Page 60 - Majalah Berita Indonesia Edisi 86
P. 60
60 BERITAINDONESIA, Februari 2013BERITA BUKU Zantan Pangdam Jaya (1996-1997)dan Gubernur DKI Jakarta (1997-2007) Letnan Jenderal TNI (Purn)Sutiyoso meluncurkan buku BiografiMiliternya berjudul THE FIELD GENERAL, Totalitas Prajurit Para Komando,pada Selasa, 15 Januari 2013, pukul 19.30di Ballroom DjakartaTheater, Jakarta.Acara peluncuranbuku tersebut dihadiri para undanganpejabat negara, jenderal, politisi, pengusaha, cendekiawandan tokoh-tokoh dari berbagai kalangandi antaranya mantanWakil Presiden TrySutrisno dan JusufKalla, Menkopolhukam Djoko Suyanto,Menhan PurnomoYusgiantoro, mantanPanglima TNI JokoSantoso, Hendropriyono, Agum Gumelar, Andi Ghalib dansejumlah jenderallainnya. Acara diawali sambutan ketuapanitia Letjen TNI(Purn) Yusuf Kartanegara. Kemudiandilanjutkan prosesi peluncuran yangditandai penandatanganan sampul bukuberukuran besar oleh Sutiyoso yang akrabdipanggil Bang Yos.Kemudian dalam acara talk show yangdipandu pembawa acara Tina Talisa,Bang Yos menjelaskan proses dan motivasi penerbitan buku tersebut. Dilanjutkan penjelasan penulis Ch. Robin Simanullang tentang isi dan proses penulisanbuku, terutama tentang mengapa bukuini diberi judul The Field General, Totalitas Prajurit Para Komando.Bang Yos menjelaskan sejak 2001 diasudah berkeinginan menerbitkan bukubiografi dan sudah ada empat penulisyang melakukannya. Namun, tak satupun yang sesuai dengan harapannya.Sampai kemudian, dipercayakan kepadapenulis kelima yakni Ch. Robin Simanullang, yang sudah pernah menulis biografi singkatnya di Website TokohIndonesia.com dan Majalah Tokoh Indonesia.Menurut Ch. Robin Simanullang, kepercayaan itu merupakan tantangansekaligus kehormatan. Sejak awal diamenyadari bahwa penulisan buku inipastilah tidak mudah, terbukti daripengalaman empat penulis terdahuluyang dia yakini mereka memiliki kualifikasi lebih baik dari dirinya. Namun, sejakpastilah berguna sebagai pelajaran berharga bagi siapa pun.Lalu, dilanjutkan tanggapan empat orang tokoh yakni Letjen TNI (Purn) SofianEffendi (mantan Komandan Tim UmiOperasi Flamboyan Timor Timur), Prof.Dr. Salim Said, MA, MAIA (pengamat militer), Connie Rahakundini Bakri(pengamat militer) dan Drs. H.Suparto Tjitrodihardjo (kakak sulung Bang Yos).Kemudian, acaradiakhiri denganpenyerahan bukukepada para undangan yang diawali penyerahansecara simbolisoleh Bang Yos kepada 30 tokoh.Buku setebal368 halaman yangditerbitkan Pustaka Tokoh Indonesia dan dicetakGramedia itu, antara lain mengungkap operasiintelijen tempurterbatas (limited combat intelligence)yang dilakoni Letnan Jenderal TNI (Purn)Sutiyoso selaku prajurit para komando(Kopassandha - Kopassus) di KalimantanBarat, Timor Timur dan Aceh. Jugamengungkap perannya selaku PangdamJaya dalam mengatasi kerusuhan 27 Juli1996.Letjen TNI (Purn) Sofian Effendi,mantan komandan Sutiyoso, mengungkapkan bahwa Sutiyoso, yang semasamuda lebih dikenal dengan nama SiBandol, memang seorang pemberani yangselalu siap bahkan menawarkan diriuntuk maju dalam pertempuran tersulit.Sementara, pengamat militer Prof. Dr.Salim Said, MA, MAIA mengatakan bukuini menjelaskan dan menolong pembacauntuk mengerti tugas pasukan di lapangan bukan hanya yang tertuang secaratulisan. Selain itu, melalui buku ini, diaberharap pemerintah sekarang dan yangakan datang harus belajar dari pengalaman Timor Timur. Sebab, saat itu yangterjadi merupakan kepentingan militerThe Field GeneralMTotalitas Prajurit Para Komando, Biografi Militer Sutiyosoawal dia merasa optimis akan bisa menyelesaikan penulisan buku tersebut, dengansyarat mampu dan sabar mengosongkandiri untuk menyelami visi tokoh yang akanditulisnya. Setelah visi tokoh tersebutdiselami, dia pun optimis akan berselancar dalam alunan gelombang visitersebut. Akhirnya, penulisan buku inipun dapat diselesaikan dalam tempohampir dua tahun. Penulisannya sendiritidak lama, tetapi pengumpulan datanyayang cukup melelahkan dan membutuhkan tingkat kesabaran melebihi standarkesabaran rata-rata jurnalis. Hal ini bisadimaklumi, karena Sutiyoso lebih banyakberkiprah dalam tugas operasi intelijentempur terbatas yang tabu publikasibahkan nirdokumen.Pada acara peluncuran, Menkopolhukam Djoko Suyanto memberi sambutanmewakili para undangan. Dia menjelaskan bahwa sebuah biografi tidak bisalepas dari subyeknya (subyektivitas).Namun, kisah yang ada di dalamnya

