Page 12 - Majalah Berita Indonesia Edisi 75
P. 12
12 BERITAINDONESIA, April 2010 foto-foto: istBERITA UTAMAMembuka MisteriMakelar KasusIni berita hebat. Markus dan mafia hukum itu sungguhsungguh nyata (terbukti), rakus dan jahat. Seorangjenderal polisi (bintang tiga) aktif, mantan KabareskrimMabes Polri, Komjen (Pol) Susno Duadji, tampil gagahberani (nekad) sebagai whistleblower. Dia yang tampaknyasedang ’terluka’ membuka rahasia mafia makelar kasus(markus) atau mafia hukum di tubuh Polri (institusinyasendiri) dan lembaga peradilan lainnya, kejaksaan,pengadilan, pengacara dan pengadilan pajak, yang selamaini penuh misteri.ngungkapan misteri mafia hukum oleh seorang jenderal itumembuat pihak-pihak terkait heboh bak kebakaran jenggot. Terutama Markas Besar Kepolisian NegaraRepublik Indonesia (Mabes Polri) yangmerasa ’dikhianati’ berusaha membantah,berputar-putar dan berusaha denganberbagai cara membidik balik si whistleblower.Kasihan Polri yang patut dipuji atas keberhasilannya memperlemah jaringan terorisme. Tapi, sayang, di sisi lain, wajahPolri belum begitu baik akibat belum gemilang memberantas korupsi bahkan masih terus dirusak maraknya praktik tercela, seperti salah tangkap, penjebakandan rekayasa pidana serta makelar kasus.Hampir bersamaan dengan kabar keberhasilan Polri membongkar dan melemahkan jaringan teroris di Pamulang danAceh, antara lain dengan tewasnya Dulmatin, teroris yang diburu beberapa negara, kabar perihal citra buruk Polri yaknipenjebakan dan rekayasa pidana sertamakelar kasus juga tampil di halamanmuka (headline) hampir semua media ditanah air.Kabar citra baik tentang keberhasilanPolri menghajar teroris hanya sepekanmenjadi berita utama media massa. Kabarcitra baik itu kemudian ditindih munculnya kabar buruk yang diawali berita dugaanpenjebakan dan rekayasa pidana oleh Polritentang kepemilikan ganja yang menimpapedagang asongan Usep Cahyono bin AsepSaipudin (20). Kendati Polri dengan tegasmembantah dugaan penjebakan dan rekayasa pidana ini, ternyata publik tidakmudah mempercayainya.Kekurangpercayaan publik terhadapPolri memang bukan hal baru. Apalagibelum hilang dari ingatan publik tentangriuhnya kasus kriminalisasi pimpinanKPK (Bibit dan Chandra, bahkan Antasari). Kendati tidak pernah diakui secaraterbuka tentang adanya upaya kriminalisasi pimpinan KPK itu, tetapi publiktelah memandangnya sebagai salah satuaib besar. Kasus yang ditimpakan kepadaBibit dan Chandra sudah dihentikan,sudah cukup bagi publik untuk tidak lagimempersoalkannya. Walaupun belakangan, setelah terkuaknya banyak fakta dipersidangan, publik masih menungguvonis banding kasus pembunuhan berencana yang didikwakan kepada Antasari.Dalam suasana riuh kabar baik danburuk tentang Polri itu, lalu menyusulsebuah kabar baru, yang sekali lagi,menghentak publik. Kabar makelar kasusPSusno Duadji