Page 43 - Majalah Berita Indonesia Edisi 82
P. 43
BERITAINDONESIA, Februari 2011 43LENTERAAda nggak yang punya kebijakan,bebas. Lah kalau ada majelispermusyawaratan yang menelorkanGBHN, disampaikan. Ini loh maspresiden, sampeyan make. Kalaupresiden kan boleh dipanggil sampeyan.Kalau rasul kan nggak boleh. Inilahenaknya jadi presiden republik itu,begitu. Sampeyan menjalankan ini,kalau nggak cocok ya tak koreksi. Ngehtapi bagus. Itu kata sahabat mahasiswadari Tegal. Ayo siapa lagi yang berani?Terus kita katakan, jangan pernah takut.Tadi kan katanya harus berani. Janganpernah takut. Cuma ngomong saja koktakut di forum yang tidak terhormat,jangan pernah takut. Yang takut itungomong di forum yang tidakterhormat. Kalau yang terhormat, akal,pikiran dan ilmu berjalan. Kalau sudahokol yang berjalan, stop. Diam, ojongomong, terserah ukurannya. Ini sajapesannya.Kembali ke sembilan poin tujuanmerdeka yang ada di dalam pesan-pesandeclaration of independent of Indonesia. Ada lagi poin membangun:Keempat, untuk memajukankesejahteraan umum; Kelima,membangun untuk mencerdaskankehidupan bangsa; Keenam,membangun untuk mewujudkanketertiban dunia; Ketujuh, membangununtuk perdamaian abadi; Kedelapan,membangun untuk keadilan sosial; danKesembilan, membangun untukmempertahankan kedaulatan rakyat.Dalam kaitan dengan membangununtuk mewujudkan ketertiban dunia,kalau Pak Sutiyoso sudah jadi presiden,Syaykh menitip pesan agar hubungandiplomatik dengan Israel dibuka. Sebab,Indonesia sama sekali tidak akanmampu berdiplomasi di dunia yang hariini gegeran kalau tidak masuk ketataran saling menghormati. KalauPalestina, Pak Sutiyoso tidak usah capeklagi karena sudah dibuka hubungandiplomatik. “Kalau bapak jadi presiden,mau masuk ke Israel nggak akan bisapak, belum ada hubungan diplomatik,”kata Syaykh.Bagaimana bisa menata perdamaiandunia kalau menghormati sebuah wujudnegara saja tidak mau. Bahkankemerdekaan dan hakikat negara inimesti ada. Perbedaan agama. Itu alasankecil, alasan orang yang takut dengansemut rangrang.Kesembilan poin merdeka untukmembangun itu dilandasi oleh limanilai. UUD ‘45 tidak pernah menyebutnama dari lima nilai itu. Tapi disebutsatu persatu, yakni berdasarkan kepadaKetuhanan yang Maha Esa,kemanusiaan yang adil dan beradab danseterusnya. Kemanusiaan yang adil danberadab ini kalau mampu dijalankan,itulah ibadah. Bukan duduk di masjidtermenung sambil putar tasbih saja.Senyum kepada sesama manusia pun ituibadah.Menciptakan ketentraman di negara,itu adalah ibadah, sorga. Di manasorganya? Minimal Indonesia anteng.Kalau ada yang mengatakan merekatidak mau kalau itu saja, tapi maunyagegeran. Gegeran di dunia saja neraka,apalagi neraka di akhirat, tidak tahu lagikaya apa. Jadi, ciptakan ketentraman,ketentramanmu, ketentraman semua.Baiknya kita dengan sesama janganpakai dipilah-pilah, karena manusia itutidak ada yang sama, itu ibadah. Kitamencintai sahabat seperti kita mencintaidiri sendiri, ibadah. Iman, ngomong sajaiman Ketuhananan yang Maha Esa tapiberantem terus, berarti belum punyaiman. Ketuhanannya masih belumTuhan.Landasan ketiga, persatuan Indonesia.Syaykh mengatakan dirinya khawatirnanti diam-diam lantas nggak hapal itulima landasan negara. Mungkin kalausudah disebut umpamanya Pancasila,mungkin agak kelenger. Karena dulupernah diuyek-uyek gara-gara nama itu.Tapi sekarang saudara sebutkan satu persatu lima sila itu, itu konstitusional.Nggak disebut namanya pun. PersatuanIndonesia itu bukan satu begini jadiutuh, nggak. Kalau begini tidak bisadisatukan. Persatuan itu kumpulan dariunit-unit, unit yang telah ada.Perihal yang disebut Letjen (Purn)Sutiyoso, ada 17 ribu pulau, bisakahmenjadi negara kesatuan Indonesia?Mau saudara menyatukan pulau dariIrian sampai Sabang. Tapi kalaudisatukan daratannya, mustahil. HanyaAmerika yang bisa menyatukan daratanitu karena memang daratannya segitu.Gampang memimpin Amerika, karenadaratannya satu. Memimpin Indonesiaribuan pulau. Bangsa yang bisamemimpin Indonesia, bangsa yang bisajadi pimpinan Indonesia, hebat itumanusianya, siapa pun.Maka, jangan dikuyo-kuyo itupresiden. Itu pemimpin yang bisamenyatukan negara ini. Jangan di kuyokuyo. Padahal, sambutan masyarakatyang berlebihan terhadap kedatanganPresiden Amerika Serikat, BarrackObama ke Indonesia, melebihisambutan kepada presiden negarasendiri. Syaykh pun kurang setuju.Begitu datang Obama, seperti kena sihir.Bangsa apa ini kok gampang disihir?Kamu punya presiden, hormati.Kok begitu datang Obama, iniIndonesia seperti tidak punya presiden.Memang Obama hebat, tapi milik siapabung? Milik Amerika. Kebetulan karenabeliau tinggal di Menteng, begitu sajakok dibanggakan? Sudah, hormatiObama. Orang yang pandai itu, hormat.Kalau hormat, itu pantas, tapi kalaumenyanjung-nyanjung, terima kasihObama mau datang, apa itu? Indonesiatidak didatangi Obama pun tidakpatokan, nggak kudisan. Kalaudidatangi, hormat, karena presiden yangbisa tampil dengan hebat datang keIndonesia, hormat.Sementara, Presiden SBY ngomongtentang monarki saja diuyek-uyek.Padahal ada, sampai Pak Sutiyoso jadipresiden pun misalnya, masih adakarena itu ditentukan oleh undangundang. Lah kok gegeran sing pintarkaro bodoh, podo wae. Masa presidendikatakan nggak ngerti sejarah,sekolahnya itu dari SD, SMP, SMAmasuk Akademi Militer Nasional di Syaykh Al-Zaytun dan Harmoko saat bertemu di Mahad Al-Zaytun 1 Muharam 1432 H.