Page 41 - Majalah Berita Indonesia Edisi 77
P. 41


                                    BERITAINDONESIA, Mei 2010 41LENTERAmaksudkan dengan kontrabudaya itu: IndonesiaCerdas, Indonesia Toleran, Indonesia Damai, danIndonesia yang Cinta Hukum.Jika seperti itu kontrabudaya yang kita ciptakan melalui budaya baru Indonesia, maka menurut Syaykh Panji Gumilang, kebangkitan duniaIslam melalui dan dimulai dari Indonesia (katabanyak orang) bukan merupakan hal yang mustahil. Oleh karenanya, dia selalu mengajak seluruhcivitas akademik Al-Zaytun dan para sahabatnya,sebagai sebagian kecil dari bangsa Indonesiaharus memulai ke arah itu. Dia mengajak danmenginspirasi semua orang supaya mengatakandengan bahasa lisan, mulai melangkah membangun dan merealisasikan visi budaya baru Indonesia (kontrabudaya).Syaykh al-Zaytun bersama seluruh komponenAl-Zaytun yang berlokasi di desa yang jauh darikeramaian, telah terbukti mengubah suatuparadigma bahwa: “hanya kotalah yang mampumewujudkan fasilitas pendidikan yang memadai.”Ternyata desa jika ditata dan di-manage denganamanah dan jujur perkembangannya jauh lebihcepat dari pada kota yang tidak berbudaya.Maka dalam hal kebijakan dan anggaranpendidikan nasional, Syaykh al-Zaytun berpandangan agar jangan dibedakan antara pendidikandi kota maupun di desa, serta anggaran untuksekolah negeri atau swasta.Kadang-kadang pengamat mengatakan bahwaantara daerah dan kota itu mesti dibedakan.“Itulah yang mesti tidak ada beda, tidak boleh,”tegasnya. Menurutnya, membedakan daerah yangterpencil dengan daerah kota, itu bahaya. Mestinya yang terpencil itulah yang diberi suatutekanan atau aksentuasi, baik pendekatan maupun sarana dan lain-lain sebagainya. Jadi rasanyatidak arif kalau harus dibedakan.Al-Zaytun yang berada di desa, paling jauh darikota, paling sepi, paling hutan, paling tidak adajalan, telah terbukti menjembatani antara perbedaan kualitas pendidikan di desa dan di kota.Begitu pula mengenai sekolah negeri dengansekolah swasta, tidak perlu ada pembatasan.Amanat Undang-Undang Dasar negara mengenaianggaran belanja negara bidang pendidikan 20persen, tidak pakai dibatasi negeri dan swasta.Mestinya semuanya ini harus berimbang. Swasta,yang didirikan tanpa dana pemerintah itu malahharus dipandang sebagai menguntungkan negara.“Maka dalam penggunaan anggaran negara yang20 persen tadi mestinya tidak pakai dibatasiswasta maupun negara,” kata Syaykh PanjiGumilang dalam wawancara dengan TokohIndonesia.com dan Majalah Berita Indonesia.Syaykh al-Zaytun juga tidak sepaham denganpenggunaan istilah pendidikan gratis. Menurutnya, jangan dikatakan pendidikan gratis. Tapipendidikan yang dibiayai oleh pemerintah sepenuhnya. Namun yang terpenting adalah bagaimana kebijakan membangun pendidikan yang baikdan modern. Apakah itu di desa maupun di kota,dilaksanakan oleh negara maupun swasta, tidakdibiayai negara maupun dibiayai sepenuhnya olehnegara.Pendidikan ModernMembangun pendidikan yang baik, menurutSyaykh Panji Gumilang, berarti mendidik berorientasi masa kini dan masa depan. Itu pula yangTAUSIYAH SYAYKH AL-ZAYTUN: Geopolitik, geostrategis dan wawasan Nusantara harus diperkuat dengan pengutamaan pencerdasanbangsa melalui pendidikan.
                                
   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45