Page 60 - Majalah Berita Indonesia Edisi 70
P. 60
60 BERITAINDONESIA, September 2009BERITA DAERAHKeindahan PurwakartaUntuk mewujudkan “Purwakarta Berkarakter”, KabupatenPurwakarta akan ditata dengan satu konsep terpadu yangdigali dari budaya Purwakarta tempo dulu.emerintah Kabupaten (Pemkab)Purwakarta berencana menciptakan Kota Purwakarta menjadikota yang memiliki ruang publikyang memadai dengan cara menata danmengembangkan ruang yang sudah ada.Bupati Dedi Mulyadi SH mengawalipenataan dari lingkungan Pendopo tempat Bupati berkantor, Alun-alun Kiansantang. Tempat itu kini menampilkan wahana baru yang didukung pekarangan dengan arsitektur penuh pesona. Dilengkapisarana pos keamanan di dua pintu masukPendopo, parkir dan kantin serta ruangpedagang tertentu yang dibuat sedemikian rupa hingga menciptakan kantoryang indah dan modern. Jalan masukdisambut oleh 3 gapura, menggambarkanbudaya khas Sunda. Lapangan upacaraKiansantang kini dilengkapi air mancurserta lampu hias yang memberi berbagaimakna bahwa Purwakarta sedang menujukedigjayaan.Langkah Pemkab Purwakarta menataruang publik ini, menurut Kasat Satpol PPDrs Budi Bunyamin, juga mendapatdukungan yang tinggi dari masyarakatluas. Hal itu terbukti dengan kerelaanpara pedagang yang memakai tempattersebut ketika dilakukannya penataanawal alun-alun secara mendadak akhirDesember 2008 hingga awal Januari2009 lalu. Menurut Bunyamin, waktu ituSatuan Satpol PP harus menghentikankegiatan sekitar 400 pedagang kaki limadi lingkungan pendopo. Tanpa melakukanperlawanan, para pedagang saat itumenghentikan dan mengalihkan usahanya ke areal Situ Buled demi terlaksananya penataan pembangunan lingkungankantor bupati tersebut.Kepala Sub Bagian (Kasubag) Pemberitaan Bagian Humas Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purwakarta, Jaya PranoloS.STP, M.Si, kepada Berita Indonesia,menjawab pertanyaan publik tentangperombakan konsep bangunan lingkungan Pendopo menjelaskan, sudah menjadikomitmen Bupati Dedi Mulyadi SH untukmembuat ruang publik yang memadaidengan konsep terpadu, khusus di IbukotaKabupaten Purwakarta. Konsep dibuatmemiliki arti sosiologis dan psikologisbagi masyarakat yang digali dari budayaPurwakarta tempo dulu. Ini merupakansuatu langkah awal dalam upaya mewujudkan Purwakarta berkarakter dengan melestarikan produk-produk bernilai sejarah tinggi, hingga pembangunankota yang dimaksudkan memenuhi unsurfilosofi pembangunan masyarakat Sundayang berbunyi: ’’Bumi Manjing Ka Langitna, tilangit seah hujana, lembur suburkota bagja, masjid jeung diri ngahiji, hartageus ngawujud harti, hokum geus ngarimbunan pohon di sekeliling Situ juga dimaksudkan menjadi paru-paru kota. Di sekeliling telaga, dibangun area untuk olahraga jalan kaki, bersantai dan rekreasi. SituBuleud, taman kota yang indah dan menjadikebanggaan Kota Purwakarta ini olehPemkab Purwakarta ditetapkan sebagaiikon Purwakarta. Untuk itu, pembangunannya terus dilanjutkan dengan membangunberbagai fasilitas pendukung.Tempat wisata publik lainnya yang jugamendapat prioritas dari Pemkab Purwakarta, menurut Jaya Pranolo, salah satuwujud adil, nyanding pamingpin ka rahayat, pandita ajeg wiwaha, ucap- jeunglengkah sarua, pitutur ngawangun subur,ayat ngawujud adad.’’Penataan ruang publik yang kini sedangbergulir, menurut Jaya Pranolo, mencakupkawasan Alun-Alun Kiansantang, SituBuleud dan Situ Wanayasa. Situ Buleud yangdalam bahasa Sunda berarti telaga berbentuk bulat atau lingkaran, terletak di pusatKota Purwakarta, tidak jauh dari Alun-alundan Pendopo seluas empat hektare.Jika menilik riwayatnya, Situ Buleud initermasuk telaga purba. Konon, ketika wilayah kota Purwakarta masih berupa rimba belantara, Situ Buleud adalah tempatkubangan (mandi) badak. Namun, padatahun 1830 - seiring pemindahan IbukotaKarawang dari Wanayasa ke Sindangkasih- Bupati ketika itu, R.A. Suriawinata membangun Situ Buleud sebagai telaga penghias kota. Kini Situ Buleud telah dibangundan ditata kembali oleh Pemkab Purwakarta menjadi lebih indah dan nyaman.Tidak hanya sebagai hiasan kota, tetapinya adalah Situ Wanayasa. Telaga seluas7 hektare ini menyajikan alam yang romantis. Panoramanya, ibarat alunan musik yang menyentuh kalbu. Dari telaga ini,Gunung Burangrang tampak di kejauhan.Warnanya yang hijau kebiruan diselimutikabut tipis menunjukkan pesona yangmemukau. Keindahan tidak sebatas padapandangan mata, tetapi juga sangatmenyejukkan hati dan perasaan.Letak Situ Wanayasa ini 30 kilometer daripusat kota Purwakarta. Bisa ditempuhdengan kendaraan pribadi, angkutan umumataupun bus. Situ Wanayasa, telaga alamyang menjadi sumber irigasi bagi arealpertanian di Kecamatan Wanayasa dansekitarnya, itu juga menjadi salah satu objekwisata kebanggaan Kabupaten Purwakarta.Di lokasi Situ Wanayasa ini terdapat sebuah pulau kecil yang dirimbuni hutan pinus. “Jika tidak sedang hujan. Tatkalaangin bertiup agak kencang, lamat-lamatakan terdengar suara angin mendengungdi sela-sela daun pinus itu. Indah, sangatindah,” urai Jaya sedikit berpromosi. BNDPSitu Buleud, taman kota yang menjadi ikon Purwakartafoto: dok. berindo (bnd)