Page 64 - Majalah Berita Indonesia Edisi 70
P. 64
64 BERITAINDONESIA, September 2009BERITA KESEHATANfoto-foto: istMunculdi Saat StresSaat badan kelelahan atau beban pikiran dan stresmeningkat, muncul suara seperti gemuruh air terjun,berdengung atau berdenging dari dalam telinga. Hampirbisa dipastikan, Anda menderita tinitus. Apakah adaobatnya?ernahkan Anda mendengar kerabat atau teman yang mengeluhtentang gangguan pendengaranyang dialaminya. Atau Anda sendiri mungkin pernah atau sedang mengalaminya. Timbulnya suara asing yangmengganggu pendengaran sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman bahkansampai dapat mengganggu lelapnya tidurseseorang.Jenis suara asing yang timbul dapat bermacam-macam, Ada yang seperti airterjun, dengungan (nada rendah) ataudengingan (nada tinggi) dengan intensitasringan sampai keras, atau suara mendesisyang berasal dari dalam telinga.Gangguan yang lebih dikenal dengan istilah tinitus ini, tidak digolongkan sebagaipenyakit, tapi lebih dikategorikan sebagaigejala dari suatu penyakit atau kondisitertentu. Tinitus yang berasal dari kata“tinnire” yang artinya “membunyikan”dapat diklasifikasikan menjadi tinitusobyektif dan subyektif. Tinitus obyektif bila bunyi yang didengar oleh penderita juga dapat didengar oleh dokter yang memeriksa, dan bersifat subyektif bila bunyihanya didengar oleh penderitanya saja.Seperti yang diakui Dennis, salahseorang penderita tinitus, hobi berenangyang dilakukannya saat SMP sebagaipenyebab dari tinitus. “Dulu telinga sayasering kemasukan air saat berenang dansaya lalai tidak segera mengeluarkannya,akibatnya telinga saya infeksi terusmenerus. Bahkan kata dokter saraf telingasaya sudah rusak,” jelasnya.Lain lagi pengalaman Esti yang menderita tinitus sudah dua tahun. Kebiasaannya mendengarkan musik melalui earphone dengan volume keras membuatpendengarannya kini berkurang danmengalami tinitus.Menurut Dr. Imam Megantara, SpTHTpenyebab tinitus memang beragam, antara lain gangguan keseimbangan cairandalam telinga, infeksi dan peradangan,penyakit yang menyerang tulang-tulangpendengaran dan gendang telinga, penyakit hipertensi, kelainan pembuluhdarah, tumor saraf pendengaran, traumaakibat bising, trauma tulang temporal,atau penyakit Meniere’s.Tinitus dapat berasal dari empat bagiantelinga yaitu telinga bagian luar, telingabagian tengah, telinga bagian dalam danotak sebagai pusat pendengaran. Makindalam letak penyebabnya, makin sulitpenanganannya.Penyebab tersering dari tinitus abnormal adalah rusaknya ujung saraf padatelinga bagian dalam. Sedangkan penyebab yang paling sederhana adalah menempelnya kotoran telinga (serumen) digendang telinga. Kebiasaan mengorekkotoran telinga dengan cotton bud dapatmendorong kotoran ke gendang telinga.Untuk menghindarinya, disarankan untuktidak mengorek telinga sendiri. Lebih baikdatang kepada dokter THT secara rutintiap 6 bulan atau setahun sekali untukmembersihkan telinga.Beberapa obat juga diduga dapat menyebabkan atau memperparah tinnitus.Misalnya antibiotik jenis kloramfenikol,eritromisin, tetrasiklin, obat diuretik, obatmalaria, dan aspirin yang terlalu banyak(lebih dari 12 tablet per hari).Penderita tinitus biasanya kelompokusia produktif dan orang tua. Prosespenuaan menjadi faktor penting darirusaknya susunan saraf dalam telinga.Data statistik yang dimiliki National Centre for Health Statistics di Amerika, sekitar32% orang dewasa pernah mengalamitinitus pada suatu saat tertentu dalamhidupnya, dan 6 % nya sangat menganggu.Sedangkan di Inggris, 17% populasi jugamemiliki masalah tinitus.Perlu diketahui, tidak semua tinitus abnormal. Pada kasus tinitus yang normal, seseorang mendengar bunyi dari dalam tubuh, misalnya suara pernafasan, detak jantung, dan aliran darah. Intensitas bunyi inisekitar 25-30 dB. Tinitus baru menjadigejala jika suara yang didengar intensitasnya >30 dB. “Suara air terjun di telingasaya ini cukup menggangu aktivitas saya.Paling susah kalau harus berbicara denganorang yang suaranya kecil. Saya harusmembaca gerak bibirnya karena suara airterjun di telinga saya lebih besar daripadasuara orang itu,” kata Dennis.Agar. tidak bertambah parah, Dennisberkonsultasi dengan dokter. Dokter menanyakan riwayat penyakit yang pernah dideritanya, dilanjutkan dengan pemeriksaanfisik dan beberapa tes penunjang seperti tesgarpu tala. Hasil pemeriksaan tersebut akandipakai oleh dokter untuk menentukankualitas dan kuantitas dari tinitus.Bila ternyata penyebab tinitus belumdiketahui, dianjurkan untuk melakukanpemeriksaan pendengaran atau audiogram. Pola hilangnya fungsi pendengarandari hasil pemeriksaan audiogram dapatdijadikan pegangan oleh dokter untukmenentukan penyebab tinitus.Pemeriksaan lain yang lebih akuratuntuk menentukan penyebab tinitus adaP