Page 18 - Majalah Berita Indonesia Edisi 81
P. 18
18 BERITAINDONESIA, Desember 2010BERITA UTAMAfoto: kompas.combelum ada penanganan yang efektif untukmengatasi keadaan pascabencana. Pemerintah berdalih bahwa penyebab kelambatan dan buruknya penanganan pascabencana adalah akibat keganasan alam(gelombang).Hari gini masih berdalih tingginyagelombang. Bukankah sejak dulu sudahtahu bahwa untuk mencapai KepulauanMentawai itu harus menaklukkan keganasan alam? Bahkan, justru itulah dayatarik (kekayaan) Mentawai menjadi salahsatu daerah tujuan pariwisata di SumateraBarat. Selain keindahan alamnya, keganasan ombaknya sangat disukai oleh parapeselancar dunia. Para peminat olahragasurfing luar negeri, terutama dari tetanggaAustralia, sangat menyenangi ombaknya.Konon,Mentawai merupakan terbagusketiga setelah Hawaii dan Tahiti. Jauh diatas Uluwatu-Bali dan Lakey Peak, Sumbawa yang termasuk peringkat ke 17 dan19.Pernyataan yang paling menyedihkanjustru dilontarkan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Marzuki Alie bahwa bencanatsunami adalah konsekuensi masyarakatpesisir. Politikus Partai Demokrat itu,seperti dikutip Kompas Online pada Rabu27/10 lalu, jika mengetahui risiko itu,mestinya mereka pindah. “Pulau kesapuoleh tsunami, ombak besar, konsekuensitinggal di pulaulah,” ucapnya di gedungMPR/DPR, Jakarta. Walaupun kemudian, setelah menerima banyak kecaman,Marzuki meralat dan minta maaf denganmenyatakan bahwa ada keliru persepsiatas pernyataannya.Namun, apa ada yang keliru persepsiatau tidak, pernyataan mestinya merekapindah, itu semakin menunjukkan betapaIndonesia hari ini, masih jauh darikemampuan menguasai, memanfaatkandan mempertahankan tanah airnya.Sebab, jika penduduk Mentawai dipindah,pastilah Australia memanfaatkannyasecara optimal. Indonesia akan kehilangan lagi, seperti Sipadan dan Ligitan.Erupsi Merapi dan Bandang WasiorPenderitaan rakyat dan kelambatanpertolongan tidak hanya terjadi di Mentawai. Tetapi juga di Yogya dan JawaTengah serta Wasior, Papua Barat. Seharisetelah tsunami melanda Mentawai,Gunung Merapi di Jogyakarta meletus 26Oktober 2010 dan meletus lagi pada 5November 2010. Letusan Gunung Merapiini menelan korban sekitar 200 jiwa danhampir 400 ribu pengungsi.Sangat menyedihkan, masih ada ratusan jiwa yang hilang, kendati tanggal 20September 2010 Balai Penyelidikan danPengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta telah merekomendasi status waspada. Kemudian, padatanggal 21 Oktober status berubah menjadi “siaga” sejak pukul 18.00 WIB. Lalu,karena aktivitas yang semakin meningkatdengan tingginya frekuensi gempa multifase dan gempa vulkanik, sejak pukul06.00 WIB tangggal 25 Oktober, BPPTKYogyakarta merekomendasi peningkatanstatus Gunung Merapi menjadi “awas”dan semua penghuni wilayah dalam radius 10 km dari puncak harus dievakuasidan diungsikan ke wilayah aman.Benar, erupsi pertama terjadi sekitarpukul 17.02 WIB tanggal 26 Oktober2010. Sedikitnya terjadi hingga tiga kaliletusan yang menyemburkan materialvulkanik setinggi kurang lebih 1,5 km dandisertai keluarnya awan panas yangmenerjang Kaliadem, Desa Kepuharjo,Kecamatan Cangkringan, Sleman. Erupsipertama ini menelan korban 44 orang,termasuk Mbah Maridjan, sang juru kunciGunung Marapi.Setelah itu terjadi muntahan lava pijardan awan panas secara tidak teratur.Kemudian terjadi peningkatan aktivitassemburan lava dan awan panas sejak 3November. Erupsi eksplosif berupa letusan besar diawali pada pagi hari Kamis, 4November 2010, menghasilkan kolomawan setinggi 4 km dan semburan awanpanas ke berbagai arah di kaki Merapi.Selanjutnya, sejak sekitar pukul tiga sianghari terjadi letusan yang tidak hentihentinya hingga malam hari dan mencapai puncaknya pada dini hari Jumat 5November 2010. Menjelang tengah malam, radius bahaya untuk semua tempatPresiden SBY menyapa warga yang terkena bencana tsunami Mentawai. diperbesar menjadi 20 km dari puncak.Banjir bandang di Wasior menelan banyak korban dan m