Page 37 - Majalah Berita Indonesia Edisi 77
P. 37
BERITAINDONESIA, Mei 2010 37LENTERAdiapit dua benua (Asia-Australia dan dua samudera (Indonesia dan Pasifik).Posisi silang ini tidak saja strategis secara fisikgeografis, tetapi juga ideologis, politis, sosialekonomis, militer dan demografis. Syaykh ASPanji Gumilang sependapat dengan Hasnan Habib(1970)7 yang berpandangan bahwa hanya ada duaalternatif bagi bangsa yang berdiam di posisisilang seperti Indonesia, yakni: 1) harus kuat dansurvive; atau 2) tenggelam dilanda oleh lalulintasyang lebih kuat. Untuk bisa kuat, Hasnan Habiblebih menekankan pada diperlukannya integrasinasional, sementara Syaykh Panji Gumilang lebihmenekankan pada perbaikan pendidikan sebagaijalan utama.Menurut Syaykh al-Zaytun, dengan potensi ini,kita dapat meletakkan visi untuk Indonesia masadepan agar dapat bangkit, berdiri sama tinggi danproduktivitas pengetahuan jauh lebih rendah daripengeluaran lain-lainnya. Syukur dalam beberapatahun terakhir ini telah diamanatkan dalamkonstitusi tentang anggaran pendidikan sebesar20% dari keseluruhan anggaran belanja negara.Itulah sebabnya, menurut Syaykh Panji Gumilang, sehingga dalam segala bidang produktivitaspengetahuan di Indonesia jauh tertinggal darinegara-negara manapun. Akibatnya, bangsa kitajuga belum mampu masuk ke dalam produktivitaspengetahuan baru, bahkan gagal sekalipun hanyauntuk mengubah pengetahuan yang telah adamenjadi inovasi yang berhasil, pengetahuan yangada tetap merupakan informasi dan bukannyamenjadi pengetahuan yang produktif.Mestinya, kata Syaykh Panji Gumilang, kitatidak usah takut menjadi modern, menjadi“terwesternisasi” dalam ekonomi, teknologi,institusi-institusi politik dan kemiliterannyaasalkan kita (khususnya ummat Islam tetapmenjadi muslim yang taat) dan Indonesia yangutuh.Kemerdekaan telah mengantarkan Indonesiakepada pergaulan dan percaturan politik antarbangsa. Namun, dalam percaturan politik antarbangsa belakangan ini, Indonesia tidak banyaktampil berkesan. Hal ini menurut Syaykh PanjiGumilang, disebabkan berbagai krisis yangmelanda di dalam negeri, baik ekonomi, keamanan, dan lain-lain (multidimensi). Daya saingsumber daya manusianya pun belum dapatdiandalkan, memandangkan kualitas pendidikanyang dimiliki masih terus menjadi bahan diskusi.Semua itu merupakan pengalaman yang tidakmengenakkan namun harus dapat dijadikanpendorong untuk maju ke depan.Padahal Indonesia, dilihat dari berbagaipotensi yang dimilikinya, baik potensi geografis,potensi sumber daya alam (SDA) maupun potensisumber daya manusia (SDM), sudah sepantasnyaIndonesia menjadi sebuah negara besar yangberkemampuan memberi kontribusi besar dalampercaturan kehidupan dunia. Lalu kenapa Indonesia masih tergolong miskin dan terpuruk?Ditinjau dari sudut pandang geografi5 (ilmubumi) yang bertujuan6 untuk memperoleh pengertian yang lebih baik tentang dunia (bumi) di manakita hidup, bahwa letak geografis Indonesiaberada dalam posisi silang yang sangat strategis,yakni selain berada dalam garis khatulistiwa juga5 Geografi adalah ilmu tentang lokasi serta persamaan danperbedaan (variasi) keruangan atas fenomena fisik dan manusia diatas permukaan bumi. Kata geografi berasal dari Bahasa Yunani yaitugê (bumi) dan graphein (menulis atau menjelaskan). Geografi jugamerupakan nama judul buku terkenal dan bersejarah yakniGeographia tulisan Klaudios Ptolemaios, pada abad kedua.6 George B. Cressey, seorang ahli ilmu bumi kenamaan berpendapatbahwa tugas pokok geografi adalah untuk mengumpulkan keterangan(data) dari berbagai sumber yang terpencar-pencar untuk kemudiandirangkaikan menjadi satu kelompok keterangan yang secara khususbertujuan untuk memberikan pengertian tentang sesuatu wilayahtertentu. (George B. Cressey: Asia’s Land and Peoples, McGraw-HillBook Company, Inc., New York, 1944-1945, hlm.34-35)7 Hasnan Habib, Wawasan Nusantara dan Hubungannya denganKetahanan Nasional, 1970, Bunga Rampai Ketahanan Nasional,Himpunan Lemhannas, 1980, hlm.101.Lemahnya pendidikan suatu bangsa akan mengakibatkan kelemahan ekonomi,politik dan persatuan bangsa itu. Tampak dalam gambar bursa buku murah.