Page 65 - Majalah Berita Indonesia Edisi 86
P. 65
BERITAINDONESIA, Februari 2013 65YBERITA KESEHATANperdarahan berisiko meningkatkantekanan dalam tengkorak yang mengakibatkan penekanan pada batangotak, tempat pusat pernafasan, danberakhir dengan kematian. Jenis stemsel seperti hematopoietic stem cellmaupun mesenchymal stem cell mampu mengganti kerusakan atau kehilangan sel yang terjadi pada jaringan otak,saraf, dan tulang.Dr. Yunus Tanggo, SpPD, PhD menjelaskan, pada diabetes tipe I, sel betapankreas yang menghasilkan insulinmengalami kerusakan oleh faktorgenetik, lingkungan dan imunologik.Akibatnya terjadi defisiensi insulin danmenyebabkan kadar gula dalam darahmenjadi tinggi (hiperglikemi). Keadaanhiperglikemi jangka panjang mengakibatkan gangguan atau kerusakan pembuluh darah besar (makrovaskular)dan pembuluh darah kecil (mikrovaskular).Kerusakan organ pankreas ini dapatdiatasi dengan transplantasi pankreas.Pankreas pada penderita diganti dengan pankreas dari kadaver (mayat).Tetapi jumlah kadaver sangat sedikitdan obat imunosupresi yang dibutuhkan untuk mencegah reaksi imunologikmenimbulkan banyak efek samping.Transplantasi sel stem merupakanalternatif baik dan telah menunjukkanhasil positif pada tikus dan dombapercobaan. Penggunaan stem sel padapengobatan diabetes tipe 1 adalahdengan transplantasi sel beta yangberperan dalam memenuhi kebutuhaninsulin. Reaksi penolakan pada teknikini sangat minimal.Bahkan, penelitian yang dilakukanoleh James Shapiro dkk di Kanadamenunjukkan pemanfaatan glukokortikoid-free immunosupresi dalammelakukan transplantasi sel betapankreas, dapat menekan kebutuhanakan steroid. Hal ini meningkatkanangka keberhasilan hingga mencapaiseratus persen.Meskipun pemanfaatan teknologistem sel di negara maju telah berkembang sangat pesat, namun di Indonesia masih pada tahap riset dan uji coba.Itupun hanya di tiga rumah sakit, yakniRumah Sakit Cipto Mangunkusumo,RS Harapan Kita dan RS PondokIndah.Terapi stem sel merupakan pengobatan yang langsung memperbaiki sumber masalah dari suatu penyakit danterbukti mampu meminimalisir risikoefek samping hingga 0%. Tingkat kesembuhan yang dihasilkan pun bersifatlebih permanen. DGRKetika OrganWanita TerusikDi dalam siklus kehidupan perempuan, gangguan padaorgan reproduksi dapat berakibat fatal bila tak tepatpenanganannya. Kenali, amati, lalu obati keputihan danoveractive bladder demi kualitas hidup yang lebih baik.eputihan dan overactive bladder merupakan penyakit yangsebenarnya diderita banyakkaum perempuan. Sekitar 75% wanita di seluruh dunia mengalami keputihan minimal sekali dalam hidupnyadan sebanyak 45% akan mengalamikeputihan dua kali atau lebih. Sedangkan gejala overactive bladder setidaknya dialami oleh 53% wanita diAsia.Keputihan timbul akibat infeksi diorgan reproduksi wanita atau akibatjamur candida, jamur mikroskopikdalam vagina yang berlebihan. Dr. dr.Dwiana Ocviyanti, SpOG (K), dokterspesialis kandungan dan ginekologdari FKUI/RSCM menjelaskan, \putihan sering dialami oleh perempuan, akan tetapi jika cairan yangkeluar berlebihan, gatal dan berbau,maka akan mengakibatkan ketidaknyamanan, sehingga dianjurkanuntuk berkonsultasi kepada dokteruntuk mendapatkan pengobatanyang benar.\Tak hanya perempuan menikahyang mengalami keputihan, merekayang belum menikah pun dapatmengalaminya, terutama merekayang sudah haid. Kadang rasa maluuntuk mengutarakan penyakitnyamenghambat seseorang datang kedokter. Bahkan banyak pula yangmenganggap keputihan adalah halyang wajar dan tidak perlu diobati.Padahal keputihan dapat menjaditanda awal dari penyakit seperti vaginal candidiasis, gonorrhea, chlamydia, bahkan kanker.Lebih lanjut, Dwiana menjelaskan,ada keputihan yang normal (fisiologis) dan tidak normal (patologis).Kita dapat membedakannya berdasarkan jumlah, warna, dan bau yangmenyertai keputihan itu sendiri.K

