Page 61 - Majalah Berita Indonesia Edisi 86
P. 61


                                    BERITAINDONESIA, Februari 2013 61YBERITA BUKUdan politik. ‘’Jangan sampai terjadi diPapua yang masih bergolak,’’ kata SalimSaid. Karena itu, katanya, tidak cukupsekadar terharu dan kagum dengan ’bukupolos’ yang menceritakan pengalamanSutiyoso, tapi bagaimana harus mengambil pelajaran dari buku ini.Pengamat militer Connie RahakundiniBakri mengatakan buku ini terbit di saatyang tepat. Sebab, kebanyakan generasimuda memahami Timor Timur dari aspekyang salah. Di antaranya dalam buku initerungkap bagaimana sikap AS saat serangan pertama dilakukan, hanya beberapa jam setelah Air Force One yang ditumpangi Presiden AS Gerald Ford danMenlu Henry Kissingerterbang meninggalkan Jakarta. Namun, kata Connie,yang disesalkan adalah keputusan politik yang tidaksinkron pada periode berikutnya.Connie menilai buku inimenampakkan suatu kejujuran yang menceritakanpengalaman apa adanya.Selain itu, buku ini jugamenunjukkan betapa masih kuatnya peran intelejensaat itu.Kisah IntelijenTempurBanyak hal menarik yangsebelumnya belum terpublikasi dikisahkan dalambuku ini. Di antaranya,bagaimana Sutiyoso (Kapten Infanteri, Kopassandha) disusupkan sendiriansecara klandestin ke TimorPortugis atas penugasan Ketua G-1/Intelijen Hankam Mayjen TNI BennyMoerdani, 1974. Disusul penyamaran timThe Blue Jeans Soldiers dalam OperasiSandhiyudha Flamboyan (1975) yangmelegenda dan belum pernah terpublikasikan. Di antaranya, kisah penyeranganmarkas tentara dan polisi di Suai, TimorPortugis, oleh Sutiyoso (bernama samaran Kapten Manix) dan pasukannya. Sertadrama otentik bagaimana Sutiyoso mengevakuasi empat anggota pasukannya yangtertembak di tengah pengejaran tentaraFretilin.Juga kisah spektakuler dan otentikpenangkapan semua menteri, gubernurdan petinggi Gerakan Aceh Merdekatanpa membunuh dan bahkan tanpamelepas sebutir peluru pun (1978). Hebat,luar biasa! Diawali drama penangkapanspektakuler Menteri Keuangan GAM diMedan yang akan berangkat ke MarkasPBB New York.Kisah operasi intelijen tempur (otentik)yang dilakoni Sutiyoso di Kalbar, TimorTimur, maupun di Aceh, tidak kalah serudan spektakuler dibanding film-filmperang Hollywood (drama fiktif) tentaraAmerika di Vietnam yang selalu amatmenonjolkan kehandalan tentara Amerika.Kendati buku ini hanyalah sekelumitkisah keprajuritan pasukan khusus TNI,penulisnya berharap, kiranya buku inimenjadi inspirasi bagi para penulisskenario dan sutradara film Indonesiauntuk menampilkan kehandalan, heroisme, patriotisme tentara Indonesia, khususnya pasukan elitnya, sebagaimanaHollywood mendramatisir kehebatantentara Amerika.komando pasukan khusus yang palingsering menjalankan tugas di medanmedan operasi yang amat berbahaya. Diaselalu siap melaksanakan tugas, kendatipun hanya sendirian ditugaskan secaraklandestin (rahasia, gelap dan diamdiam) dengan risiko jika tertangkap atauterbunuh tidak akan diakui sebagaiseorang anggota TNI (tidak dikenal). Ituberarti, dia tidak hanya menyabungnyawa, tetapi rela jasadnya pun tidak akandiakui.Maka, tidak berlebihan jika penulisbuku ini berkeyakinan, bahwa penugasan operasi dan intelijen tempur yangdijalankan Sutiyoso adalah penugasanmiliter paling sempurna pada zamannya (Akmil Angkatan1968) bahkan hinggasaat ini (2012). Disebut penugasan militer paling sempurna,bukan hanya karenapaling sering, melainkan juga karena paling berbahaya danberhasil. Namun, karena sifat penugasannya yang antara laindalam operasi intelijen tempur, bahkanoperasi klandestin,tidak mudah memublikasikannya kepadapublik. Sangat berbeda, misalnya, denganOperasi Woyla (Pembebasan pesawat Garuda Indonesia daripembajakan di Bangkok) pada Maret 1981,yang ramai dipublikasikan.Sebagian pengalaman operasi intelijentempur Sutiyoso itu tersaji dalam bukuini. Sehingga buku ini layak dikategorikansebagai biografi militer. Kendati catatanpengalaman militer Sutiyoso ini hanyalahibarat sebuah noktah dalam hamparanluas biografi militer, namun pastilahberguna untuk memperkaya sejarahmiliter Indonesia.Buku biografi militer ini adalah sepenggal dari rangkaian panjang catatan jejakrekam perjalanan hidup Sutiyoso, yangdengan pertimbangan spesialisasi (kekhasan), dirasa perlu menerbitkan secarakhusus. Sehingga pembaca dimudahkanuntuk lebih fokus membaca jejak rekamkemiliteran tersebut. Kiprahnya ketikamenjabat Gubernur DKI Jakarta duaperiode, pada masa sulit dan di era limapresiden, juga sudah dirangkum olehpenulis dalam buku Biografi Kepemimpinan, berjudul ‘Sang Pemimpin’, yangjuga akan segera diterbitkan. „Foto PeluncuranPenulis menamai dan mengelompokkan buku ini sebagai Biografi Militer(Military Biography). Sebuah buku biografi yang secara khusus menyajikan pengalaman empiris Letjen TNI Purn. Dr.HC. H. Sutiyoso, SH, dalam meniti kariermiliter selama 30 tahun. Dimulai dari kegemarannya bertarung (berkelahi) danimpiannya semasa kecil hingga kiprahnyasebagai seorang perwira infanteri dan intelijen pasukan elit TNI-AD (Kopassusdan Kostrad) yang banyak menjalankanpenugasan operasi berisiko tinggi, sampaisebagai panglima komando teritorial(Pangdam Jaya) yang menghadapi danmengatasi banyak peristiwa dan kerusuhan.Pada zamannya, dia seorang perwiraBIOGRAFI MILITER: Letjen TNI (Purn)Sutiyoso menandatangani sampul bukuberukuran besar pada peluncuran bukubiografinya The Field General, Totalitas PrajuritPara Komando, 15/1/2013
                                
   55   56   57   58   59   60   61   62   63   64   65