Page 34 - Majalah Berita Indonesia Edisi 72
P. 34
34 BERITAINDONESIA, November 2009LENTERA34Lenterailustrasi: dendyHal yang paling terkesan dalam pengelolaan (manajemen)Al-Zaytun adalah terbinanya kebersamaan yang tidak putus,sustainable, tidak temporer. Segala sesuatu yang telah danakan dilakukan, selalu dipikirkan bersama, dibuat bersamadan dikerjasamakan. Artinya, menetapkan sesuatu,sekalipun ide dari seseorang tapi dikerjasamakan,dijadikan ide bersama. Itulah seni manajemen Al-Zaytun.Wawancara Syaykh AS Panji GumilangSeni Manajemen Kebersatidak mudah mengukurnya. Tidaksemudah mengukur berapa kilometeryang telah dicapai dan berapa kubikyang sudah terisi.Sebab, Al-Zaytun adalah pusatpendidikan dan pengembanganbudaya toleransi dan perdamaian. Halitu bukan sekadar motto tapi kredo.Sebuah cita-cita yang sifatnyamembangun rohani, karakter dansikap mental yang tidak mengenalbatas waktu. Berlaku abadi, selarasdengan manusia itu sendiri. Selarasdengan cita-cita bernegara, selarasjuga dengan cita-cita beragama. Kredoitu tidak bisa diukur dalam 10 tahun.Hal yang paling terkesan adalahseni manajemen kebersamaan yangtidak putus, sustainable. Segalasesuatu yang telah dan akandilakukan, selalu dipikirkan bersama,dibuat bersama dan dikerjasamakan.Artinya menetapkan sesuatu,sekalipun ide dari seseorang tapidikerjasamakan, dijadikan idebersama. “Sebab membuat satu idedari seseorang untuk dimilikibersama, itu memerlukan seni. Seniinilah yang terus kita jalankan jangansampai putus. Kalau ide seorang, itubisa ditentang, kalau belumdisosialisasikan dan diadaptasikan,”kata Syaykh Al-Zaytun AbdussalamPanji Gumilang.Sementara mengenai cita-cita kedepan, Syaykh Al-Zaytunmengemukakan tujuh hal yang harusdimiliki kader produk pendidikanIndonesia untuk menjawab tantanganzaman dalam abad yang sepertisekarang ini. Berikut ini petikanwawancara dengan Syaykh Al-Zaytun:Barangkali walaupun sudahsering kami dengar, perlupenyegaran juga, karena setiapsaat juga ada hal-hal baru dalampemikiran Syaykh tentang AlZaytun, walaupun sejak awalsudah ada landasanlandasannya. Begitu jugatentang kehidupan berbangsadan bernegara. Pertanyaanpertama, Al-Zaytun sudah satudasawarsa, sudah cukup waktuuntuk melihat, sudah ada yangditoleh ke belakang untukmenentukan langkah ke depan.Dari perencanaan semula,apakah dalam satu dasawarsapertama (1999-2009), Al-Zaytunmencapai target?Sebab membuat satu idedari seseorang untukdimiliki bersama, itumemerlukan seni. Seniinilah yang terus kita jalankan jangansampai putus. Kalau ide seorang, itubisa ditentang, kalau belumdisosialisasikan dan diadaptasikan,”kata Syaykh al-Zaytun AbdussalamPanji Gumilang.Al-Zaytun kini telah melewatidasawarsa pertama (1999-2009) dantengah memasuki dasawarsa kedua(2009-2019). Sehubungan dengan itu,Wartawan TokohIndonesia.com danMajalah Berita Indonesia,mewawancarai Syaykh Al-ZaytunAbdussalam Panji Gumilang, diWisma Tamu Al-Islah, Al-Zaytun, 21September 2009.Wawancara berlangsung hampirdua setengah jam, mulai daripencapaian target dalam satudasawarsa, tantangan yang dihadapidan bagaimana Al-Zaytun ke depan,setidaknya sepuluh tahun ke depan?Juga tentang kehidupanbermasyarakat, berbangsa danbernegara, pembangunan demokrasi,pertahanan dan keamanan,pendidikan nasional, ketahananpangan nasional, danpenyelenggaraan pemerintahan dannegara. Semua percakapan ini kamibagi dalam enam topik.Topik tentang masalah pertahanandan keamanan telah kami terbitkanpada Rubrik Wawancara pada Edisi 71dengan judul “Teror Bom, ituKejahatan Kemanusiaan.” Pada edisiini kami mengangkat topik bagaimanaAl-Zaytun melewati dasawarsapertama (27 Agustus 1999 - 2009) danmemasuki dasawarsa kedua (2009-2019). Mengenai pencapaian target,“