Page 61 - Majalah Berita Indonesia Edisi 70
P. 61


                                    BERITAINDONESIA, September 2009 61BERITA DAERAHBarang Tak Bertuandari MalaysiaSejumlah barang yang ditemukan dalam kapal Tawindo IIdari Malaysia di Tarakan dinyatakan tidak bertuan. Adapersekongkolan pemilik dengan penjahat. Soalnya,kejahatan model ini menguntungkan banyak pihak.apatkah Bea Cukai mengungkapsiapa pemilik barang temuanyang diamankan di Kantor BeaCukai Lingkas Ujung Tarakan sekarang? Pertanyaan seperti ini sebetulnyasudah lama mencuat di tengah masyarakat. Hanya saja, menjadi lebih santerlagi setelah TNI Angkatan Laut (Lanal)Tarakan menemukan barang bawaanpenumpang di atas Kapal Tawindo II dariTawau Malaysia Timur, yang merapat diPelabuhan Melundung Lingkas UjungTarakan, Jum’at (14/8).TNI AL Tarakan sendiri, yang akhirakhir ini ketat melakukan “Anti Teror danPemeriksaan Pelayaran” menemukan 21koli barang elektronik, spare part kendaraan mobil, 960 kilogram daging sapi“Alana” asal India, 10 karung bawangputih, puluhan kotak buah-buahan, danobat-obatan. Pemeriksaan ini dilakukansebagai upaya mengantisipasi masuknyateroris melalui jalur laut. “Secara bersamaan kita temukan barang-barang tersebut. Kotak berisi barang elektronik danspare part kita serahkan kepada pihak Beadan Cukai. Kemudian, barang jenis daging, buah-buahan, dan bawang diserahkan kepada Karantina. Sementara obatobatan diserahkan kepada BPOM,” kataPasintel Lanal Tarakan, Kapten Laut (S)Niknamara, kepada SL Pohan dari BeritaIndonesia.Hingga sekarang, tidak jelas siapapemilik barang tersebut. Sebanyak 21 koliyang diduga berisi barang elektronik,setelah dibuka ternyata isinya 69 unitlaptop dan 73 buah tas. “Sampai saat inibelum diketahui siapa pemiliknya,” kataAdi Rizkiarto, sebagaimana ditulis harianRadar Tarakan. Menurut Kepala SeksiPenindakan dan Penyidikan (P2) Bea danCukai Tarakan ini, sesuai dengan UndangUndang yang berlaku, jika dalam waktu30 hari tidak ada yang mengaku sebagaipemilik, barang tersebut menjadi miliknegara.Memang, hal yang mustahil bila petugasdi Pelabuhan Melundung Lingkas UjungTarakan tidak tahu siapa saja pemilikbarang asal negara jiran itu. Sebab, KapalTawindo II sendiri, merupakan angkutanpenumpang regular Tarakan - Tawau,Sabah Malaysia Timur. “Makanya, kalauada petugas di pelabuhan yang tidak tahusiapa pemilik barang-barang bisnis darisebelah (Tawau, Red), itu namanya bohong,” kata seorang sumber Berita Indonesia di Lingkas Ujung Tarakan.Sumber ini mengungkapkan, barang-barang elektronik tersebut - seperti komputer,laptop, kamera digital, biasanya diangkutdengan menggunakan kapal ikan dari Tawau ke Tarakan. Kapal-kapal ikan itu sandardan membongkar muatannya di PelabuhanTengkayu II Simpang Tiga Tarakan.Dan, sudah merupakan rahasia umum,pemilik barang ini adalah orang dekatmantan pejabat di Tarakan. Tapi, soal mengapa pemilik komputer jenis laptop inimenggunakan kapal angkutan penumpang, hal itu bisa saja karena juragan kapal ikan yang biasa mengangkut, sedangpulang kampung selama bulan Ramadhanini.Tidak ada yang menduga sebelumnya,petugas TNI Angkatan Laut Tarakan akanmelakukan anti teror dengan mencegahmasuknya jaringan teroris Noordin MTop, berhasil menemukan “laptop” sebagai pukulan telak buat petugas Bea danCukai Tarakan. Kasus itu, yang istilahnyadidelapan-enamkan, didamaikan, hinggayang dijadikan sebagai tersangka pemilikbarang tidak diketahui, merupakan langkah yang tepat untuk menutupi aib semuapihak.Yang disayangkan, karena pihak Bea danCukai Tarakan tetap melakukan gerakantutup mulut. Pejabat Kepala Kantor Beadan Cukai Tarakan, I Gusti Gde Permanamenolak memberi keterangan seputarbarang temuan tak bertuan asal Tawau,Sabah Malaysia Timur ini. Ia, bahkanmakin menghindar saat ditanya soal namapemilik barang temuan di atas kapal, yangdijadikan sebagai barang tak bertuan. Tapi,begitulah sikap terbaik yang diambil -semacam kode etik, barangkali.“Mereka enggan buka suara karenamungkin kurang menguasai permasalahan,” kata Erwin pemilik toko VisitekComputer di depan TK Tunas Kasih Karang Balik Tarakan, ketika diminta pendapatnya tentang kasus penyeludupankomputer atau laptop yang diduga banyakmasuk dari Tawau ke Tarakan. “Seharusnya komputer dapat dibedakan daribarang elektronik lain, seperti pesawattelevisi, kulkas, AC, mesin cuci, dan lainlain,” lanjutnya.Kenapa? Soalnya, komputer sangatmendukung pendidikan. Itu, agaknya,yang membuat pemuda ini tidak sependapat jika barang elektronik jenis komputer dikenakan bea dan cukai, dandikatakan sebagai barang seludupan. “DiMalaysia, Singapura, Thailand, dan Australia untuk barang komputer tidakdikenakan cukai, sehingga barang tersebut harganya sangat murah. Mudahmudahan, Indonesia khususnya Tarakandapat mencontoh negara tersebut,” kataErwin berharap. „ SLPDfoto: dok. berindo (slp)TNI AL (Lanal) Tarakan sedang memeriksa orang dan barang di atas Kapal Tawindo II
                                
   55   56   57   58   59   60   61   62   63   64   65