Page 15 - Majalah Berita Indonesia Edisi 81
P. 15
BERITAINDONESIA, Desember 2010 15BERITA UTAMAyang sering berakibat kekeringan ataubanjir.Secara histografi, Indonesia merupakanwilayah langganan gempa bumi dan tsunami. Tsunami misalnya, dalam sejarahnya sudah sering terjadi di Indonesia. Tsunami tertua di Indonesia tercatat terjadidi Laut Banda 17 Februari 1674. Selamakurun waktu 200 tahun (1801-2010) tidakkurang 164 tsunami terjadi di Indonesia,di antaranya tsunami Aceh 2004 danterakhir tsunami Mentawai 25 Oktober2010.Demikian juga dengan gempa bumi.Negeri ini telah mencatatkan puluhanbahkan ratusan gempa sepanjang ingatanmanusia. Di antaranya, negeri ini mencatatkan gempa besar akibat meletusnyaGunung Krakatau pada tahun 1883,gempa yang mengakibatkan tsunami diAceh 26 Desember 2004, gempa berkekuatan 7,6 skala richter di Padang,Sumatera Barat dan lain-lain. (Baca:Gempa 2004-2009).Bencana akibat gunung meletus jugasering melanda Indonesia. Sebab Indonesia memiliki 500 gunung berapi dan 128di antaranya masih aktif. Terakhir, gunung Merapi meletus 26 Oktober dan 5November 2010, menelan 200-an korbanjiwa dan hampir 400 ribu orang dipaksamengungsi.Namun, kondisi ini tidak membuat Indonesia belajar untuk selalu akrab dengankesiapsiagaan mengantisipasi bencanayang secara terus menerus berulang.Sebagai contoh, bencana gempa tektonikdan tsunami yang melanda daratan Aceh,26 Desember 2004, dan telah menelanratusan ribu jiwa, tampaknya tak cukupmenjadi pelajaran penting bagi pemerintah bagaimana melindungi rakyat dariterpaan bencana. Kealpaan pemerintahdalam melindungi rakyat Aceh darisapuan tsunami, justru dalam waktu yangtidak terlalu lama, hanya kurang darienam tahun (25 Oktober 2010), berulangkembali di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat.Tsunami melanda Mentawai berawaldari gempa berkekuatan 7,2 skala Richter, pada pukul 21.42 WIB, 25 Oktober2010, menelan 509 jiwa dan sebanyak 21orang masih dinyatakan hilang, sebagaimana dikemukakan Kabid Penanggulangan Bencana Badan PenanggulanganBencana Daerah (BPBD) Sumbar, AdeEdwar di Padang, Kamis 18/11/2010.Sebagaimana tsunami Aceh, tidak adaperlindungan nyata dari pemerintahdengan memberi peringatan dini bahwagempa tektonik berkekuatan 7,2 SR dikedalaman 10 km pada titik 78 km BaratDaya Pagai Selatan, Mentawai, SumateraBarat, itu berpotensi tsunami. Ironisnya,ketiadaan peringatan dini itu akibatrusaknya alat pendeteksi tsunami. Konon,alat itu sudah rusak setelah tiga bulan diperairan Mentawai. Sehingga alat pengendus ombak sangat besar pascagempaitu tak bisa terhubung dengan satelit.Kekurangsiapsiagaan juga terjadi dalammengantisipasi letusan Gunung Merapiyang sebenarnya secara teknologi sudahbisa diprediksi. Sehari setelah tsunamimelanda Mentawai, Gunung Merapi diJogyakarta pun meletus 26 Oktober 2010sekitar pukul 17.02 WIB dan disusul 5November 2010, menelan korban ratusanjiwa.Anehnya, lebih 12 jam setelah terjadinya tsunami di Mentawai, pemerintahpusat tampaknya belum tahu persis apayang sesungguhnya terjadi. Staf KhususPresiden Bidang Bencana Alam, Andi Arifmengakui pihaknya tidak memperkirakanakan ada tsunami setelah terjadi gempabumi berkekuatan 7,2 SR. “Bahkan padapagi hari itu, kami baru tahu ada tsunamidari media online,” kata Andi Arif padadiskusi Penanggulangan Bencana diJakarta, Sabtu, 30 Oktober 2010. Akibatnya, dia pun mengakui ada keterlambatan penanganan tanggap daruratbencana tsunami di Kabupaten Mentawai,Sumatera Barat, karena kesimpangsiuraninformasi.Namun di tengah kesimpangsiuraninformasi di pusat kekuasaan itu, AndiArif sempat mengeluarkan pernyataanbahwa tsunami Mentawai digolongkanbencana kabupaten. Bersamaan denganitu, Presiden SBY, yang tengah berada diShanghai, Republik Rakyat Tiongkokmenghadiri World Expo (berangkat dariHalim PK Senin 25/10 pukul 07.30)tampaknya merasa tidak perlu menundakeberangkatannya ke Vietnam.Situs resmi Presiden SBY memberitakan, cuaca mendung dan angin bertiupagak kencang ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Negara Hj AniBambang Yudhoyono beserta rombonganmeninggalkan Shanghai, Republik RakyatTiongkok, Selasa (26/10) pukul 15.30waktu setempat atau 14.30 WIB, melaluiBandara Internasional Pudong. Selanjutnya, Presiden SBY dan rombongan meneruskan kunjungan kenegaraan dan kunjungan kerja ke Hanoi, Vietnam. Denganmenggunakan pesawat khusus kepresidenan Garuda Air Bus 330-300, penerbangan ke Vietnam ini diperkirakan memakan waktu 2 jam 15 menit.Lalu, Selasa (26/10) pukul 17.35 waktuHanoi (sama dengan WIB), PresidenSusilo Bambang Yudhoyono didampingiIbu Negara Hj Ani Bambang Yudhoyonotiba di Bandara Internasional Noi Bai,Hanoi, Vietnam. Presiden SBY besertarombongan (hanya) disambut Duta BesarVietnam untuk Indonesia Nguyen HuuDung. Dari bandara, Presiden langsungmenuju Hotel Grand Plaza, Hanoi, untukberistirahat sebelum memulai kunjungankenegaraan dan peletakan karanganbunga di taman makam pahlawan atauMonument of National Heroes and Martyrs esok hari. Rencananya, SBY akanberada di Vietnam selama enam hariuntuk menghadiri KTT ke-17 ASEAN yangdigelar di National Convention Center(NCC) selama tiga hari.Sementara itu, pada saat Presiden SBYmasih berada di Shanghai, RRT, PresidenAmerika Serikat menyampaikan pernyataan rasa sedih atas tsunami di IndoRING OF FIRE: Empat lempeng aktif bersinggungan dengan Indonesia.foto: wikipedia.com