Page 66 - Majalah Berita Indonesia Edisi 70
P. 66
66 BERITAINDONESIA, September 2009BERITA BUKUMimbar Ceplas-CeplosTanyakan saja semua persoalan dalam kehidupan, MamahDedeh siap menjawabnya dengan ringkas, padat, mudahdimengerti dengan gaya yang (sedikit) menghibur.eorang suami telah meninggalkanistrinya tanpa kabar selama duatahun. Lalu sang istri berkeinginan menggugat suaminya ke Pengadilan Agama. Sebelumnya, dia sempatmendapat saran dari orang lain agarmenunggu lagi selama dua tahun atauempat tahun empat bulan. Tetapi, MamahDedeh malah menganjurkan agar sangistri segera ke Pengadilan Agama, karenasang suami telah menghilang dua tahundan meninggalkan kewajibannya sebagaisuami tanpa kabar dan alasan yang jelas. “Tidak perlu menunggu seperti yangdianjurkan orang lain. Datang saja kePengadilan Agama, ceritakan masalahAnda apa adanya, Insya Allah, merekaakan memberikan keputusan yang terbaik buat Anda” (hal. 45), tulis MamahDedeh memberikan solusi.Begitulah salah satu contoh isi bukuyang diberi judul Menuju KeluargaSakinah Curhat ke Mamah Dedeh –Solusi-solusi Berdasarkan Al-Quran danHadist untuk Mencapai Kehidupan Bahagia dalam Pernikahan (GPU, 2009).Buku yang sedang hangat-hangatnyadalam bursa buku rohani selama putaranRamadhan ini sangat menarik jika ditilikdari sisi industri perbukuan kita.Ada upaya besar dari penulisnya untukmengembalikan dan menempatkan (kembali) persoalan rumah tangga ke posisi semula. Rumah tangga bukan sekadar kelembagaan, tapi meminjam istilah yangkerap digunakan Mamah Dedeh dalambukunya, sebagai salah satu “keajaibandalam hidup manusia”. Lembaga perkawinan diposisikan sebagai persoalan besar(grand narration) tapi dibahas dengancara yang sederhana dan ringkas.Seperti yang diulas oleh Siti MusdahMulia dalam kata pengantarnya, bahwaapa yang dilakukan Mamah Dedeh tidakbisa dipandang sebelah mata. Musdahmenggarisbawahi gaya penyajian buku inisebagai cara yang unik karena si penceramah menjelaskan sesuatu dengan carayang tidak dibangun di atas teori-teoriilmiah yang belum tentu (ada) benarnya(hal.vii). Jadi, tak perlu mengkerutkandahi, semua persoalan kehidupan rumahtangga dan tema-tema lain dibabat Mamah Dedeh dengan caranya yang khas;ringkas, padat, mudah dimengerti dandengan gaya yang (sedikit) menghibur.Buku “Talk Show”Singkatnya, buku ini adalah buku panduan, yang berisi tanya-jawab seputarmasalah rumah tangga (persoalan suamidan persoalan istri) dan sejumlah temalainnya. Yang menjadi pembahas sendiriadalah penceramah perempuan yangsedang naik daun. Dia lebih dikenaldengan nama keren Mamah Dedeh.Dia sengaja menanggalkan predikat“ustadzah”, dan memilih panggilan hangat “mamah”. Ada kesan hangat di sana.Si penceramah memposisikan diri sebagaiseorang ibu, dan sekaligus punya kesaneksotis (karena sebagian besar orangSunda perkotaan menyebut ibu dengansebutan mamah, dari kata mama yangberakar bahasa pengaruh Belanda). Adakesan yang intimate, cair, tanpa jarak, dankeakraban yang mampu membuat segalakondisi lebih nyaman dan elegan.Gaya ceplas-ceplos saat dia berceramahdi mimbar itu merembes masuk ke dalamteks buku. Dalam Kata Pengantar, SitiMusdah Mulia menilai: banyak publikyang merasa nyaman dengan figurMamah Dedeh ketimbang figur lain yanglebih educated berkaitan dengan orientasi keagamaan. (hal.viii).Judul bukunya mengambil tagline “curhat”, bukan forum tanya-jawab, bukankonsultasi rumah tangga, atau bukan jugasiraman rohani ala Mamah Dedeh, ataupilihan kata lainnya. Mungkin, spirit kata“curhat” itu yang dituju si penceramah.Dengan sengaja ia memudahkan oranguntuk “curhat”, mencurahkan isi hatitanpa beban, dan berharap mengalirseperti dialog anak dan orang tuanya.Sebenarnya sejak pasca masa Reformasi, Mamah Dedeh sudah kondang sebagai pengisi acara “Ngaji” di sebuah radio swasta. Almarhum Benyamin Sueb lahyang pertama kali menemukan bakat “entertaining” dalam diri penceramah kelahiran Ciamis, 5 Agustus 1951 ini. Dan sejak dua tahun silam, Mamah Dedeh sudahlebih terkenal lagi sejak memiliki sebuahprogram rohani di sebuah televisi swasta.Nah, apa yang dia sajikan dalam bukuini tak ubahnya dengan tampilannya diradio dan televisi. Dialog rohani melaluiforum tanya-jawab; yang bertanya bisa jadi lebih berpanjang lebar, dan bersiaplahuntuk mendapatkan jawaban dari MamahDedeh yang mungkin akan lebih ringkas,dan langsung menyasar ke solusinya.Ia menarik perhatian karena si penceramah bisa menangkap fenomena yangyang terjadi dalam masyarakat kita yangkurang berminat pada ajaran agama yangbersifat progresif dan kritis. Sebab, tulisMusdah lagi, ajaran agama semacam itumenuntut masyarakat berpikir kritis,rasional, dan tidak mudah taklid buta pada suatu pendapat. Ajaran agama progresif biasanya mengedepankan analisayang mendalam, sulit dicerna dan saratdengan argumen rasional yang seringtidak mudah dipahami (hal. viii-ix).Buku panduan praktis memang punyademand tersendiri. Mulai dari kompilasikolom tanya jawab di koran dan majalah,dan yang sekarang ini mendapat perhatian adalah hasil “rekaman” sebuah acaratalk show tanya jawab yang dibukukan.Sesudah Ayah Edy yang duluan pamor dengan buku “talk show”-nya tentang panduan mengasuh anak, dan Safir Sendukdengan konsultasi keuangan, kini giliranMamah Dedeh di ranah yang berbeda.Seperti kata Musdah juga, masyarakatumumnya telah dibebani bermacam problem sehingga merasa terlalu berat jika disuguhi penjelasan keagamaan yang penuhdengan analisis rasional, apalagi jikadisertai penjelasan filosofis panjang lebar…Dan Mamah Dedeh datang membawa solusinya dengan cara yang berbeda. CHUSSJudul Buku:Menuju Keluarga Sakinah Curhat keMamah Dedeh – Solusi-solusi BerdasarkanAl-Quran dan Hadist untuk MencapaiKehidupan Bahagia dalam PernikahanPenulis: Mamah DedehKata Pengantar: Prof. Dr. Siti MusdahMuliaTebal: 205 halaman