dari Pemerintah Kota (Pemkot) Tarakan, Desember 2008 lalu karena masihmenunggu hasil audit dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan(BPKP). Ia melihat adanya penyimpanganpenggunaan dana, karena berdasarkanproposal yang diajukan, dana tersebut seharusnya untuk operasional yayasan. Tapi, kenyataannya digunakan untuk membeli mobil dan tanah atas nama pribadi.Kasus ini menarik untuk dicermatikarena bakal melibatkan sejumlah namanama pendeta dan pengurus gereja,bahkan tidak menutup kemungkinanakan mengungkap sejumlah nama anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah(DPRD) Kota Tarakan serta banyak pihakyang diduga telah menerima bantuansosial dari Pemerintah Kota (Pemkot)Tarakan dengan modus dan operandiyang sama. Diduga banyak lembaga atauorganisasi fiktif menerima dana bantuansosial (bansos) APBD Kota Tarakan.Terungkapnya kasus dugaan korupsi penerima bantuan sosial Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2008berawal ketika September silam, PemkotTarakan memasang pengumuman di sebuah harian lokal yang terbit di Tarakanuntuk merehab gedung Gereja PersekutuanInjil Baptis Indonesia (GPBI) Tarakan yangsampai sekarang belum memiliki gedunggereja. “Apanya yang direhab?” tanya TigorMaruli L Tobing, SH pengurus LembagaSwadaya Masyarakat (LSM) PerhimpunanWartawan Kaltara (PWK) di Tarakan.Justru hal itu yang membuat SekretarisLSM PWK ini penasaran, lalu bertanya keDinas Sosial di Pemkot Tarakan. Namun rupanya, tindakan yang dilakukan pengurusLSM ini, berakhir dengan pertengkaran diwarung kopi di Kampung Bugis TarakanBarat. “Sinurat sangat emosi. Untung tidakterjadi adu fisik,” katanya, yang kemudianmengadu ke Polisi, dan membuat laporankepada Kejaksaan untuk mengusutnya.Kasus dugaan korupsi ini semakin menarik karena Pemkot Tarakan sendiri, mengaku selain memberi dana bantuan untukrumah-rumah ibadah, juga memberi bantuan sosial terhadap sejumlah lembaga atauorganisasi kemasyarakatan yang dananyadiambil dari APBD Tarakan. “Untuk Tahun2008 saja besarnya Rp92.750.715.970,-yang disalurkan kepada 216 lembaga organisasi,” kata Edi Jasmani, SE. M.Si.Menurut Kepala Dinas Sosial KotaTarakan ini, penyaluran dana bansosdisinyalir banyak tidak tepat sasaran,serta diduga banyak lembaga organisasifiktif. Artinya, hanya bermodalkan aktenotaris, tetapi tidak jelas alamat dan program kerjanya. Setiap Lembaga SwadayaMasyarakat (LSM) maupun Yayasanharus berbadan hukum dan terdaftar diKesbang Linmas (Kesatuan Bangsa danLintas Masyarakat) Pemda setempat.Ternyata dari 216 lembaga organisasi, ada82 yang belum terdaftar di Dep Kehakiman dan HAM. Dan Kesbang Linmas.Padahal, sesuai dengan mekanisme,lembaga atau organisasi itu harus mengajukan proposalnya dulu ke Pemkot. Setelah itu, Tim Sosial akan mengadakan pemeriksaan yang hasilnya akan disalurkanke Tim Panitia Anggaran Eksekutif. DiLegislatif dan Eksekutif, hasil tadi dibahas, kalau sudah OK baru masuk di APBD.“Tetapi, yang terjadi selama ini adalah,banyak lembaga organisasi yang langsungke dewan (DPRD Tarakan, Red). Ini yangbermasalah,” kata Edi Jasmani kepadaBerita Indonesia Biro Tarakan.Edi Jasmani tidak tahu jika Gereja PIBITarakan pernah menerima bantuan dariPemkot Tarakan. “Namun yang pasti,”kata Edi, Pdt Alek Riduan Sinurat, S.Th.MACE sebagai pengurus Yayasan Marturedo Tarakan sudah menerima danabantuan sosial APBD Tahun 2007 sebesarRp 500 Juta, dan tahun 2008 sebesar Rp500 Juta. “Apakah yayasan ini fiktif, kitafoto: dok. mt l tobingMobil angkot yang dibeli dengan dana bansos atas nama pribadi.